Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Brown (1)
7 September 2017 17:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari akhlis purnomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"I'm not that strong. I'm just...light," timpal saya saat dia melancarkan puji-pujian tentang keberhasilan saya mengeksekusi 8 kali pull up dalam bentuk baku. Tubuh lurus dan aktif dari kepala sampai ujung kaki lalu naik turun dengan bantuan dua lengan saja.
ADVERTISEMENT
Dia hanya bisa lima kali. Setelah itu mendaratkan kaki. Kepayahan sebab tubuh bawahnya, dari dada, perut dan pinggul penuh dengan muatan. Isinya tak diketahui persis, lebih banyak otot atau lemak.
Mendengar kata "light" (ringan), ia tergoda menyelidiki berat badan saya. "How much do you weigh?" tanyanya dalam bahasa Inggris.
Saya jawab dua digit angka, yang saya tidak tega kemukakan di sini karena di bawah rata-rata. Cukup Anda terka dalam benak saja.
Pemuda itu terperanjat. "Half of my weight," tandasnya. Berat badannya pertengahan delapan puluhan. Saya bisa perkirakan itu. Karena meski tinggi kami selisih sedikit, ketebalan badannya dua kali raga saya. Masuk akal jika ia sebut angka itu.
Ia bercerita asalnya New Seattle, negara bagian Washington. Jadi, tidak susah baginya bercakap-cakap dalam bahasa itu. Namun demikian, kemampuannya berbahasa Indonesia juga patut dipuji. Pelafalan dan tata bahasanya relatif bagus. Sudah saya buktikan di awal percakapan kami, bagaimana ia menyapa dengan tingkat kelancaran yang sudah memadai. Saya lupa untuk bertanya siapa yang mengajarinya.
ADVERTISEMENT
Ia memanggil temannya, seorang pria muda yang umurnya setara. Keduanya memakai kaos oblong dengan papan nama di dada kiri. Kemudian saya ketahui dari seorang wanita yang menginterupsi latihan yoga saya di tempat terbuka saat pagi hari itu bahwa papan nama itu ialah pengenal bagi keduanya karena masih dalam masa bertugas.
"Bertugas apa maksudnya?" saya bertanya-tanya dalam hati sambil menjaga air muka supaya tetap datar, tak terpengaruh keingintahuan. (berlanjut)