Konten dari Pengguna

Sembako Tak Dibagikan, Ini Kata Dinsos Kotim

akhiruddin
Jurnalis beritasampit.co.id
16 April 2020 1:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari akhiruddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
MENUNGGU : JMY/BERITA SAMPIT - Dinas Sosial (Dinsos) Kotim masih menunggu intruksi tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 untuk membagikan 20 ribu sembako kepada masyarakat yang tidak mampu terdampak virus corona.
zoom-in-whitePerbesar
MENUNGGU : JMY/BERITA SAMPIT - Dinas Sosial (Dinsos) Kotim masih menunggu intruksi tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 untuk membagikan 20 ribu sembako kepada masyarakat yang tidak mampu terdampak virus corona.
SAMPIT - Masyarakat tidak mampu secara ekonomi yang terdampak dari virus corona harus sabar menunggu pembagian sembako yang tengah disiapkan pemerintah daerah melalui Dinas Sosial (Dinsos) kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
ADVERTISEMENT
Sebanyak dua puluh ribu paket sembako itu rencananya akan dibagikan juga kepada pasien virus corona. Namun, Dinsos kotim mengakui hingga saat ini pihaknya masih menunggu intruksi dari tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19.
"Kita siap membagikan apabila sudah ada intruksi dan data yang lengkap agar tidak salah sasaran pada pembagian paket sembako. Selain itu, sekarang kita juga masih mengemasnya," kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kotim, drs Yunus. Rabu 14 April 2020
Ia juga menjelaskan, jika dalam pembagian paket sembako nantinya petugas yang membagikan harus menggunkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mengurangi resiko terpapar pandemi virus corona.
"Kita juga harus memastikan agar paket sembako benar-benar tepat sasaran. Karena ada yang terdampak maupun pasien yang kooperatif itu masih dinilai mampu. Sementara yang terdata sampai saat ini masih ada 34 orang yang akan diberikan bantuan," sebutnya saat ditemui beritasampit.co.id di ruang kerjanya
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, pihaknya pun tidak diperkenankan untuk memegang data pasien ataupun keluarganya. Karena ia khawatir dianggap melakukan pencamaran nama baik karena data pasien diketahui Dinsos.
"Jika ada intruksi dan data yang lengkap serta data itu dinilai tepat sasaran. Maka kita siap mengantar," tegasnya
(jmy/beritasampit.co.id)