Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
#KaburAjaDulu: Antara Hak Pribadi dan Tanggung Jawab pada Negeri
8 Mei 2025 17:13 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Akbar Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Fenomena #KaburAjaDulu menjadi perbincangan hangat di media sosial beberapa waktu terakhir. Tagar ini muncul dari keresahan sebagian generasi muda Indonesia terhadap berbagai masalah dalam negeri: lapangan kerja yang sempit, upah rendah, ketidakpastian hukum, hingga korupsi yang seakan tak kunjung tuntas. Bagi banyak anak muda, meninggalkan Indonesia dan mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri dianggap sebagai jalan keluar yang realistis.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang hak asasi manusia, keputusan untuk merantau, bekerja, atau bahkan menetap di negara lain adalah bentuk kebebasan individu. Setiap orang berhak memperjuangkan kualitas hidup yang lebih baik. Maka, mengecam pilihan ini secara mutlak jelas tidak adil. Dalam dunia yang makin global, mobilitas internasional bukan lagi hal tabu. Justru banyak negara maju yang mendorong warganya untuk berpengalaman di luar negeri, selama itu memperkaya kompetensi dan membawa manfaat ketika kembali.
Cermin Retak di Rumah Sendiri
Namun, di sisi lain, maraknya #KaburAjaDulu juga menunjukkan sinyal kegagalan negara dalam menciptakan ekosistem yang sehat bagi anak muda untuk tumbuh dan berkontribusi. Ketika generasi produktif lebih memilih pergi daripada membangun, maka kita harus bertanya: ada apa dengan rumah kita?
ADVERTISEMENT
Antara Pelarian dan Perjuangan
Di titik inilah tanggung jawab kolektif perlu dibicarakan. Meninggalkan negeri bukanlah dosa, namun jika seluruh potensi terbaik bangsa memilih jalan keluar yang sama, siapa yang akan memperbaiki keadaan? Perubahan sejati tak lahir dari pelarian, tapi dari keberanian untuk bertahan dan memperjuangkan yang benar, walau sulit.
Menuju Solusi: Bukan Menyalahkan, Tapi Membenahi
Solusinya bukan menyalahkan mereka yang memilih pergi, tapi memperbaiki sebab-sebab kepergian itu. Negara perlu membuka ruang partisipasi yang lebih luas, menciptakan keadilan sosial, dan menumbuhkan harapan. Karena sejatinya, tak ada yang lebih menyakitkan daripada mencintai negeri sendiri, tapi merasa tak punya tempat di dalamnya.
Pilihan untuk tinggal atau pergi adalah hak pribadi. Namun, kesadaran akan tanggung jawab pada negeri adalah panggilan moral yang patut direnungkan bersama.
ADVERTISEMENT