Konten dari Pengguna

Kesetaraan Gender dalam Dunia Sepak Bola

Akhlis Nastainul Firdaus
Aktivis Mahasiswa Peneliti Surabaya Academia Forum (SAF) Universitas Muhammadiyah Surabaya
1 Juli 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akhlis Nastainul Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gambar Kesetaraan Gender dalam Dunia Sepak Bola (Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gambar Kesetaraan Gender dalam Dunia Sepak Bola (Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa tahun terakhir, sepak bola wanita telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dimulai pada 1991 ketika FIFA mengadakan Piala Dunia Wanita untuk pertama kalinya, turnamen ini telah menjadi salah satu acara olahraga wanita paling populer di dunia.Pada 2019, Piala Dunia Wanita menarik lebih dari satu miliar penonton layar kaca dan saluran streaming di seluruh dunia, lebih dari tiga kali lipat jumlah penonton pada 2015. Sementara Piala Dunia Wanita 2023 di Australia dan Selandia Baru memecahkan rekor jumlah penonton dengan hampir dua juta orang yang hadir di stadion selama turnamen, melampaui rekor sebelumnya yaitu 1,35 juta penonton pada Piala Dunia 2015 di Kanada
ADVERTISEMENT
Belakangan ini menjadi fenomena yang menarik, karena hampir di setiap pertandingan sepak bola ditemui kehadiran suporter perempuan dan jumlahnya semakin meningkat dari waktu ke waktu yang pada mulanya sepak bola selalu identik dengan kaum laki-laki. Namun saat ini, kesetaraan gender dalam dunia sepak bola mulai terwujud. Perlahan, banyak perempuan ikut andil dalam dunia sepak bola yang selalu identik dengan laki-laki.
Pertumbuhan sepak bola wanita membantu mempromosikan kesetaraan dan memberikan kesempatan kepada lebih banyak wanita untuk berkarier di lapangan hijau. Sebelumnya, Piala Dunia Wanita 2023 telah dikelilingi oleh isu-isu tentang kesenjangan hadiah dan pembinaan antara federasi-federasi.
Kesetaraan gender dalam sepak bola merupakan isu penting yang mencakup banyak aspek, mulai dari partisipasi, representasi dan kesempatan, maka dari itu saat ini kesetaran gender dalam dunia sepak bola mulai terwujud dengan terlibatnya posisi perempuan dalam perangkat pertandingan sepak bola yang biasanya diisi oleh laki-laki.
ADVERTISEMENT
Di dunia Federasi sepak bola biasanya banyak posisi-posisi di isi atau di tangani oleh laki-laki. Mulai dari Ketua, Wakil Ketua hingga posisi lainya kebanyakaan laki-laki. Namun tidak bagi Federasi di Indonesia yang memiliki perwakilan perempuan menjadi Wakil Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yakni, Ratu Tisha Destria, S.Si., M.A. (lahir 30 Desember 1985) adalah wanita Indonesia pertama yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PSSI. Sejak 16 Februari 2023 ia menjabat sebagai salah satu Wakil Ketua Umum PSSI periode 2023–2027, menjadikannya sebagai wanita pertama yang menduduki jabatan itu.
Sejumlah perangkat pertandingan perempuan telah berhasil menorehkan prestasi di berbagai kompetisi internasional. Misalnya, Stephanie Frappart dari Prancis telah menjadi wasit utama dalam pertandingan besar seperti Liga Champions UEFA dan Piala Dunia Perempuan FIFA. Dengan membuka lebih banyak kesempatan bagi perempuan untuk mengisi berbagai perangkat pertandingan, sepakbola dapat menjadi lebih inklusif dan representatif, mencerminkan komitmen terhadap kesetaraan gender dalam semua aspek olahraga ini.
ADVERTISEMENT
Nama Helen Lorraine Nkwocha perempuan asal London Inggris yang dapat disandingkan dengan banyak pelatih top eropa karena merupakan perempuan yang ditunjuk sebagai pelatih interim TB sejak September 2021 Salah satu klub, Tvoroyrar Boltfelag (TB), sebuah sejarah sepak bola menunjuk pelatih perempuan pertama yang latih tim sepak bola pria di liga utama Eropa.