Mengapresiasi Parkir Bus

Akhmad Diva
Penggiat sepak bola, dan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri
Konten dari Pengguna
21 Juli 2021 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akhmad Diva tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemain sepak bola. (Foto: Pexels.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemain sepak bola. (Foto: Pexels.com)
ADVERTISEMENT
Ketika kita mendengar nama Jose Mourinho, kita akan mengingat taktik parkir bus yang identik dengannya. Taktik yang dibenci oleh beberapa penggemar sepak bola karena dianggap merusak keindahan sepak bola.
ADVERTISEMENT
Parkir bus merupakan taktik dalam sepak bola yang menumpuk hampir semua pemain di pertahanan sehingga menyulitkan tim lawan dalam mencetak gol.
Taktik parkir bus yang mengedepankan pertahanan tersebut, sering dianggap sebagai taktik yang merusak keindahan sepak bola dan mengandalkan skill individu pemain, sehingga pelatih yang menerapkan taktik parkir bus sering dianggap pelatih yang “miskin taktik”.
Parkir bus sendiri bukan berarti hanya menumpuk pemain dipertahanan dan mengandalkan skill individu, tetapi dibutuhkan juga strategi yang kompleks dalam bertahan maupun menyerang.
Pada pertandingan semi final Liga Champions leg kedua Inter Milan melawan Barcelona dapat dijadikan contoh sempurna, bagaimana strategi parkir bus digunakan dengan sangat baik.
Pada pertandingan itu Jose Mourinho sangat mengedepankan aspek perthananan dalam taktiknya. Inter harus fokus menutup ruang yang bisa dieksploitasi, menjaga aliran bola, dan menutup pergerakan dari Lionel Messi.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya pertahanan, Mourinho juga merancang strategi menyerang dengan sangat bagus. Inter menempatkan bola dibelakang garis pertahanan Barcelona yang tinggi, dimana Diego milito yang mendapat bola akan melebar, sehingga pergerakannya tersebut dapat membuka ruang ditengah yang kemudian dapat dieksploitasi oleh rekan-rekannya.
Jadi, parkir bus bukan hanya menumpuk pemain, tapi dibutuhkan juga strategi yang kompleks untuk menyerang dan mengkordinasikan pemain belakang agar tetap rapat dan tidak kecolongan.
Walaupun tidak enak ditonton, parkir bus sendiri tetap menjadi pilihan beberapa pelatih mengingat di era sepak bola modern ini yang dilihat hanya kemenangan bukan bermain indah.