Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bertahan di Atas Genangan: Kisah Warga Sayung Demak Melawan Banjir Rob
9 Mei 2025 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari AKBAR AHMAD SISWANTO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Setiap pagi, masyarakat Sayung, Demak, tidak hanya disambut oleh sinar matahari, tetapi juga dengan genangan air laut yang menjadi semakin biasa. Banjir rob—air laut yang menggenangi tanah—tidak lagi sekadar masalah musiman, tetapi kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Banjir yang Tak Lagi Musim-an
Sayung, yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah, telah lama diakui sebagai daerah yang rawan banjir rob. Dari total 17 desa dalam Kabupaten Demak yang terdampak, dua pertiganya berada di Sayung. Kenaikan permukaan laut dan penurunan elevasi tanah memicu terjadinya proses tenggelam di area ini secara perlahan. Masyarakat di sana sudah terbiasa melihat halaman rumahnya berubah menjadi seperti kolam.
Adaptasi Ala Sayung: Tanggul, Rumah Panggung, dan Keteguhan
Namun, mereka tidak berdiam diri. Penduduk Sayung menyesuaikan diri dengan cara mereka sendiri. Mereka membangun tanggul, menaikkan tambak, meningkatkan ketinggian rumah, dan beberapa orang beralih pekerjaan—dari petani menjadi buruh atau nelayan. Walaupun terlihat sederhana, semua ini merupakan hasil dari keinginan yang kuat untuk tetap tinggal di tempat asal mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan atau keinginan untuk pindah. Bagi sebagian besar dari mereka, tempat tinggal bukan sekadar bangunan, tetapi simbol kenangan dan warisan keluarga. Mereka memilih untuk bertahan meskipun harus hidup berdampingan dengan air.
Pantura yang Lumpuh
Jalan Pantura, rute utama yang menghubungkan bagian barat dan timur Jawa, juga mengalami dampak. Genangan rob memperlambat kendaraan berat dan bahkan menyebabkan kemacetan serta kecelakaan. Banyak pengendara lebih memilih jalur alternatif yang justru menambah konsentrasi lalu lintas di daerah lain.
Sebagai jawaban, pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak terlihat sebagai hal yang positif. Selain dapat mengurangi kepadatan, tol ini dirancang lebih tinggi agar tidak terpengaruh oleh banjir rob. Namun, warga Sayung tetap memahami bahwa rob bukan hanya sekadar masalah jalan, tetapi juga berkaitan dengan kehidupan yang telah berubah.
ADVERTISEMENT
Saksi Sejarah yang Terus Bertahan
Apa yang terjadi di Sayung bukan hanya sekadar bencana alam, melainkan juga merupakan catatan sejarah. Tempat ini merekam bagaimana manusia berjuang untuk bertahan di tengah krisis lingkungan. Ini juga mencatat bagaimana komunitas membentuk budaya baru dan cara hidup di tengah ancaman yang terus ada.
Sayung mengajarkan kita bahwa adaptasi bukan hanya sekadar bertahan hidup, tetapi juga tentang melawan untuk tidak melupakan—bahwa ada wilayah yang perlahan terbenam, namun semangat penduduknya tetap tinggal di permukaan.