Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Panggilan Membangun Negeri: Upaya Generasi Milenial Mempertahankan Pancasila
15 Maret 2022 17:28 WIB
Tulisan dari Akbar Heidar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Milenial tangguh dengan pancasila. Foto: Foto pribadi](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/37754e1476e210a9ad57b43820c98c64a5fe6fe2f2ffc5ca721a3eddcda763f4.png)
ADVERTISEMENT
Antusias tinggi dan berwawasan luas memang menjadi ciri khas generasi milenial. Hal ini didukung dengan pesatnya perkembangan teknologi di mana semua berita dapat masuk tanpa bisa dicegah. Tak hanya berita, tetapi juga politik, budaya, pendidikan, dan mungkin semua sektor akan terdampak dengan perkembangan teknologi. Sayangnya, tidak semua akan memberikan pengaruh positif bagi negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Budaya lokal yang dianggap tak semenarik budaya asing, membuat generasi milenial makin lupa identitasnya sebagai warga negara Indonesia. Ini terlihat dari perilaku hidup yang beranjak menjauhkan diri dari nilai-nilai luhur Pancasila. Bahkan budaya asing kini lebih melekat dalam diri mereka daripada nilai-nilai Pancasila. Sangat disayangkan bahwa generasi penerus banga semakin menjauhkan diri dari panggilan untuk membangun negeri.
Lunturnya nilai-nilai Pancasila di kalangan remaja akhirnya memunculkan berbagai pertanyaan. Apa yang terjadi kepada Indonesia 10 tahun ke depan? Bagaimana dengan jati diri bangsa yang makin hilang dalam diri para remaja? Atau bagaimana Indonesia bisa maju jika para generasi penerusnya tidak peduli terhadap bangsanya sendiri? Pancasila memang akan tetap hidup selama Indonesia berdiri. Namun, jika generasi milenial tidak menjaga dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, maka dapat dipastikan Pancasila akan tergantikan posisinya dengan budaya asing pada masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya terdapat upaya mempertahankan nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial yang makin dibutakan dengan budaya asing. Sebagaimana yang tertera di buku pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Cara-cara tersebut adalah hal klasik seperti belajar dengan serius, mengikuti upacara bendera, tidak melakukan bullying, dan saling menghargai perbedaan. Tetapi bagi generasi muda hal itu sudah terlalu sering didengar dan dipelajari, sehingga mereka terkesan bosan untuk mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring berkembangnya teknologi, media sosial dapat menampilkan apa saja tanpa terkecuali. Kasus bullying dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk unggahan. Sebaliknya, mengapa tidak kita manfaatkan kecanggihan teknologi untuk hal-hal yang positif? Bukan lagi melihat atau menggunakan media sosial untuk bullying tetapi kita dapat menggunakannya sebagai tempat untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila.
ADVERTISEMENT
Diri sendiri dituntut untuk bisa mencermati hal mana yang dapat diikuti dan bagian mana yang harus ditinggalkan. Orang tua juga memiliki peran penting dalam perkembangan mentalitas anak-anak mereka. Pendidikan karakter di rumah yang kuat, mendampingi dan membatasi anak saat menggunakan media sosial atau mendengarkan berita menjadi salah satu contoh yang dapat diterapkan di rumah. Pendidikan karakter di sekolah juga tak kalah penting. Tugas guru bukan hanya menjadi pengajar yang baik, tetapi juga pendidik karakter dan moral.
Dengan beberapa hal di atas, diharapkan generasi milenial akan mampu merealisasikan dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka. Masih banyak cara-cara lain yang dapat dilakukan untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Namun, yang harus diingat adalah Pancasila akan senantiasa berjalan bersama bangsa Indonesia, tetapi Pancasila tak selamanya hidup dalam diri manusianya jika dibiarkan mati begitu saja.
ADVERTISEMENT