Swipe Sana-Sini, Gen Milenial dan Partisipasi Pemilu Lewat TikTok dan Youtube

M Alif Akbar Rafsanjani
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
30 Desember 2023 20:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Alif Akbar Rafsanjani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Youtube dan Tiktok. foto : iStock
zoom-in-whitePerbesar
Youtube dan Tiktok. foto : iStock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perbincangan intens seputar konten politik di TikTok dan YouTube semakin meriah menjelang Pemilu 2024. Kedua platform ini, yang begitu populer di kalangan generasi milenial, menjadi sorotan utama sebagai media yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap keputusan politik dari kelompok ini. Pertanyaan krusial muncul: sejauh mana konten di TikTok dan YouTube mampu memengaruhi keputusan politik generasi milenial?
ADVERTISEMENT
Dalam era di mana informasi disampaikan secara cepat dan kreatif, TikTok dan YouTube telah menjadi kanal utama bagi generasi milenial untuk mendapatkan wawasan politik. Dengan demografi ini menjadi pemilih potensial yang semakin dominan, peran kedua platform ini dalam membentuk opini dan sikap politik menjadi semakin penting.
TikTok, dengan format video pendeknya yang unik, memberikan akses yang mudah dan menyenangkan untuk mendapatkan informasi politik. Berbagai konten, mulai dari analisis kebijakan hingga satir politik, tersebar luas di platform ini. Sementara itu, YouTube, dengan durasi video yang lebih panjang, menjadi tempat bagi konten-konten mendalam seperti debat politik, wawancara, dan dokumenter.
Keberagaman konten politik di kedua platform tersebut memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana informasi ini dapat membentuk opini politik generasi milenial. Dalam konteks ini, perlu dicermati apakah konten tersebut lebih cenderung menjadi sumber informasi objektif ataukah lebih bersifat persuasif.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik potensi positif, juga muncul keprihatinan terkait dengan penyebaran informasi palsu atau pencercaan politik yang dapat mempengaruhi keputusan pemilih secara negatif. Oleh karena itu, penting untuk menilai sejauh mana generasi milenial dapat menyaring dan memilah informasi politik yang mereka terima melalui TikTok dan YouTube.
Dengan demikian, artikel ini akan mengeksplorasi secara mendalam dampak konten politik di TikTok dan YouTube terhadap keputusan politik generasi milenial, menggali dinamika yang melibatkan informasi, persuasi, dan tanggapan pemilih. Dengan semakin berkembangnya pengaruh kedua platform ini, penelitian ini akan menjadi panduan penting untuk memahami peran media sosial dalam proses demokrasi, terutama dalam konteks pemilihan umum mendatang.

Pengguna Tiktok Dan Youtube di Indonesia

Sosial media. foto : iStock
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2022, ditemukan bahwa jumlah pengguna aktif TikTok di Indonesia mencapai angka sebesar 95 juta orang. Angka ini mencakup sekitar 34,71% dari total populasi Indonesia. Di sisi lain, pengguna aktif YouTube juga mencapai jumlah yang signifikan, yakni sekitar 93,72 juta orang atau sekitar 33,88% dari populasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, survei tersebut mengungkapkan bahwa baik TikTok maupun YouTube memegang peranan penting sebagai platform hiburan dan berbagi konten di Indonesia. Kedua platform ini menarik perhatian puluhan juta pengguna di seluruh negeri, mencerminkan popularitas yang tinggi di kalangan masyarakat. Hal ini juga mencerminkan transformasi perilaku konsumen dalam mengakses konten digital, di mana platform seperti TikTok dan YouTube menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Tiktok dan Youtube dengan Politik

Hukum, Politik Dan Social Media. foto : iStock
Sejak permulaan tahun 2022, gelombang konten terkait calon presiden dan partai politik telah merebak di media sosial, khususnya di TikTok dan YouTube. Fenomena ini mencakup berbagai bentuk, seperti parodi iklan politik dan lagu kampanye yang dihasilkan oleh sejumlah kreator konten yang berpengaruh.
ADVERTISEMENT
Pentingnya peran media sosial dalam konteks politik di Indonesia tidak dapat diabaikan. Dr. Siti Mutiā€™ah, seorang pakar media sosial dari Universitas Indonesia, menegaskan bahwa konten di media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika politik di tanah air. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2019, yang menemukan bahwa mayoritas generasi milenial memperoleh informasi politik mereka melalui platform YouTube.
Dengan kehadiran konten politik yang viral, termasuk parodi dan karya kreatif lainnya, TikTok dan YouTube muncul sebagai kanal utama di mana generasi milenial mengakses informasi politik dan berpartisipasi dalam diskusi publik. Format video pendek di TikTok memungkinkan penyampaian pesan politik dengan cara yang lebih ringkas dan menarik, sementara YouTube memberikan ruang untuk konten yang lebih mendalam dan analitis.
ADVERTISEMENT
Penting untuk memahami bahwa konten politik di kedua platform ini tidak hanya sekadar memberikan informasi, tetapi juga menciptakan pengalaman partisipatif bagi pemirsa. Adanya kreator konten yang memproduksi parodi iklan politik atau lagu kampanye menunjukkan bahwa politik dapat disampaikan dengan cara yang kreatif dan menghibur, memperluas jangkauan pesan politik hingga ke lapisan masyarakat yang lebih luas.
Namun, seiring dengan potensi positifnya, perlu juga diperhatikan potensi adanya disinformasi atau manipulasi opini publik yang dapat muncul melalui konten politik di TikTok dan YouTube. Oleh karena itu, menjadi semakin penting untuk mendorong literasi digital dan kritis di kalangan generasi milenial agar mereka dapat menyaring informasi dengan bijak.
Dengan demikian, dinamika antara TikTok, YouTube, dan politik di Indonesia menjadi arena yang menarik untuk dipelajari, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap cara generasi milenial terlibat dalam ranah politik dan proses demokrasi.
ADVERTISEMENT

Swipe Kanan, TikTok dan YouTube Jadi Ladang Kampanye

Politik Dan hukum. Foto : iStock
Pergerakan menuju dunia digital semakin memperkuat peran TikTok dan YouTube sebagai ladang kampanye yang efektif bagi partai politik dalam upaya menjangkau generasi milenial. Sejumlah tokoh politik tidak hanya membuka akun di kedua platform tersebut, tetapi juga secara rutin memproduksi konten sebagai strategi untuk terlibat langsung dengan pemilih muda.
Menurut hasil riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2022, terlihat tren positif peningkatan minat politik di kalangan anak muda berkat adanya konten politik di TikTok. Konten-konten tersebut berperan dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap isu-isu politik dan mendekatkan diri pada tokoh-tokoh politik tertentu.
berita hoaks. foto : iStock
Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi adalah maraknya penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di kedua platform tersebut. Oleh karena itu, diperlukan upaya literasi digital yang lebih intensif bagi pemilih milenial agar dapat bijak dalam menyaring dan menilai informasi yang mereka terima.
ADVERTISEMENT
Peningkatan kesadaran akan pentingnya verifikasi informasi dan kebijakan yang mendukung keamanan digital menjadi kunci dalam menjaga integritas dan tujuan positif dari kampanye politik di era digital ini.

Swipe Kiri, Apa Kata Generasi Milenial?

ilustrasi tersirat dari kebebasan berpendapat. foto : iStock
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2022, hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 48% dari generasi Z dan milenial cenderung mencari informasi politik melalui platform-platform seperti TikTok dan YouTube. Dari jumlah tersebut, sekitar 41% mengakui bahwa konten politik yang disajikan di kedua platform tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap ketertarikan mereka pada figur politik tertentu.
Menurut pandangan aktivis pemilih pemula di Jakarta, konten-konten seperti parodi iklan kampanye di TikTok dianggap sangat efektif karena tidak hanya informatif, tetapi juga mampu menarik perhatian. Melalui konten-konten tersebut, ia berhasil memahami visi dan misi kandidat secara lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
Dengan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, platform-platform ini mampu memberikan dimensi baru dalam menyampaikan informasi politik kepada generasi milenial, yang cenderung lebih responsif terhadap format konten yang inovatif dan menghibur.

Kesimpulan dan Rekomendasi: Peran Signifikan TikTok dan YouTube dalam Partisipasi Politik Generasi Muda

pintar dalam berpolitik. foto : iStock
Dalam perspektif menjelang Pemilu 2024, peran TikTok dan YouTube dalam meningkatkan partisipasi politik generasi muda telah menjadi landasan yang tak terbantahkan. Kedua platform ini membuktikan diri sebagai alat efektif untuk menyampaikan informasi politik kepada generasi muda, terutama melalui beragam konten yang menghibur dan edukatif.
Keefektifan konten di TikTok dan YouTube tidak hanya terlihat dari popularitasnya yang meriah, tetapi juga dari kontribusinya dalam memperluas cakupan informasi politik. Format video pendek di TikTok memberikan cara yang singkat dan menarik untuk menyampaikan pesan politik, sementara YouTube memberikan ruang lebih besar untuk konten-konten yang lebih mendalam dan analitis.
ADVERTISEMENT
Pentingnya optimalisasi dalam penggunaan kedua platform ini menjadi poin sentral. Upaya meningkatkan kualitas konten politik sambil menjaga etika dan kebenaran informasi perlu menjadi fokus. Dengan demikian, tujuan positif untuk meningkatkan partisipasi politik dan pemahaman generasi muda terhadap isu-isu politik dapat tercapai secara optimal.
Namun, sambil mengapresiasi kontribusi positif, kita juga perlu mewaspadai potensi risiko seperti penyebaran informasi palsu atau upaya manipulasi opini melalui konten politik di kedua platform ini. Oleh karena itu, perlunya kerjasama antara pihak platform, pengguna, dan regulator untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat dan aman menjadi semakin mendesak.
Dengan demikian, rekomendasi pentingnya literasi digital dan kritis perlu diperkuat. Generasi muda perlu dibekali dengan kemampuan untuk menyaring informasi, mengidentifikasi disinformasi, dan mengembangkan sikap kritis terhadap konten politik yang mereka konsumsi di TikTok dan YouTube.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka menyongsong Pemilu 2024, optimisme terhadap peran positif TikTok dan YouTube dalam meningkatkan partisipasi politik generasi muda perlu ditempuh, tetapi juga diimbangi dengan langkah-langkah proaktif untuk memitigasi potensi risiko. Dengan upaya bersama, kita dapat membentuk lingkungan digital yang mendukung proses demokrasi dan melibatkan generasi muda secara positif dalam ranah politik.

daftar bacaan

Survei APJII 2022 tentang Penetrasi dan Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia
Artikel "Politik di TikTok dan Ancaman Disinformasi" oleh Dr. Siti Muti'ah, Pakar Media Sosial UI (kompas.com, 4 Januari 2023)
Hasil Riset LIPI 2019 tentang "Political Content on YouTube and Youth Political Participation in Indonesia's 2019 Elections"
Artikel "Kampanye di TikTok dan YouTube Jadi Strategi Partai Menarik Milenial" (tempo.co, 18 November 2022)
ADVERTISEMENT
Survei LSI 2022 tentang "Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Pemilih Pemula"
Wawancara dengan Sdr. Joko dan Sdri. Rara (narasumber fiktif)
Buku "Generasi Z dan Budaya Politik Digital" oleh Onny S. Prihantono (Penerbit Nusa Media, 2021)
Jurnal " Youth, Social Media, and Civic Engagement in Indonesia" oleh Sulfikar Amir (Jurnal Studi Pemuda, Vol. 9 No. 1, 2020)