Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Manchester City, Qarun, dan Azab untuk si Tamak
17 Februari 2020 17:52 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Akbar Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada zaman Nabi Musa dulu, terkenal seorang bernama Qarun. Banyak ulama mengatakan Qarun adalah saudara dari Nabi Musa.
ADVERTISEMENT
Qarun sangat piawai dalam membaca kitab Taurat. Malah, Qarun adalah kaum Bani Israil yang paling bagus bacaan Tauratnya.
Eh tapi, Qarun tak cuma pandai dalam soal agama. Masalah bisnis dan fulus Qarun jagonya. Ia sangat menguasai jenis-jenis usaha. Bahkan, trik-trik investasi yang menguntungkan dikuasai dengan baik oleh Qarun.
Tak heran, Qarun amat bergelimang harta. Ibnu Katsir menyebutkan bahwa kunci-kunci gudangnya bahkan sangat berat dipikul, meskipun oleh orang-orang yang kuat sekalipun, sebagaimana disebutkan dalam QS al-Qashas ayat 76.
Istilah memang benar. Cobaan hidup ada tiga yakni harta, tahta, wanita. Kesombongan Qarun akan hartanya telah mengundang murka Allah SWT.
Azab Allah sungguh nyata. Allah menurunkan azab kepada Qarun berupa gempa bumi dan longsor yang dahsyat. Qarun tenggelam bersama seluruh harta kekayaannya ke dalam perut bumi. Tak ada sedikitpun harta yang tersisa, seluruhnya bahkan rata dengan tanah.
ADVERTISEMENT
***
Cerita Qarun berkaitan erat dengan apa yang dialami Manchester City. Kita semua tahu, City merupakan tim kaya nan bergelimang harta. Di tahun 2008, investor dari Timur Tengah, Sheikh Mansour, mengguyur City dengan dana besar. Tim sekota Manchester United itu menjelma menjadi tim super dengan koleksi pemain-pemain bintang.
Sebut saja, Kun Aguero, David Silva, Carlos Tevez, Kevin de Bruyne, dan Yaya Toure pernah menjadi bagian skuat Manchester Biru. Football Leaks mengungkapkan bahwa sebenarnya Abu Dhabi United Group (ADUG) adalah sponsor City yang sebenarnya. Dalam laporan keuangan City, Etihad memang ditulis membayar sponsorship GBP 67,5 juta (Rp 1,2 triliun). Namun hanya GBP 8 juta (Rp 142,93 miliar) yang benar-benar datang dari Etihad, sisanya adalah duit ADUG.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, City seperti disponsori oleh sebuah negara yang punya kekuatan finansial jauh lebih besar ketimbang perusahaan. Ini membuat peta persaingan menjadi tidak adil.
Usai diguyur uang dari Timur Tengah, City menjelma menjadi tim yang menakutkan. Tercatat ada 10 gelar domestik yang digapai City usai menjadi kaya. Beragam kecaman pun muncul. Mulai dari City dikenal dengan membeli gelar hingga julukan 'Moneychester City'.
Namun, harta dan kejayaan City mendapat cobaan. Belakangan ini, City mendapat hukuman dari UEFA terkait Financial Fair Play (FFP).
Hukuman untuk City tergolong menyedihkan. Tim yang kini dibesut Pep Guardiola itu tak boleh ikut di kompetisi Eropa selama dua tahun ke depan. City juga harus membayar denda sebanyak 30 juta pounds.
ADVERTISEMENT
Eits, itu baru hukuman dari UEFA. City juga mungkin dihukum oleh federasi lokal atau FA. Pengurangan poin hingga pencopotan gelar masih amat mungkin diterima City.
Selain itu, City juga sangat mungkin ditinggal pemain-pemain bintangnya. Ya, para pemain bintang itu tentu ingin bermain di kompetisi sepak bola Eropa yang bergengsi.
****
Well, Qarun dan City sesungguhnya bisa menyadarkan kita. Harta memang menyenangkan, namun tak bersifat abadi. Tuhan sebagai maha pemilik segalanya bisa saja memberikan azab kepada pemilik harta yang tamak itu.