Timnas Palestina Tak Bisa Tenang di Piala Asia, Terus Terbayang Gaza

14 Januari 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Palestina menggelar latihan di Onaiza Park, Doha, Qatar. Foto: Thaier Al-Sudani/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Palestina menggelar latihan di Onaiza Park, Doha, Qatar. Foto: Thaier Al-Sudani/REUTERS
ADVERTISEMENT
Timnas Palestina akan melawan Iran dalam laga perdana Grup C Piala Asia di Education City Stadium, Qatar, pada pukul 00:30 WIB, Senin (15/1). Selama persiapan, mereka tidak bisa melupakan penderitaan warga Gaza.
ADVERTISEMENT
Operasi militer Israel di Gaza masih belum berhenti. Sebanyak lebih dari 23 ribu orang tewas dan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.
“Ini bukan situasi yang baik untuk bermain atau mencari nafkah, karena apa yang terjadi pada masyarakat kami di Gaza,” kata kiper Timnas Palestina, Rami Hamadi, dikutip dari Al Jazeera.
“Pikiran kami tertuju pada rakyat kami di Palestina karena kami melihat setiap hari apa yang terjadi,” lanjut pemain 29 tahun itu.
Timnas Palestina menggelar latihan di Onaiza Park, Doha, Qatar. Foto: KARIM JAAFAR / AFP
Selama tiga bulan terakhir, Timnas Palestina telah berlatih bersama jauh dari Gaza. Namun, mereka tetap tidak bisa menutup mata melihat penderitaan saudara mereka yang dibombardir Israel sejak 7 Oktober 2023.
“Semua orang terpaku pada berita, sebelum dan sesudah latihan, baik di bus atau di hotel. Para pemain selalu merasa cemas terhadap keluarga mereka,” kata pelatih Palestina asal Tunisia, Makram Daboub, kepada AFP.
ADVERTISEMENT
Mohammed Saleh, bek kelahiran Gaza, disebut tidak pernah bisa tenang setiap harinya. Menurut Hamadi, Saleh dan para pemain lain gelisah menunggu kabar keluarga mereka.
“Saleh mengirim pesan ke keluarganya 10 hari lalu. Baru kemarin mereka menjawabnya. Mereka baik-baik saja,” tutur Hamadi.
Petugas membawa bendera kebangsaan Palestina saat melakukan gladi resik dan latihan tim sepak bola Palestina jelang pertandingan sepak bola persahabatan (FIFA Matchday) antara Timnas Indonesia melawan tim sepak bola Palestina. Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Kemudian, beberapa hari yang lalu, Timnas Palestina mendapat kabar bahwa mantan pemain sekaligus eks pelatih dan manajer umum tim Olimpiade Palestina, Hani al-Masdar, telah terbunuh setelah desanya dibom.
“Saleh, [Mahmoud] Wadi, dan para pemain muda timnas Olimpiade sangat mengenalnya. Mereka bermain bersama sebelum perang. Tidak seorang pun seharusnya berada dalam situasi ini. Tidak seorang pun di dunia ini,” tandas Hamadi.