Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kebakaran Hutan Faktor Alam atau Ulah Manusia?
26 Desember 2021 16:25 WIB
Tulisan dari akbar januar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dahulu Indonesia sering disebut sebagai paru-paru dunia karena memiliki area hutan yang sangat luas. Hutan dianggap memiliki peran sentral sebagai penghasil oksigen bagi umat manusia. Artikel ini dibuat untuk mengingatkan sesama manusia karena efek kebakaran lahan hutan hingga saat ini masih menjadi suatu masalah yang besar bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan merupakan fenomena yang disebabkan oleh beberapa dua faktor utama. Pertama faktor alam dan kedua faktor ulah manusia yang tidak terkontrol. Secara umum, orang Indonesia memiliki kesadaran rendah akan praktik lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini tercermin dari penggunaan praktik tebang-dan-bakar oleh petani dan perusahaan (sebuah strategi untuk membersihkan lahan demi perkembangan perkebunan, biasanya untuk perluasan perkebunan kelapa sawit atau industri pulp dan kertas), terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.
Kenapa faktor alam tidak bisa dihindari dan tidak ada yang dapat disalahkan? Karena alam tidak bisa di prediksi sesuai keinginan manusia. Namun, perlu untuk mengambil tindakan dan mengevaluasi faktor-faktor perilaku manusia ini adalah ranah masalah yang sangat mengkhawatirkan, karena banyak orang sekarang kehilangan kesadaran karena telah melakukan perilaku yang dapat merugikan banyak orang, termasuk diri mereka sendiri, terutama lingkungan.
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) menyatakan luas kebakaran hutan dalam kurun waktu awal tahun 2019 sampai akhir tahun tercatat seluas 328.724 Hektar. Pada saat itu BNPB mengaku kewalahan lantaran peralatan yang dimiliki tak cukup mumpuni memadamkan api dengan cepat.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Masyarakat, BNPB, Agus Wibowo, menjelaskan, secara keseluruhan kebakaran di lahan mineral masih paling luas yakni mencapai 239.161 Ha, sedangkan di lahan gambut mencapai 89.563 Ha. Kebakaran di Riau paling banyak terjadi di lahan gambut mencapai 40.553 Ha, dan tanah mineral 8.713 Hektare. Sedangkan di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) justru kebalikannya, lahan yang paling luas terjadi kebakaran adalah tanah.
Kebakaran hutan dan lahan menimbulkan kabut asap yang menurunkan kualitas udara, yang berdampak pada kesehatan warga setempat yang daerahnya mengalami bencana itu jika terkena paparan kebakaran hutan dan tak hanya itu, kabut asap akibat pembakaran yang terus meluas membuat pemerintah sejumlah negara sebelah menjadi gerah, terutama Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, juga Thailand, Filipina, serta Australia.
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan tak hanya berdampak buruk bagi flora dan fauna, tetapi juga kepada manusia karena gas berbahaya seperti Karbon Monoksida (Co), Karbon Dioksida (Co2) zat ini jika masuk kedalam tubuh manusia bisa menyebabkan berbagai macam penyakit khususnya di bagian pernafasan, selain itu debu seperti kotoran bekas kebakaran hutan bisa mengiritasi saluran pernapasan.
Hutan sendiri merupakan habitat bagi banyak spesies untuk bertahan hidup. Menurut saya, kita sebagai manusia harus menjaga alam dan terus melestarikan alam karena masih banyak kehidupan yang harus dipertahankan untuk manusia maupun hewan khususnya hutan, sebagai habitat hewan dan juga sumber paru - paru dunia jangan sampai manusia menjadi salah satu penyebab kebakaran hutan karena yang dirugikan bukan hanya manusia saja melainkan hewan juga ikut dirugikan karena terbakarnya habitat mereka.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, menurut saya kita semua harus mengetahui ada banyak alasan mengapa manusia terlibat dalam kebakaran hutan, termasuk membuka lahan baru atau membangun gedung baru. Namun, mereka tidak memikirkan nasib hewan dan tumbuhan di hutan. Kebakaran hutan di Indoneisa pada tahun 2019 sepertinya makin meluas hingga banyak foto yang beredar di media sosial tentang kebakaran hutan di Indonesia.