Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Gaji UMR Tak Cukup Hidup Layak? Inilah Realita Anak Muda di Kota Besar
9 Mei 2025 16:08 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Akbar Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bertahun-tahun setelah diterapkannya Upah Minimum Regional (UMR) di Indonesia, masih ada satu pertanyaan besar yang menggantung di benak banyak orang, terutama kaum muda yang baru mulai berkarir: apakah gaji UMR benar-benar cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak? Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, yang menjadi pusat ekonomi dan industri, gaji yang tertera sebagai UMR sering kali tidak mencerminkan kenyataan hidup para pekerja muda. Ketika harga barang dan kebutuhan pokok terus meningkat, UMR tampaknya semakin tidak mampu mengikuti realitas biaya hidup yang sebenarnya. Artikel ini akan membahas bagaimana gaji UMR yang ada saat ini tak lagi mencukupi untuk hidup layak di kota besar, serta mengapa hal ini menjadi masalah yang serius bagi generasi muda.
ADVERTISEMENT
UMR: Apa Itu dan Seberapa Relevankah Saat Ini?
Upah Minimum Regional (UMR) adalah standar gaji minimum yang ditetapkan pemerintah daerah untuk melindungi tenaga kerja dari eksploitasi dan untuk memastikan adanya penghasilan dasar bagi pekerja di setiap daerah. UMR diatur berdasarkan keputusan pemerintah pusat dan dapat berbeda antarprovinsi sesuai dengan tingkat perkembangan ekonomi daerah tersebut.
Namun, meskipun diatur oleh pemerintah, UMR di kota-kota besar seringkali jauh dari kata mencukupi. Contohnya, di Jakarta, meskipun UMR pada tahun 2025 telah mencapai sekitar Rp 5,6 juta, biaya hidup di ibu kota yang sangat tinggi membuat gaji ini sulit untuk memenuhi semua kebutuhan pokok. Bagi anak muda yang baru memasuki dunia kerja, gaji sebesar ini sering kali hanya cukup untuk menutupi biaya sewa tempat tinggal, makan, dan transportasi.
ADVERTISEMENT
Kenaikan Biaya Hidup yang Tak Terkejar UMR
Salah satu alasan mengapa gaji UMR sering dianggap tak mencukupi adalah karena inflasi dan kenaikan harga barang yang terus meningkat. Kebutuhan pokok seperti pangan, transportasi, dan perumahan mengalami lonjakan harga yang sangat signifikan, sementara kenaikan UMR tidak selalu sebanding dengan kenaikan biaya hidup tersebut. Misalnya, harga sewa apartemen atau kos-kosan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya terus melonjak seiring bertambahnya permintaan. Sewa tempat tinggal, yang bisa memakan hampir 40-50% dari total gaji UMR, membuat sebagian besar pekerja muda tidak bisa mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan lainnya, seperti tabungan atau investasi dalam pengembangan diri.
Belum lagi, harga bahan makanan yang semakin tidak terjangkau bagi pekerja dengan gaji UMR. Makanan sehat dan bergizi yang seharusnya menjadi prioritas bagi kesehatan tubuh, menjadi semakin sulit diakses. Kebanyakan pekerja muda terpaksa memilih makanan yang lebih murah meski tidak sehat, yang bisa berdampak pada kualitas hidup mereka dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Kesenjangan antara Gaji dan Kebutuhan: Kapan UMR Bisa Menjembatani?
Salah satu dampak besar dari ketidaksesuaian antara UMR dan biaya hidup adalah semakin berkembangnya kesenjangan sosial. Banyak anak muda yang bekerja di kota besar merasa terperangkap dalam lingkaran yang sulit dipecahkan: meski sudah bekerja keras, gaji mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak. Hal ini berakibat pada rendahnya kualitas hidup mereka, dengan banyak yang terpaksa bekerja di beberapa pekerjaan sampingan (side hustle) hanya untuk sekadar bertahan hidup. Bagi sebagian orang, ini juga menjadi penyebab stres, kecemasan, dan ketidakpuasan terhadap kehidupan mereka.
Namun, meski kenyataannya pahit, beberapa orang di kalangan anak muda merasa terpaksa untuk terus berjuang dalam kondisi ini. Gaji UMR yang terbatas justru memotivasi mereka untuk mencari peluang lain, baik dengan mengambil pekerjaan tambahan, menjadi freelancer, atau bahkan menjalankan usaha kecil-kecilan. Meskipun demikian, tidak semua orang memiliki kesempatan atau modal untuk melakukan hal ini. Bagi mereka yang tidak beruntung, hidup dengan gaji UMR di kota besar sering kali menjadi perjuangan yang tiada habisnya.
ADVERTISEMENT
Solusi atau Harapan?
Dengan meningkatnya kesadaran akan masalah ini, pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu lebih memperhatikan masalah ini. Upah Minimum yang lebih realistis perlu ditetapkan berdasarkan kebutuhan hidup yang nyata, bukan hanya berdasar angka statistik atau angka yang dihasilkan dari kalkulasi ekonomi makro yang terpisah dari kenyataan lapangan. Selain itu, sektor-sektor yang menjadi pendorong utama perekonomian seperti perumahan, transportasi, dan bahan pokok juga harus menjadi perhatian khusus agar biaya hidup di kota besar bisa lebih terjangkau.
Tidak hanya pemerintah, para pengusaha dan perusahaan juga perlu lebih bijak dalam menetapkan gaji dan fasilitas yang mereka tawarkan kepada karyawan, terutama bagi mereka yang baru memulai karir. Pemberian tunjangan seperti transportasi, makan, atau bahkan tempat tinggal yang terjangkau bisa sangat membantu dalam mengurangi beban biaya hidup pekerja muda. Selain itu, pendidikan keuangan dan pelatihan pengelolaan anggaran juga bisa menjadi solusi agar pekerja muda lebih bijak dalam mengelola gaji yang terbatas.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Gaji UMR di kota besar memang masih menjadi masalah bagi banyak anak muda yang baru memasuki dunia kerja. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk meningkatkan upah minimum, kenaikan biaya hidup yang sangat cepat membuat banyak pekerja muda kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kebijakan yang lebih responsif terhadap kenyataan lapangan, baik dari sisi pemerintah, pengusaha, maupun individu itu sendiri. Sampai saat itu terjadi, kita berharap agar generasi muda dapat terus menemukan cara untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan kehidupan yang semakin kompleks ini.