Kisah Bert Trautmann, Eks Nazi yang Jadi Legenda Manchester City

Akhmad Diva
Penggiat sepak bola, dan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri
Konten dari Pengguna
13 Juli 2021 18:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akhmad Diva tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bert Trautmann, kiper legenda Manchester City (Foto: twitter.com/ManCity)
zoom-in-whitePerbesar
Bert Trautmann, kiper legenda Manchester City (Foto: twitter.com/ManCity)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada medio tahun 1950-1960an, orang-orang akan mengenal Lev Yashin sebagai kiper terbaik di era itu. Namun, di era yang sama tepatnya di Manchester City ada kiper hebat yang namanya kurang populer, ia bernama Bert Trautmann.
ADVERTISEMENT
Lahir di Bremen, 23 Oktober 1923, pria bernama lengkap Bernhard Carl "Bert" Trautmann adalah mantan seorang tentara Nazi sekaligus kiper di Manchester City.
Trautmann usia muda, ia sudah bergabung dengan Jungvlok, organisasi untuk anak-anak usia 10-14 tahun yang berfokus dibidang olahraga dan kelak akan menjadi tentara Nazi.
Beranjak dewasa, Trautmann menjadi tentara Nazi yang dapat diandalkan. Bahkan, saking berprestasinya seorang Trautmann sebagai seorang tentara, ia diberi lima buah medali lewat lewat aksinya di Front Timur.
Sampai akhirnya di akhir perang dunia II, ia dianggap sebagai pembelot Nazi, kerena ia memutuskan pulang ke Bremen tanpa persetujuan komandannya, dan berakhir ditangkap oleh sekutu inggris, kemudian di penjara di Marbury, Inggris.
Di penjara ini lah bakat Tratmann sebagai seorang kiper tercium, ia selalu bermain sepak bola di tiap pekannya sampai akhirnya ia bermain untuk klub sepak bola lokal yaitu St Helens Town.
ADVERTISEMENT
Selalu bermain bagus bersama St Helens Town, Trautmann pun ditawari bermain di Manchester City dan tanpa pikir panjang, Trautmann menerima tawaran untuk bermain dibawah kepelatihan Les Mcdowall.
Sayang di awal karirnya, Trautmann dan rekan-rekannya tampil buruk sehingga peringkat Manchester City menurun.
Karena penurunan prestasi, pemain Manchester City pun mendapat ejekan dari para suporter, khususnya Trautmann yang mendapat tindakan rasial karena dia merupakan mantan pasukan Nazi.
Trautmann yang merupakan mantan tentara, ia tidak menyerah. Trautmann selalu memberikan segalanya untuk Manchester City sampai akhirnya Final Piala FA 1956 yang mempertemukan Manchester City melawan Birmingham City.
Pertandingan di Final tersebut berjalan sangat sengit, jual beli serangan sering sekali terjadi dilakukan oleh kedua tim.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya 17 menit menjelang akhir laga, sekitar 100.000 penonton menjadi saksi kegilaan Trautmann, di mana lutut striker Birmingham, Peter Murphy mengenai leher Trautmann dan membuat lehernya patah.
Insiden di Final FA Cup 1956 yang mengakibatkan Trautmann mengalami cedera berat di leher (Foto: fifa.com)
Melihat kondisi Trautmann wasit memberhentikan pertandingan hingga beberapa menit. Namun, Trautmann dengan sempoyongan tetap ingin lanjutkan pertandingan, sampai peluit panjang berbunyi, Manchester City menang 3-1 dan menjadi juara Piala FA 1956.
Atas aksi heroiknya tersebut, Trautmann yang semula dibenci karena sebelumnya ia merupakan mantan prajurit Nazi mulai dicintai oleh suporter Manchester City.
Pada 19 Juli 1953, Trautmann meninggal dunia. Selama Trautmann bermain ia telah mencatatkan 508 pertandingan dan menjadi legenda di Manchester City.