Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Investor AS Berpotensi Masuk Ke Indonesia Pasca Terpilihnya Joe Biden
19 Desember 2020 12:14 WIB
Tulisan dari Akbar Fasya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini Amerika Serikat melakukan pemilihan presiden yang dilaksanakan pada bulan november. dalam pemilihannya tedapat dua kandidat antara Donald Trump dan Joe Biden sebagai calon presiden, dan sementara suara terbanyak dimenangkan oleh Joe Biden. Dalam hal ini, pergantian pemimpin pada Amerika Serikat tentunya juga diikuti oleh perubahan kebijakan sehingga mempengaruhi keadaan dan hubungan yang telah ada sebelumnya terutama dalam konteks ini adalah hubungan antara Amerika-Indonesia. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang direncanakan oleh Joe Biden berpotensi merubah perilaku pelaku ekonomi dalam skala global mengingat Amerika Serikat merupakan negara dengan sistem pasar bebas dan memiliki pengaruh serta jangkauan yang tidak sempit dalam dunia internasional.
ADVERTISEMENT
Rencana kebijakan Biden dalam hal perpajakan. Dia berpendapat bahwa kebijakan perpajakan di masa Trump sangat tidak adil dan menguntungkan orang yang kaya. Biden ingin mengubah sistem perpajakan AS agar lebih adil dengan cara meringankan pajak bagi orang yang berpenghasilan rendah dan akan membebankan pajak yang lebih tinggi bagi orang yang kaya. Hal ini diharapkan mampu menciptakan keadilan bagi sistem perpajakan AS. Kemudian, janji kebijakan ketiga Biden di bidang ekonomi yakni menciptakan Amerika yang swasembada. Dengan ini diharapkan agar Amerika tidak bergantung pada produk Impor asing. Selain itu, dari berbagai janji kebijakan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat salah satunya adalah dalam memberikan stimulus fiskal, beliau berjanji akan memberikan sekitar US$2,5T dalam periode jabatannya. Hal tersebut pastinya akan memberikan dampak yang cukup signifikan dalam perekonomian dunia, karena diketahui ekonomi Amerika merupakan 30% dari perekonomian dunia.
ADVERTISEMENT
Josua (2020), berpendapat bahwa perbesaran kebijakan stimulus fiskal yang disusung oleh Biden bersama Partai Demokrat akan berpotensi adanya aliran-aliran dana keluar dari Amerika Serikat ke negara-negara berkembang. Oleh sebab itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang berpotensi mendapatkan dana tersebut sehingga terjadi penguatan pada rupiah apabila Indonesia dapat menggunakan dana tersebut dengan baik.
Pendapat yang berlawanan justru hadir dariAfriyadi (2020), beliau memaparkan beberapa alasan kemenangan Joe Biden pada pilpres Amerika Serikat yang memungkinkan adanya pengaruh negatif pada perekonomian dan ekspor-impor Indonesia karena jumlah ekspor komoditas tidak ramah lingkungan dari Indonesia akan menurun. Begitu juga ekonom senior Faisal Basri, beliau berpendapat bahwa kemenangan Biden tidak lebih menguntungkan pada perekonomian Indonesia karena persyaratan bisnis bilateral yang lebih rumit.
ADVERTISEMENT
Perlu diperhatikan bahwa Indonesia bukanlah mitra dagang yang cukup signifikan bagi perekonomian AS. Meskipun demikian, dengan terpilihnya Biden akan ada peluang bagi Indonesia untuk mendatangkan investor asing ke dalam negeri. Aksi Biden yang tidak terlalu vulgar seperti Trump sehingga akan menurunkan tensi perang dagang AS-Cina. Kemudian kebijakan kenaikan pajak yang digagas oleh Joe Biden dalam kampanyenya memengaruhi perilaku investor Amerika Serikat. Banyak dari investor akan keluar dari AS karena pajak yang tinggi. Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk memaksimalkan daya tarik investor asing dengan penggarapan Omnibus Law Ciptaker yang digadang-gadang mempermudah investasi asing masuk ke dalam negeri. Belum lagi dengan isu sumber daya terbarukan, Indonesia merupakan surga pertambangan bahan mentah yang tentunya akan menarik bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Live Update