Konten dari Pengguna

Delegasi Jepang Terpesona Karya Warga Binaan

Akbar Hadi
Pusat Data Informasi dan Komunikasi Publik
24 April 2025 17:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penampilan Reog Rutan Ponorogo saat penutupan IPPA Fest di lapangan Banteng Jakarta Pusat pada 23/04/2025. (Dok.: Humas Kemenimipas)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Reog Rutan Ponorogo saat penutupan IPPA Fest di lapangan Banteng Jakarta Pusat pada 23/04/2025. (Dok.: Humas Kemenimipas)
ADVERTISEMENT
Masyarakat riuh rendah memenuhi Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, di hari ketiga Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) 2025. IPPAFest adalah festival tahunan yang memamerkan karya para Warga Binaan, yang digelar Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas).
ADVERTISEMENT
Meski panas terik, antusiasme para pengunjung tak surut untuk beranjak dari tempatnya berdiri. Salah satunya Eriko Kikuchi, Advisor on Legal Consistency di JICA (Badan Kerja Sama Internasional Jepang). Datang bersama rekan-rekan delegasi, Eriko tak lelah berjalan menyusuri stan-stan dan tenda pameran yang berjejal. Mereka terpesona hasil karya unik para Warga Binaan dari Kanwil Pemasyarakatan se-Indonesia. Mulai dari makanan olahan, kerajinan tangan, hingga lukisan menawan.
"Saya terpesona dengan berbagai stan unik dan menarik dari para petugas Lapas. IPPAFest memberikan saya pengalaman yang luar biasa," puji Eriko saat ditemui.
Eriko dan rekan-rekan perlahan melangkah menyusuri stan Kanwil Ditjen PAS Lampung, Sumatera Selatan, Bali, dan Kalimantan. Bukan hanya melihat-lihat karya seni, mereka juga mencicipi panganan olahan. "Cita rasa teh dari Riau itu manis, pas, dan lembut. Kerajinan tangan dari Lampung begitu halus dan indah, sampai tidak percaya itu produk lapas. Camilan dari Palembang juga sangat renyah dan enak disantap. Stan Bali dan Kalimantan sangat meriah," tuturnya panjang lebar. "Waktu saya tak cukup mengunjungi semua stan. Acara ini luar biasa, lain kali pasti kami akan kembali datang," janji Eriko.
Eriko (berkacama dan berbaju krem) ketika mengunjungi Stand Kanwil Ditjen PAS Lampung pada gelaran IPPA Fest 2025. (Dok.: Humas Kemenimipas)
Menurutnya, aktivitas kerja di lapas berperan penting bagi para Warga Binaan. Agar mereka bersemangat, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan kehidupan sosial. "IPPAFest memberikan kesempatan agar produk Lapas lebih dicintai dan digunakan masyarakat. Juga membantu reintegrasi Warga Binaan," beber Eriko.
ADVERTISEMENT
Dia teringat lapas-lapas di Jepang yang juga menghasilkan beragam produk Warga Binaan. Antara lain kerajinan tradisional, furnitur, makanan, deterjen, dan kebutuhan sehari-hari, yang dipasarkan dengan merek CAPIC (Correctional Association Prison Industry Cooperation Project/Proyek Kerjasama Asosiasi Pemasyarakatan untuk Industri Lapas). "Produk hasil kerja lapas dikenal dengan harga terjangkau dan kualitas tinggi, sehingga banyak produk menjadi populer di masyarakat Jepang," ungkap Eriko.
Rasa takjub akan IPPAFest 2025 disampaikan Eriko kepada Kakeru Fujiyama, First Secretary Kedutaan Besar Jepang. Dia ikut kaget bercampur senang. "Menarik sekali semua kantor daerah berkumpul dengan produk-produk uniknya. Saya bisa melihat keberagaman budaya Indonesia," ucap Kakeru.
Kakeru Fujiyama, First Secretary Kedutaan Besar Jepang berfoto bersama crew kesenian Ponorogo pada gelaran IPPA Fest 2025 di Lapangan Banteng Jakarta Pusat. (Dok.: Istimewa)
Dari curhatan dan foto-video Eriko, dia merasa IPPAFest 2025 bagaikan Taman Mini Indonesia Indah. "Saya sangat menikmati suasananya. Produk meriah, dekorasi cantik. Tahun depan saya ingin melihat acaranya," seru Kakeru.
ADVERTISEMENT
Adapun IPPAFest 2025 ditutup pada Rabu (23/4/2025) dengan penampilan memukau tim Reog dari Rumah Tahanan (Rutan) Ponorogo. Seni pertunjukan khas Jawa Timur tersebut mengiringi prosesi kedatangan Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Silmy Karim, serta Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi, menuju panggung utama.
Wakil Menteri Imipas Silmy Karim didampingi Dirjen PAS Mashudi diiringi seni reog Ponorogo menuju panggung kehormatan pada acara penutupan IPPA Fest 23 Maret 2025 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. (Dok.: Humas Imipas).
Reog yang ditampilkan Warga Binaan bukan sekadar pertunjukan biasa. Gerakan yang lincah, kostum megah, dan iringan musik tradisional berhasil memukau para penonton. Dentuman kendang, semangat dadak merak, hingga tarian jathilan dibawakan penuh semangat.
"Pertunjukan luar biasa. Ini bukti bahwa pemasyarakatan mampu melestarikan budaya sekaligus memberikan ruang ekspresi bagi Warga Binaan," kata Silmy.
"Reog ini bukan hanya seni. Ini adalah cerminan pemasyarakatan yang berhasil menggali potensi lokal dan membawanya ke panggung nasional," tandas Mashudi.
ADVERTISEMENT