Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Carut Marut di Barcelona
5 Oktober 2021 15:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Akhmad Diva tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keadaan Barcelona saat ini sedang di jalan menuju kehancuran, Barcelona yang sekarang dipimpin oleh Ronald Koeman diharapkan dapat memperbaiki Barcelona dengan pemain-pemain muda dan seadanya.
ADVERTISEMENT
Jika diibaratkan kondisi Barcelona sekarang adalah dunia yang hancur, seperti dalam Avengers: End Game, Josep Bartomeu yang menurutnya ia ingin menyelamatkan Barcelona dengan caranya sendiri yang berakhir dengan kehancuran dan perginya pemain bintang dan penting, sehingga menyisakan pemain-pemain muda yang belum 100% siap untuk bermain di tim utama.
Namun, bedanya dengan Avengers, setelah beberapa hero menjadi debu, Avengers menyisakan “The original six” dan beberapa hero yang siap bertarung untuk kembalikan keadaan. Keadaan di Barcelona justru berbalik, Skuad Barcelona tidak punya sosok pemimpin seperti Steve Rogers, tidak punya seorang yang pintar seperti Tony Stark, dan tidak punya banyak pengalaman seperti Thor.
Semenjak Andres Iniesta pergi, ban kapten diteruskan ke Leo Messi. Messi adalah salah satu pemain sepak bola terhebat sepanjang masa. Namun, ia tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang bagus dan sekarang Messi sudah pergi ke PSG. Kapten yang sebelumnya dipegang oleh Messi diteruskan ke tangan Sergio Busquets, jiwa kepemimpinan Busquets sebenarnya tidak terlalu bagus, terlihat dalam beberapa pertandingan terakhir, Busquets kurang bisa memotivasi para pemain ketika dalam keadaan tertinggal dan itu berpengaruh ke mental pemain apalagi pemain muda. Barcelona dalam keadaan ini butuh kapten seperti Puyol, pemain yang punya jiwa kepemimpinan dan memotivasi pemain di kala keadaan tertinggal apalagi untuk pemain muda agar mereka dapat mencapai potensi terbaiknya.
ADVERTISEMENT
Selain tidak punya pemimpin, Barcelona juga kurang memiliki pemain yang pintar dalam menjalankan filosofi permainan. Pemain sekarang padahal memiliki pemain yang cukup pintar dalam menguasai lapangan. Namun, Ronald Koeman gagal memaksimalkannya, dapat dilihat dari skema yang ia terapkan, Koeman sering kali menempatkan Frenkie De Jong yang dapat menguasai lapangan ditempatkan di kanan luar dan berfokus menyerang padahal itu bukan kemampuannya, belum lagi pemain seperti Busquets yang bermain buruk di pertandingan terakhir selalu dimainkan, beberapa fans di sosial media bertanya Tanya, kenapa Busquets tidak ditarik dan memainkan Frenkie De Jong sebagai defensive midfielder dan memasukkan Riqui Puig? Entahlah hanya Koeman yang dapat menjawabnya.
Selain tak punya pemimpin dan tidak punya pemain yang kurang cerdas dalam menguasai pertandingan, Barcelona juga saya rasa terlalu bertumpu kepada pemain muda. Memainkan pemain muda untuk mendapat jam terbang adalah hal yang bagus, tapi bertumpu dengan pemain muda adalah hal yang salah total. Di musim lalu Pedri di La liga memainkan 37 laga, padahal saat pertama kali didatangkan Pedri, direncanakan masuk Barcelona B terlebih dahulu. Namun kenyataan berkata lain, Pedri hampir bermain di semua laga yang dimainkan Barcelona. Selain Pedri, Ansu Fati juga mendapat harapan besar dari publik Barcelona untuk menggantikan Messi, padahal Ansu Fati dipromosikan 2 tahun lalu dan ia hanya bermain 10 pertandingan di musim lalu karena cedera.
ADVERTISEMENT
Kekacauan di Barcelona juga dipengaruhi oleh pelatih, Ronald Koeman kurang bisa memaksimalkan potensi pemain yang ada, selalu memainkan pemain yang bermain buruk, dan memakai skema yang tidak berjalan sama sekali.
Sekarang adalah tugas Joan Laporta untuk mengatasi kekacauan yang ada, jika permasalahan ini tidak segera diperbaiki, janganlah heran kalau Barcelona bermain di Europa League di musim-musim selanjutnya.