news-card-video
30 Ramadhan 1446 HMinggu, 30 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Cinta Sejati dalam Pemerintahan: Refleksi dari Relasi Antara Rakyat dan DPR

Akbar Pelayati
Penulis buku Filsafat Galau & Kota Demonstran - Mahasiswa Filsafat Islam, UIN Alauddin Makassar
27 Maret 2025 7:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Pelayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dewan Perwakilan Rakyat yang suka tertawa ketika rakyat menderita (Sumber: AI)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dewan Perwakilan Rakyat yang suka tertawa ketika rakyat menderita (Sumber: AI)
ADVERTISEMENT
Penulis: Akbar Pelayati
*Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
ADVERTISEMENT
Kumparan.com- Cinta adalah kata yang mudah diucapkan, tetapi dalam kenyataannya, sering kali disalahpahami. Banyak orang menganggap cinta hanya sebagai perasaan yang datang begitu saja, sesuatu yang instan dan alami. Namun, jika kita menggali lebih dalam, kita akan menemukan bahwa cinta sejati lebih dari sekadar perasaan semata. Cinta sejati adalah sebuah komitmen yang memerlukan usaha, pengorbanan, dan pemahaman yang mendalam. Dalam konteks ini, kita dapat melihat bagaimana gagasan cinta sejati ini sangat relevan untuk menggambarkan hubungan antara pemerintah, wakil rakyat (DPR), dan rakyat Indonesia.
Sebagai negara demokratis, Indonesia seharusnya memiliki hubungan yang erat dan saling mendukung antara pemerintah, DPR, dan rakyat. Rakyat memilih wakil mereka untuk memperjuangkan kepentingan umum dan menciptakan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan bersama. Pemerintah, yang terpilih oleh rakyat, seharusnya bertindak sebagai pelayan masyarakat, bekerja keras untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar warga negara terpenuhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap individu berkembang. Namun, jika kita melihat lebih dekat, sering kali kita merasa hubungan ini jauh dari cinta sejati. Banyak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan DPR yang tidak hanya tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat, tetapi malah mengabaikan atau merugikan mereka.
ADVERTISEMENT
Di banyak kasus, kita menyaksikan bahwa pemerintah Indonesia lebih mementingkan kepentingan politik atau ekonomi jangka pendek daripada memperjuangkan kepentingan rakyat secara menyeluruh. Misalnya, kebijakan yang lebih mengutamakan sektor bisnis besar atau kepentingan politik yang sempit, sementara kebutuhan rakyat kecil sering kali terabaikan. Para pejabat pemerintah dan anggota DPR yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung hak-hak rakyat, sering kali lebih memikirkan kepentingan pribadi atau kelompoknya sendiri. Inilah yang bisa kita sebut sebagai "cinta yang disalahartikan." Sebagaimana dalam sebuah hubungan, jika cinta hanya didasarkan pada nafsu atau kepentingan pribadi, hubungan tersebut akan mudah rapuh dan tidak akan bertahan lama. Begitu pula dengan pemerintah dan DPR, ketika mereka tidak berkomitmen pada kesejahteraan rakyat, hubungan itu akan penuh dengan kekecewaan dan ketidakpercayaan.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Plato dalam The Symposium, cinta sejati bukanlah tentang ketertarikan fisik atau kepentingan sesaat, tetapi tentang pencarian untuk kebaikan dan kebijaksanaan yang lebih tinggi. Cinta sejati adalah dorongan untuk mencapai tujuan bersama yang lebih luhur. Dalam pandangan ini, pemerintah dan wakil rakyat seharusnya berfokus pada pembangunan negara yang lebih adil dan makmur, dengan mengutamakan kepentingan rakyat dan berusaha untuk mencapai kesejahteraan bersama. Namun, ketika pemerintah dan DPR gagal menempatkan rakyat sebagai prioritas utama, mereka seolah-olah mengabaikan makna cinta sejati itu sendiri. Pemerintah yang tidak peka terhadap kebutuhan rakyat, atau DPR yang lebih mendengarkan suara kepentingan elit ketimbang suara rakyat, menunjukkan bahwa mereka belum memahami makna sejati dari cinta terhadap rakyat.
ADVERTISEMENT
Erich Fromm, dalam The Art of Loving, mengatakan bahwa cinta sejati adalah sebuah seni yang memerlukan keterampilan, usaha, dan pemahaman yang mendalam. Cinta bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, melainkan sebuah komitmen yang membutuhkan kesadaran penuh dan kerja keras. Dalam konteks pemerintahan, ini berarti bahwa para pemimpin kita harus benar-benar memahami kebutuhan rakyat dan berkomitmen untuk mewujudkannya. Mereka harus memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan kesadaran yang mendalam tentang bagaimana kebijakan mereka mempengaruhi kehidupan rakyat. Sayangnya, dalam banyak hal, kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan DPR sering kali lebih berorientasi pada keuntungan politik jangka pendek dan bukannya pada kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan.
Ketika kita berbicara tentang hubungan antara pemerintah, wakil rakyat, dan rakyat, kita berbicara tentang sebuah relasi yang harusnya didasari oleh kepercayaan dan pengertian. Cinta sejati antara pemerintah dan rakyat berarti bahwa pemerintah harus memiliki komitmen yang tulus untuk memperbaiki kehidupan rakyat, bukan hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur atau proyek-proyek yang menguntungkan segelintir orang. Begitu pula, anggota DPR harus memiliki komitmen yang kuat untuk menyuarakan aspirasi rakyat, bukan hanya mengikuti arus atau mempertahankan kekuasaan mereka. Pemerintah dan DPR harus bekerja keras untuk memastikan bahwa kebijakan yang mereka buat berlandaskan pada keadilan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup rakyat.
ADVERTISEMENT
Namun, kenyataannya banyak kebijakan yang dibuat justru memperlebar jurang ketimpangan sosial, memperburuk kondisi ekonomi bagi sebagian besar rakyat, dan merugikan kelompok-kelompok yang sudah terpinggirkan. Cinta yang sejati tidak dapat ditemukan dalam kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir orang, atau dalam janji-janji yang tidak pernah terwujud. Ini adalah bentuk pengabaian terhadap rakyat yang seharusnya dilindungi dan dilayani oleh pemerintah dan wakil rakyat.
Penting bagi kita, sebagai rakyat, untuk memahami bahwa cinta sejati dalam pemerintahan memerlukan kesadaran dan komitmen yang berkelanjutan. Kita tidak bisa terus-menerus dibiarkan dalam ilusi bahwa pemerintah dan DPR mencintai kita hanya karena mereka berkata demikian. Cinta sejati bukan hanya tentang kata-kata, tetapi tentang tindakan nyata yang menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan rakyat. Jika pemerintah dan DPR benar-benar mencintai rakyat mereka, mereka akan berusaha keras untuk menciptakan kebijakan yang memihak kepada kesejahteraan umum, yang memberikan peluang yang setara, dan yang mengatasi ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kita, sebagai rakyat Indonesia, berhak mendapatkan cinta sejati dari pemerintah dan wakil rakyat kita. Cinta yang bukan hanya berbentuk janji, tetapi dalam bentuk kebijakan yang menyentuh kehidupan sehari-hari rakyat. Cinta yang bukan hanya terucap dalam pidato politik, tetapi dalam tindakan nyata yang membawa perubahan positif bagi kehidupan kita. Cinta sejati dalam pemerintahan adalah ketika pemerintah dan DPR bekerja tanpa pamrih untuk menciptakan negara yang lebih baik, yang benar-benar berpihak pada rakyat, dan yang mengutamakan kesejahteraan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
Hanya dengan pemahaman yang mendalam tentang cinta sejati, baik pemerintah maupun DPR dapat memenuhi tanggung jawab mereka untuk rakyat. Cinta sejati bukanlah sekadar perasaan atau janji kosong, tetapi sebuah komitmen yang melibatkan usaha, pengorbanan, dan perhatian yang tulus terhadap kesejahteraan rakyat. Jika kita ingin memiliki negara yang lebih baik, maka kita harus memastikan bahwa hubungan antara pemerintah, DPR, dan rakyat dibangun di atas dasar cinta sejati yang mengutamakan keadilan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi semua.
ADVERTISEMENT