Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Shin Tae-yong Pergi: Apa yang Sebenarnya Diinginkan Sepak Bola Indonesia?
7 Januari 2025 17:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Akbar Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berita perpisahan Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia memicu berbagai reaksi dari publik sepak bola nasional. Ada yang menyayangkan kepergian pelatih asal Korea Selatan ini, sementara yang lain melihatnya sebagai kesempatan untuk memulai era baru. Namun, hal yang lebih penting untuk dibahas adalah: apa yang sebenarnya diinginkan sepak bola Indonesia dari perjalanan ini?
ADVERTISEMENT
Prestasi yang Membanggakan di Tengah Harapan Tinggi
Shin Tae-yong mulai menangani Timnas Indonesia pada akhir 2019, membawa visi baru yang bertumpu pada pembinaan pemain muda dan peningkatan mental bertanding. Di bawah asuhannya, Timnas U-20 berhasil lolos ke Piala Asia, dan skuad senior menunjukkan performa kompetitif di tingkat Asia Tenggara. Hasil ini memberikan secercah harapan bagi masa depan sepak bola nasional.
Namun, harapan yang besar sering kali berubah menjadi tekanan yang sulit diatasi. Publik dan federasi menuntut hasil instan, meskipun pembangunan tim yang tangguh memerlukan waktu dan proses. Ketidaksabaran inilah yang akhirnya mengarah pada keputusan berpisah dengan Shin Tae-yong, meskipun banyak pihak mengakui kontribusinya.
Kepergian yang Mengungkap Masalah Sistemik
Kepergian Shin Tae-yong bukan semata soal hasil pertandingan, melainkan cerminan dari permasalahan yang lebih dalam dalam sistem sepak bola Indonesia. Siklus pergantian pelatih yang cepat menjadi bukti kurangnya komitmen terhadap program jangka panjang. Pelatih sebelumnya juga menghadapi situasi serupa, di mana mereka terpaksa meninggalkan proyek yang belum sepenuhnya terealisasi.
ADVERTISEMENT
Indonesia kerap terjebak dalam pola pikir mencari hasil cepat tanpa mempertimbangkan investasi jangka panjang. Tanpa perubahan mendasar pada sistem, siapa pun pelatihnya akan menghadapi tantangan yang sama.
Apa yang Harus Menjadi Prioritas?
Pertanyaan inti yang harus dijawab adalah: apa yang sebenarnya diinginkan sepak bola Indonesia? Jika targetnya adalah prestasi instan, maka pola pikir ini harus segera diubah. Negara-negara dengan ekosistem sepak bola yang maju, seperti Jepang atau Korea Selatan, membutuhkan proses panjang untuk mencapai kesuksesan internasional. Mereka fokus pada pembinaan usia dini, pengembangan kompetisi lokal, dan pembangunan infrastruktur yang kokoh.
Indonesia harus memiliki visi yang jelas. Program pembinaan pemain muda, liga domestik yang kompetitif, dan dukungan penuh dari seluruh ekosistem sepak bola adalah elemen yang tidak bisa ditawar. Tanpa itu, keberhasilan hanya akan menjadi impian semata.
ADVERTISEMENT
Melangkah Setelah Shin Tae-yong
Setelah perpisahan ini, tugas besar menanti PSSI dan Timnas Indonesia. Pemilihan pelatih baru harus didasarkan pada visi jangka panjang, bukan sekadar nama besar atau kepopuleran. Federasi juga harus menunjukkan komitmen untuk mendukung pelatih baru dengan menyediakan sumber daya yang memadai dan konsistensi dalam program pembangunan.
Kepergian Shin Tae-yong memang menjadi pukulan besar, tetapi ini juga bisa menjadi titik balik untuk introspeksi. Sepak bola Indonesia memiliki potensi besar, dan untuk mengubah potensi itu menjadi prestasi, diperlukan kerja keras kolektif serta perubahan pola pikir yang mendalam.
Kesimpulan
Shin Tae-yong telah memberikan kontribusi berarti dalam perjalanan sepak bola Indonesia, terutama dalam pembinaan mentalitas pemain muda. Namun, perjalanannya tidak boleh berhenti di sini. Indonesia harus menentukan apa yang sebenarnya diinginkan dan berkomitmen untuk mencapainya. Jika tidak, siklus kegagalan dan pergantian pelatih hanya akan terus berulang, menjauhkan mimpi besar untuk bersaing di kancah dunia.
ADVERTISEMENT