El Clasico yang Lebih dari Sepak Bola

Akhmad Diva
Penggiat sepak bola, dan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2021 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akhmad Diva tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Stadion Camp Nou saat mempertemukan Barcelona melawan Real Madrid. (Foto: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Stadion Camp Nou saat mempertemukan Barcelona melawan Real Madrid. (Foto: pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
El Clasico, pertandingan yang dinantikan seluruh pencinta sepak bola seluruh dunia. Pertandingan itu mempertemukan Barcelona melawan Real Madrid. Namun El Clasico bukan hanya melulu tentang Barcelona dan Real Madrid, apalagi hanya Evos melawan RRQ, tapi lebih dari itu.
ADVERTISEMENT
Julukan El Clasico sebenarnya baru muncul sejak pertengahan 2000-an. Namun pertemuan Real Madrid melawan Barcelona sudah lama digelar, tepatnya di stadion Hippodromo Madrid pada 13 Mei 1902. Saat itu, Barcelona menang 3-1 atas Real Madrid. Pencetak gol Barcelona dicetak oleh Udo Steinburg dan dua gol lagi oleh Joan Gamper. Sementara satu gol Real Madrid dimasukkan oleh Arthur Johnson.
Sejak pertemuan pertamanya, El Clasico mengalami perubahan, yang semula hanya pertandingan sepak bola biasa berubah menjadi simbol perlawanan masyarakat Catalan melawan kekuasaan Jenderal Franco di Madrid
Jenderal Franco adalah pemimpin de facto dari tahun 1939 hingga tahun 1975. Jenderal Franco merupakan orang yang berperan dalam kesuksesan Real Madrid di era itu, ia menerapkan kebijakan hingga memberi ancaman yang merugikan klub yang menjadi rival Madrid seperti Barcelona yang pemain dan staff disebut mendapat ancaman oleh polisi sebelum laga melawan Real Madrid yang saat itu dimenangkan Real Madrid dengan skor telak 11-1.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, setelah mengeksekusi Presiden Barcelona Josep Sunyo pada tahun 1936, Franco juga menghancurkan menghancurkan Barcelona dari dalam, ia memasukkan salah satu tangan kanannya dan menjadikannya presiden klub, juga mengganti nama klub menjadi Barcelona Club de Futbol sehingga bernuansa Spanyol
Hal tersebut merupakan cikal bakal muatan politik pada pertandingan El Clasico. Sampai sekarang pertandingan El Clasico selalu bermuatan politik, bahkan pertandingan jilid pertama El Clasico musim 2018/2019 sempat ditunda dikarenakan demonstrasi warga Catalunya sebagai protes kepada Spanyol yang memenjarakan aktivis pro-kemerdekaan Catalunya.
Warga Catalunya menganggap pertandingan ini seperti yang tertindas melawan yang menindas, bahkan saking panasnya laga El Clasico warga Catalunya yang tidak mengikuti sepak bola pun akan merasa senang ketika Barcelona memenangkan El Clasico.
ADVERTISEMENT
Bercerita tentang panasnya El Clasico memang tak ada habisnya, walaupun sudah tidak ada Ronaldo, Xavi, Iniesta, Ramos, bahkan Messi El Clasico akan tetap menjadi pertandingan terpanas di dalam maupun di luar lapangan.