Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Strategi ASEAN Menghadapi Rivalitas AS-Tiongkok di Kawasan
8 Januari 2025 14:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Akbar Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rivalitas antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok semakin memanas dalam berbagai aspek, termasuk politik, ekonomi, dan militer. Asia Tenggara menjadi salah satu medan penting dalam persaingan ini, mengingat posisi strategis kawasan yang menjadi jalur perdagangan global serta pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Di tengah persaingan dua kekuatan besar ini, ASEAN menghadapi tantangan besar untuk menjaga stabilitas kawasan, melindungi kepentingan kolektif, dan mempertahankan otonomi strategis. Bagaimana strategi ASEAN dalam menghadapi rivalitas ini?
ADVERTISEMENT
Memperkuat Sentralitas ASEAN
Sentralitas ASEAN menjadi prinsip utama yang harus terus diperkuat. Sebagai organisasi regional, ASEAN perlu memastikan bahwa kebijakan dan inisiatif kawasan dipandu oleh konsensus internal, bukan oleh kepentingan eksternal. Mekanisme seperti ASEAN Regional Forum (ARF), East Asia Summit (EAS), dan ASEAN Defense Ministers’ Meeting Plus (ADMM-Plus) menjadi platform penting untuk menjaga relevansi dan peran sentral ASEAN dalam merespons dinamika geopolitik.
Namun, sentralitas ini sering kali diuji oleh perbedaan kepentingan di antara negara anggota. Oleh karena itu, ASEAN harus meningkatkan solidaritas internal melalui dialog intensif dan upaya menyelaraskan prioritas bersama, khususnya terkait isu-isu sensitif seperti Laut Cina Selatan dan kebijakan perdagangan.
Mengelola Hubungan Ekonomi dengan Bijak
Salah satu cara ASEAN menghadapi rivalitas AS-Tiongkok adalah dengan memanfaatkan hubungan ekonomi kedua negara. AS tetap menjadi salah satu mitra dagang terbesar ASEAN, sementara Tiongkok telah menjadi mitra dagang utama selama beberapa tahun terakhir. ASEAN harus memastikan bahwa hubungan ekonomi ini tetap seimbang dan saling menguntungkan, tanpa terlalu bergantung pada salah satu pihak.
ADVERTISEMENT
Inisiatif seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang melibatkan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, memberikan peluang bagi ASEAN untuk memperluas jaringan perdagangan. Di sisi lain, kemitraan dengan AS melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dapat melengkapi kerangka kerja ekonomi ASEAN. Diversifikasi mitra perdagangan juga menjadi kunci untuk mengurangi risiko yang timbul dari ketergantungan pada satu kekuatan besar.
Menjaga Stabilitas Maritim
Laut Cina Selatan menjadi salah satu titik panas dalam rivalitas AS-Tiongkok. ASEAN, melalui Deklarasi Perilaku (DoC) dan negosiasi Kode Etik (CoC), berupaya menciptakan mekanisme yang dapat mencegah eskalasi konflik. Namun, keberhasilan inisiatif ini sangat bergantung pada komitmen Tiongkok dan dukungan dari negara-negara anggota ASEAN sendiri.
Selain itu, ASEAN perlu memperkuat kerjasama keamanan maritim dengan berbagai pihak, termasuk AS, Tiongkok, dan negara-negara lainnya. Latihan bersama dan peningkatan kapasitas penjagaan pantai dapat membantu negara-negara anggota ASEAN mempertahankan kedaulatan wilayahnya tanpa memprovokasi salah satu pihak.
ADVERTISEMENT
Memanfaatkan Diplomasi Multilateral
Diplomasi multilateral menjadi senjata utama ASEAN dalam menghadapi rivalitas global. Dengan bersikap netral dan inklusif, ASEAN dapat menjadi jembatan dialog antara AS dan Tiongkok. Forum seperti East Asia Summit dan ASEAN Plus Three memberikan ruang bagi ASEAN untuk mengajukan solusi kolektif atas masalah regional dan global.
Namun, netralitas ini harus dijaga dengan cermat. ASEAN perlu menghindari jebakan memilih pihak, yang dapat mengorbankan otonomi strategis kawasan. Sebaliknya, ASEAN harus mendorong dialog yang konstruktif dan berorientasi pada solusi damai.
Meningkatkan Ketahanan Internal
Terakhir, ASEAN harus fokus pada peningkatan ketahanan internal. Hal ini mencakup penguatan ekonomi domestik, infrastruktur digital, dan kerja sama lintas batas dalam mengatasi tantangan non-tradisional seperti perubahan iklim, pandemi, dan keamanan siber. Dengan memperkuat fondasi internal, ASEAN dapat lebih percaya diri dalam menghadapi tekanan eksternal dari rivalitas AS-Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Rivalitas AS-Tiongkok di kawasan Asia Tenggara memberikan tantangan sekaligus peluang bagi ASEAN. Dengan memperkuat sentralitas, mengelola hubungan ekonomi secara bijak, menjaga stabilitas maritim, memanfaatkan diplomasi multilateral, dan meningkatkan ketahanan internal, ASEAN dapat memainkan peran aktif sebagai penyeimbang dalam persaingan global ini. Strategi ini membutuhkan kerja sama erat antar negara anggota serta komitmen untuk menempatkan kepentingan kawasan di atas kepentingan nasional semata.