Konten dari Pengguna

Air bersih dan Sanitasi Layak Harapan Masyarakat Sorong Selatan

Akbar Sergio Abdul Gawang
Statistisi Ahli Pertama Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan
6 Agustus 2020 7:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Sergio Abdul Gawang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Air bersih dan sanitasi layak” dengan menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua merupakan salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable development goals/SDGs). Setiap negara di dunia tak terkecuali di Indonesia berpedoman dengan SDGs dalam pembangunan. Indonesia dengan begitu banyak daerah dengan karakteristik yang berbeda-beda harus memastikan kelayakan air dan sanitasi yang dirasakan oleh seluruh penduduk Indonesia. Tentunya dengan terjaminnya air dan sanitasi akan berdampak positif terhadap kesehatan yang mana merupakan salah prioritas nasional dalam visi Indonesia yaitu menjamin kesehatan khususnya ibu hamil serta anak usia sekolah yang akan menjadi investasi modal manusia di masa depan.
ADVERTISEMENT
Sorong Selatan salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat menjadi salah satu kabupaten yang harus menjadi perhatian bagi pemerintah baik pusat maupun daerah dalam penyediaan air bersih dan kelayakan sanitasi. Penulis yang merupakan salah satu penduduk kabupaten Sorong Selatan pernah melakukan perjalanan ke salah satu kecamatan(distrik secara penamaan di Provinsi Papua Barat) yang terletak di bagian pesisir dan mengharuskan menggunakan moda transportasi perahu. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 8 jam dengan beberapa hambatan seperti hujan deras dan ombak yang tinggi. Sesampainya disana penulis sangat bersyukur atas kehidupan yang didapat selama ini setelah melihat kondisi sumber air utama yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari . Air yang digunakan sehari-hari baik untuk minum maupun mck(mandi cuci kakus) sangat jauh dari kata layak.
Pencacahan Susenas 2019 oleh BPS Kabupaten Sorong Selatan di Distrik Kokoda Sorong Selatan
zoom-in-whitePerbesar
Pencacahan Susenas 2019 oleh BPS Kabupaten Sorong Selatan di Distrik Kokoda Sorong Selatan
ADVERTISEMENT
Menurut data Survei Ekonomi Nasional(SUSENAS) 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) persentase rumah tangga di Kabupaten Sorong Selatan dengan sumber air minum bersih hanya sekitar 53,63 persen dan untuk sumber air minum layak sebesar 45,51 persen. Hampir setengah penduduk Sorong Selatan belum mendapatkan sumber air minum yang bersih dan layak yang merupakan kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jika lebih dirinci 21,14 persen penduduk Sorong Selatan sumber air minum utama air kemasan bermerk/isi ulang, 9,15 persen air leding, 4,9 persen sumur bor, 0,33 persen sumur terlindung, 6,98 persen sumur tak terlindung, 22,36 persen mata air terlindung, 7,44 persen mata air tak terlindung, 14,61 persen air permukaan(seperti sungai, danau/waduk, kolam, irigasi), dan 13 persen air hujan. Persentase yang tidak sedikit untuk sumber air selain air isi ulang dan leding yang diragukan kebersihannya terutama untuk mata air tak terlindung serta air sungai. Sedangkan sumber air utama untuk mandi, cuci, dll persentase sumber air terbesar adalah mata air terlindung sebesar 27,58 persen rumah tangga, diikuti dengan air permukaan(sungai, danau/waduk, kolam, dan irigasi) sebesar 25,39 persen. Tidak semua mata air dan sungai di Sorong selatan itu bersih dan layak digunakan apalagi dikonsumsi, berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik Indonesia No.492/Menkes/PER/IV/2010 secara umum air yang layak itu tidak berbau, tidak berasa, dan tingkat warna maksimal 15 TCU. Hal tersebut wajib dipastikan oleh pemerintah setempat apakah sumber air yang masyarakat sehari-hari gunakan memenuhi kriteria tersebut atau tidak.
ADVERTISEMENT
Beralih ke bagian sanitasi, menurut data Susenas 2019 persentase rumah tangga di Kabupaten Sorong Selatan yang memiliki fasilitas tempat buang air besar (bab) sendiri sebesar 47,44 persen, 10,94 persen memiliki fasilitasi tempat bab dengan rumah tangga tertentu, 0,82 persen menggunakan MCK Komunal, 27,27 persen MCK umum, dan 13,21 persen tidak memiliki fasilitas. Rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas tempat bab di Sorong Selatan terbilang tinggi jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Papua Barat. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan akan hal tersebut. Dengan sanitasi yang layak maka kesehatan masyarakat tentunya akan terjamin.
Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, masyarakat Sorong Selatan masih ada yang memanfaatkan air sungai yang sangat keruh baik untuk minum maupun mandi,cuci, dll. Air hujan merupakan berkah bagi mereka, itupun tidak tentu kapan datangnya. Selaras dengan itu, masyarakat Sorong Selatan yang tidak mempunyai fasilitas bab mencari tempat sendiri di hutan maupun sungai. Terbilang miris tetapi itulah kenyataan. Bagi penulis ini pelajaran yang tidak ternilai, dimana masih banyak manusia yang mengeluh hujan sehingga tidak bisa berpergian masih ada orang yang menginginkan hujan agar bisa minum dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemerintah pusat dan daerah mesti bersinergi dalam membenahi dan memperhatikan air bersih dan sanitasi layak. Bukan hal yang mustahil selama ada dukungan dari beberapa pihak. Masyarakat juga harus diedukasi bagaimana pentingnya kesehatan sehingga tercipta keselarasan pola pikir dan persetujuan dua bela pihak antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan fisik khususnya di kesehatan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Penulis adalah ASN Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan.