Konten dari Pengguna

Darurat Penggunaan AI Di Kalangan Para Pelajar Di Indonesia

Akhdan Habibi
Saya adalah mahasiswa Teknik informatika dari Universitas Pamulang
21 November 2024 15:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akhdan Habibi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa perubahan besar dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Teknologi yang berkembang pesat dan banyak digunakan adalah kecerdasan buatan (AI). AI memfasilitasi berbagai aktivitas manusia, termasuk proses belajar mengajar. Di Indonesia, tren penggunaan AI di kalangan pelajar mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi terus berkembang. AI tidak hanya membantu siswa menyelesaikan tugas sekolahnya, tetapi juga memberikan kemudahan akses terhadap informasi dan sumber belajar. Namun, terlepas dari manfaatnya, ketergantungan siswa pada AI juga menimbulkan kekhawatiran, terutama dalam hal keterampilan berpikir kritis dan kreativitas. Artikel ini memaparkan fenomena ketergantungan siswa terhadap AI di Indonesia dan dampaknya terhadap proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Manfaat penggunaan AI bagi siswa
AI telah membawa banyak manfaat besar bagi dunia pendidikan. Beberapa platform berbasis AI, seperti aplikasi pembelajaran dan chatbot pendidikan, dapat langsung menjawab pertanyaan siswa atau memberikan penjelasan atas konten yang sulit dipahami. Misalnya, aplikasi seperti Duolingo membantu siswa belajar bahasa asing melalui interaksi yang menarik dan responsif. Selain itu, terdapat aplikasi pendukung pembelajaran matematika seperti Photomath dan Wolfram Alpha yang membantu siswa memahami dan menyelesaikan masalah matematika.
https://www.istockphoto.com/id/foto/wanita-muda-seorang-mahasiswa-belajar-online-gm1500285927-521766041
AI tidak hanya membantu Anda memahami materi, tetapi juga memungkinkan akses mudah ke sumber belajar. AI memungkinkan siswa mencari informasi, referensi, dan buku secara online dengan lebih cepat dan efisien. Hal ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah, terutama bagi siswa yang tinggal di daerah dengan akses terbatas terhadap perpustakaan dan sumber belajar lainnya. Teknologi ini memfasilitasi pembelajaran mandiri atau belajar mandiri.
ADVERTISEMENT
Kecanduan yang terlihat
Namun, manfaat besar ini juga mempunyai risiko. Banyak siswa kini lebih memilih mencari jawaban langsung dari AI, dibandingkan menggunakan pemikirannya sendiri untuk mencoba memahami dan memecahkan masalah. Mereka mungkin terbiasa menyelesaikan soal matematika atau tugas esai hanya dengan menyalin jawaban yang dihasilkan AI tanpa benar-benar memahami prosesnya.
https://www.istockphoto.com/id/foto/pengusaha-muda-bekerja-dari-rumah-gm1668722649-535637321
Selain itu, ketergantungan ini juga dapat menghambat kreativitas. Misalnya, untuk tugas-tugas yang memerlukan pemikiran kreatif, seperti menulis atau membuat presentasi, siswa sering kali memilih menggunakan AI untuk merancang konten dan mengatur kata-kata. Akibatnya, Anda kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide baru.
Efek jangka panjang:
Ketergantungan ini dapat menyebabkan beberapa masalah. Pertama, siswa mungkin mengalami penurunan kemampuan berpikir kritis. Mengandalkan AI secara terus-menerus untuk menemukan jawaban dapat mempersulit berpikir analitis dan memecahkan masalah yang kompleks. Padahal, keterampilan ini sangat penting terutama saat menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Kedua, ketergantungan ini juga dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam bekerja secara mandiri. Di dunia nyata, tidak semua masalah bisa diselesaikan hanya dengan mengetik pertanyaan di mesin pencari. Mengatasi tantangan yang mungkin tidak dapat dipecahkan oleh AI memerlukan keterampilan berpikir kreatif dan solusi yang tepat.
Ketiga, dalam dunia kerja, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat menjadi hambatan. Banyak pekerjaan memerlukan pemikiran kritis dan kreatif lebih dari sekadar mengikuti instruksi dari perangkat. Jika siswa terus mengandalkan AI, mereka mungkin akan kesulitan beradaptasi dengan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tersebut.
Bagaimana kita bisa mengurangi ketergantungan?
Anda dapat mengambil beberapa langkah untuk mengurangi ketergantungan ini. Pertama, guru dan orang tua berperan penting dalam mendorong siswa berpikir lebih mandiri dan kritis. Anda dapat memberikan tugas yang mendorong siswa untuk mencoba memecahkan masalah tanpa bergantung pada teknologi.
ADVERTISEMENT
Kedua, pengembangan soft skill seperti kemampuan memecahkan masalah, berkolaborasi, dan berkomunikasi juga perlu ditingkatkan di sekolah. Soft skill ini sangat penting agar siswa dapat mengembangkan kemampuan optimal dan tidak hanya mengandalkan AI untuk menyelesaikan tugas. Ketiga, siswa perlu diajarkan tentang etika dan batasan penggunaan teknologi. AI harus bertindak sebagai alat, bukan pengganti keterampilan manusia. Harapan saya, dengan memahami hal ini, siswa dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih seimbang dan bijaksana.
Kesimpulan
Meskipun ketergantungan siswa pada AI memfasilitasi pembelajaran, peningkatan keterampilan juga memiliki risiko. Meskipun AI menyediakan akses cepat dan mudah terhadap informasi, ketergantungan yang berlebihan terhadap AI dapat berdampak pada keterampilan berpikir kritis dan kreativitas.
Sebagai pelajar dan pengguna teknologi, penting untuk selalu memanfaatkan teknologi dengan bijak. AI seharusnya menjadi alat yang mendukung proses pembelajaran, bukan pengganti proses berpikir itu sendiri. Guru, orang tua, dan lembaga pendidikan perlu membantu siswa memahami pentingnya menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan pengembangan pribadi. Dengan demikian, teknologi dan kemampuan manusia dapat bersinergi dan saling melengkapi demi kemajuan di masa depan.
ADVERTISEMENT