Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Timnas Indonesia di Piala Asia: Ekspektasi vs Realita
15 Januari 2024 10:47 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Setelah 16 tahun absen, Indonesia akhirnya kembali mentas di Piala Asia . Turnamen sepak bola terbesar yang ada di Asia ini memang tak cukup rutin diikuti oleh ‘Skuad Garuda’.
ADVERTISEMENT
Sebelum di edisi 2023, Indonesia cuma baru empat kali ikutan. Padahal, Piala Asia sudah digelar sebanyak 18 kali sepanjang sejarah.
Indonesia juga tidak bisa bicara terlalu banyak di Piala Asia. Sepanjang ikutan, tak sekalipun Indonesia lolos dari babak grup. Kemenangan saja baru dua kali diraih selama keikutsertaan di turnamen ini.
Namun, pada edisi 2023 ini ekspektasi terhadap Timnas membuncah. Suporter seakan yakin Timnas tak akan lagi berada di juru kunci klasemen seperti yang sudah-sudah. Banyak faktor yang membuat pecinta Timnas pede tembus 16 besar Piala Asia. Salah satunya adalah materi pemain yang dibawa oleh Shin Tae-yong.
Dari 26 daftar pemain yang dibawa, tercatat ada tujuh pemain naturalisasi. Lalu, ada 11 pemain yang berkarier di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Penampilan Timnas juga tak mengecewakan khususnya saat Kualifikasi Piala Asia . Bergabung bersama Yordania, Kuwait, dan Nepal, Indonesia bisa tampil apik dan singkirkan Kuwait selaku tuan rumah kualifikasi.
Kala itu, Indonesia sukses mengalahkan Kuwait dengan skor 2-1. Meski kalah dari Yordania, Indonesia tetap lolos sebagai runner up terbaik. Bahkan, dalam klasemen runner up terbaik, Indonesia ada di posisi kedua di atas Malaysia, Thailand.
Selain itu, kans lolos via jalur peringkat tiga terbaik juga bisa diincar oleh Timnas Indonesia. Ini yang bikin beberapa orang pede Indonesia bisa menembus ke babak 16 besar.
Hitung-hitungannya begini, Indonesia cukup seri dan sekali menang serta tak perlu kalah telak. Kira-kira begini, imbangi Irak, menang lawan Vietnam, dan berharap tak kalah telak lawan Jepang.
ADVERTISEMENT
Kans lawan Jepang untuk tidak dipermalukan dengan skor besar sih ada. Anggap Jepang sudah lolos, mereka kemungkinan besar (semoga sih) akan memarkir pemain intinya dan tak serius-serius amat lawan Indonesia.
Dengan hitungan seperti itu, bisa saja indonesia ke 16 besar. Tentu, tunggu hasil dari grup lain juga. Sebab, cuma empat dari enam peringkat tiga yang bisa ke babak gugur.
Realita yang Ada
Di tengah euforia dan ekspektasi yang tinggi, keadaan sebenarnya juga harus diuraikan. Realita dan keadaan Indonesia jelang Piala Asia tak semeyakinkan itu.
Pesaing Indonesia di babak grup juga tak semudah itu untuk dikalahkan. Irak yang akan dilawan pada laga perdana pernah mengalahkan Indonesia 5-1 di Kualifikasi Piala Dunia November lalu.
ADVERTISEMENT
Vietnam yang paling tidak setara dengan Indonesia -karena sama-sama ASEAN- juga sulit ditumbangkan. Shin belum pernah membawa Indonesia mengalahkan Vietnam di level senior.
Lalu, ada Jepang yang jadi lawan di Grup D nanti. Kita tak usah bahas terlalu panjang, toh Jerman saja dihajar pada laga uji coba pertengahan 2023 lalu.
Kemudian, tengok dua laga uji tanding Timnas. Dua kali lawan Libya, dua-duanya kalah. Memang ada progres di dua laga tersebut, tetapi tak signifikan.
Blunder dan koordinasi di lini belakang masih berantakan. Kemudian, para pemain masih terlalu gampang kehilangan bola via passing yang buruk.
Kelemahan Timnas juga terlihat dari cara eksekusi peluang. Kans lewat bola mati sulit untuk berbuah gol. Begitu juga skema open play.
ADVERTISEMENT
Materi pemain yang dibawa juga beberapa jarang mendapatkan menit bermain. Pratama Arhan misalnya, jarang membela Tokyo Verdy di musim ini.
Marselino juga belum dapatkan menit bermain bersama timnya KMSK Deinze musim ini. Jarangnya menit bermain berpengaruh kepada sentuhan dan feel pemain di atas lapangan.
Pemain naturalisasi yang dibawa juga banyak yang masih mentas di level junior. Ivar Jenner, Justin Hubner, dan Rafael Struick banyak main di kompetisi muda.
***
Jika melihat materi pemain dan beberapa laga uji coba, Shin sepertinya sudah menemukan pattern dan formasi yang diinginkan: Bermain dengan reaktif dan coba memanfaatkan transisi. Memberikan dukungan penuh di setiap laganya juga menjadi suatu yang wajar bisa dilakukan oleh para suporter Timnas.
ADVERTISEMENT
Apa boleh kita melakukan kritik terhadap kinerja Shin dan jajaran pemain? Tentu saja boleh tetapi seperlunya saja tanpa membanjiri kolom komentar postingan mereka. Toh mereka pastinya sudah berusaha sekuat mungkin untuk memenangi pertandingan.
***
Bagi Alphonse Davies bermain di Piala Dunia adalah mimpinya yang menjadi nyata. Apalagi, ini kali kedua bagi negaranya yaitu Kanada lolos ke Piala Dunia.
Maka, ketika Kanada tampil di Piala Dunia 2022 lalu, Davies tak peduli hasil. Baginya, menikmati pertandingan di pentas akbar adalah yang utama.
“Anda akan bermain melawan pemain terbaik di setiap negara. Yang saya lakukan hanya bermain dan menikmati pertandingan,” tutur Davies.
Saya tentu mengingkan Timnas lolos ke babak 16 besar Piala Asia. Namun, realita yang ada membuat harapan tak saya pasang tinggi-tinggi. Seperti Davies, meminta pemain Timnas untuk menikmati laga melawan tim-tim besar Asia rasanya jadi hal yang paling masuk akal.
ADVERTISEMENT