Konten dari Pengguna

Yogyakarta yang Dulu Aman: Mengapa Perampokan Kini Jadi Ancaman?

Akbar Maulana
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,Medan
8 Januari 2025 11:15 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.gettyimages.com/search/2/image?family=editorial&page=6&phrase=yogyakarta%20palace&sort=mostpopular
zoom-in-whitePerbesar
https://www.gettyimages.com/search/2/image?family=editorial&page=6&phrase=yogyakarta%20palace&sort=mostpopular
ADVERTISEMENT
Yogyakarta, sebuah kota yang dulu dikenal dengan kedamaian dan ketenangannya, kini menghadapi sebuah fenomena yang mengejutkan yaitu, maraknya perampokan. Sebagai kota budaya dengan sejuta pesona, Yogyakarta pernah menjadi simbol ketenangan di Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, fenomena perampokan yang terjadi, baik di lingkungan perkotaan maupun pedesaan, mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan. Apa yang menyebabkan perubahan ini dan mengapa Yogyakarta, yang dulunya dianggap aman, kini menjadi sasaran aksi kriminal ini?
ADVERTISEMENT
Penyebab Sosial dan Ekonomi
Salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan perampokan di Yogyakarta adalah ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin terasa. Meskipun Yogyakarta memiliki sektor pariwisata yang berkembang pesat, di balik gemerlapnya industri ini, masih ada segmen-segmen masyarakat yang terpinggirkan secara ekonomi. Para pelaku perampokan seringkali berasal dari kalangan yang mengalami kesulitan ekonomi, dan kejahatan menjadi jalan pintas yang mereka tempuh untuk bertahan hidup.
Contoh konkret adalah perampokan yang terjadi pada akhir 2023 di kawasan Sleman, yang melibatkan dua orang yang memaksa masuk ke rumah warga untuk mencuri barang berharga, termasuk perhiasan dan uang tunai. Tersangka mengaku terdesak kebutuhan ekonomi karena sulitnya mencari pekerjaan di tengah pandemi, yang membuat mereka memilih untuk melakukan kejahatan sebagai jalan pintas.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Yogyakarta, tetapi juga di kota-kota besar lainnya. Masyarakat yang terputus dari akses ekonomi yang layak cenderung mengambil langkah kriminal untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Yogyakarta, yang seharusnya menjadi kota yang menyediakan kesempatan dan kemakmuran bagi semua lapisan, kini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa ketimpangan sosial dapat memicu kriminalitas yang meresahkan.
Pengaruh Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi juga turut berperan dalam meningkatnya perampokan di Yogyakarta. Meskipun teknologi seharusnya meningkatkan kualitas hidup dan mempermudah akses masyarakat, dalam hal keamanan justru dapat menciptakan peluang baru bagi pelaku kriminal. Perampok kini semakin canggih dalam menggunakan teknologi untuk merencanakan aksinya, seperti memanfaatkan data digital atau mengetahui jadwal aktivitas calon korban melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
Contoh lain adalah kasus perampokan yang terjadi di kawasan Kaliurang, di mana pelaku menggunakan informasi yang didapat dari media sosial untuk mengetahui bahwa korban sedang tidak berada di rumah. Pelaku berhasil mengakses rumah korban dengan memanfaatkan kunci cadangan yang ditemukan di luar rumah, mencuri barang berharga, dan melarikan diri tanpa meninggalkan jejak. Kasus ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat menjadi pedang bermata dua, memberi informasi yang berharga bagi orang yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, kemajuan teknologi juga menciptakan ketergantungan masyarakat pada perangkat elektronik yang cenderung menarik perhatian pelaku kejahatan. Pencurian kendaraan bermotor dan perampokan di rumah-rumah dengan alat-alat elektronik menjadi sasaran utama. Semakin banyak orang yang memiliki barang berharga, semakin besar pula potensi menjadi target perampokan.
ADVERTISEMENT
Faktor Lingkungan dan Kurangnya Pengawasan
Selain itu, Yogyakarta juga menghadapi tantangan dalam hal pengawasan dan keamanan. Beberapa daerah, terutama yang jauh dari pusat kota, kurang mendapat perhatian serius dalam hal perlindungan hukum dan kehadiran aparat keamanan. Pola-pola kriminalitas seperti perampokan seringkali berkembang di daerah-daerah yang kurang mendapat pengawasan. Meskipun Yogyakarta memiliki jumlah polisi yang cukup besar, distribusi pengawasan di daerah pedesaan dan wilayah sekitar bisa jadi masih kurang optimal.
Pada tahun 2022, misalnya, terjadi perampokan yang cukup besar di wilayah Imogiri, yang cukup jauh dari pusat kota. Beberapa rumah warga dijadikan sasaran perampokan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang diduga sudah merencanakan aksi mereka. Keberadaan patroli yang terbatas di daerah tersebut membuat pelaku bisa dengan mudah menjalankan aksinya tanpa ketahuan. Meskipun akhirnya pelaku berhasil ditangkap, kejadian ini menyoroti pentingnya distribusi pengawasan yang lebih merata.
ADVERTISEMENT
Dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat, sebagian besar perhatian aparat keamanan justru terfokus pada kawasan-kawasan wisata, seperti Malioboro atau Candi Prambanan. Meskipun itu penting, perlindungan di kawasan-kawasan perumahan dan area pendukung lainnya juga harus menjadi prioritas agar perampokan bisa dicegah lebih dini.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Untuk mengatasi maraknya perampokan, pemerintah kota Yogyakarta dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menciptakan solusi yang lebih komprehensif. Pertama-tama, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan lingkungan. Masyarakat yang lebih peduli terhadap tetangga dan lebih aktif dalam menjaga lingkungan akan lebih sulit menjadi korban kejahatan.
Kedua, aparat keamanan harus meningkatkan patroli di daerah-daerah yang rentan terhadap perampokan, serta memperkuat kerja sama dengan pihak swasta dan komunitas untuk memaksimalkan penggunaan teknologi dalam pencegahan kejahatan. Pemasangan CCTV di titik-titik strategis dan peningkatan sistem peringatan dini bisa membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan sebelum terjadi perampokan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk mengatasi akar masalah sosial yang mendasari tindak kriminal, pemerintah harus fokus pada peningkatan ekonomi masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah-daerah terpinggirkan. Memberikan akses terhadap pendidikan, pelatihan keterampilan, dan lapangan kerja yang lebih baik akan membantu mengurangi angka kriminalitas.
Kesimpulan
Yogyakarta yang dulu dikenal dengan kedamaian dan ketenangannya kini harus menghadapi kenyataan bahwa perampokan telah menjadi ancaman nyata. Meskipun ini adalah fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya, bukan berarti hal ini tidak bisa diatasi. Melalui kesadaran bersama, peningkatan keamanan, serta upaya mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi, Yogyakarta bisa kembali menjadi kota yang aman dan damai, seperti yang kita kenal selama ini. Kunci utamanya adalah kolaborasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih baik bagi semua.
ADVERTISEMENT