Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengelola Gejala Menghadirkan Harapan: Paliatif Teman Perjalanan Pasien HIV/AIDS
25 November 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Akhmad Ramdhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
HIV/AIDS merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan Yang konsisten dan intensif. Pada tahun 2023 terdapat sebanyak 1,3 Juta kasus baru HIV di seluruh dunia dan 570 ribu kasus baru di Indonesia (UNAIDS, 2024). Pasien yang didiagnosa HIV/AIDS harus menjalani perawatan yang teratur seumur hidupnya, karena kondisi tersebut tidak dapat disembuhkan dan pasien harus bisa mengelola tanda dan gejala yang ditimbulkan dari HIV. Oleh karena itu, keperawatan paliatif diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien HIV/AIDS secara menyeluruh.
Apa itu HIV/AIDS?
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang dan melemahkan sistem imun tubuh, sehingga dapat menyebabkan komplikasi dari penyakit lain seperti tuberkolosis hingga kanker. Ketika infeksi semakin parah akan menyebabkan AIDS pada penderitanya. HIV dapat menyebar melalaui cairan tubuh dari penderita seperti darah, ASI, sperma, dan cairan vagina. HIV juga bisa menginfeksi dari ibu ke bayinya (WHO, 2024).
ADVERTISEMENT
Mari mengenal keperawatan paliatif
Keperawatan paliatif adalah pendekatan perawatan khusus yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup individu yang menghadapi penyakit serius yang dapat membatasi hidupnya. Tujuan utama dari perawatan paliatif adalah untuk meringankan gejala dan stres yang terkait dengan penyakit, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan. Perawatan paliatif bersifat komprehensif dan menangani gejala fisik pasien serta kebutuhan emosional, sosial, dan spiritual mereka (Tamsukhin, 2024).
Pengelolaan gejala HIV melalui perawatan paliatif
Pasien dengan HIV sering mengalami tanda dan gejala fisik seperti kelelahan atau kehilangan energi, penurunan berat badan yang signifikan, insomnia, nyeri pada bagian abdomen dan nyeri otot (mialgia), gangguan gastrointestinal seperti diare, hingga gangguan pernapasan seperti sesak napas dan batuk (Islam et al., 2022). Selain permasalahan fisik, penderita HIV juga sering mengalami permasalahan psikologis seperti stres, kecemasan, hingga depresi, permasalahan sosial juga sering dialami oleh penderita HIV yaitu masih banyak stigma buruk dari masyarakat di sekitar mereka (Alexander, 2021).
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi tanda dan gejala yang dialami oleh pasien HIV, perawatan paliatif sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dari penderita. Seperti ketika pasien mengalami nyeri, mual, dan muntah, pasien bisa diberikan terapi farmakologis seperti obat analgesik dan antiemetik, kemudian terapi non-farmakologis seperti teknik distraksi atau relaksasi napas dalam. Pemantauan pemberian nutrisi seperti asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh pasien juga sangat diperlukan untuk memperbaiki penurunan berat badan yang dialami oleh pasien (Alexander, 2021).
Mengapa pendampingan emosional penting untuk pasien HIV?
Pasien dengan HIV sering mengalami masalah psikologis dan sosial. Masalah psikologis seperti stres, cemas, dan depresi dapat muncul dikarenakan kebanyakan kondisi pasien HIV tidak konsistensi dalam perawatan, maka kondisi tubuhnya bisa memburuk, hal ini membuat banyak pasien merasa putus asa akan masa depan mereka, kemudian hal ini diperburuk dengan permasalahan sosial dimana pasien HIV masih menerima stigma buruk dari masyarakat, penolakan sosial, hingga diasingkan dari komunitasnya (Pham et al., 2020).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dukungan emosional kepada pasien HIV sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Dukungan emosional ini dapat membantu pasien lebih optimis, selalu berpikiran positif, dan menurunkan rasa stres dan cemas yang dialami pasien. Penyediaan ruang untuk menceritakan pengalaman pasien juga sangat diperlukan supaya pasien dapat mengurangi efek negatif dari stigma sosial yang ada (Pham et al., 2020).
Peran tenaga kesehatan, keluarga, dan dukungan spiritual dalam pendampingan paliatif pasien HIV
Tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan paliatif pada pasien dengan HIV. Selain memberikan terapi farmakologis dan non-farmakologis pada pasien. Tenaga kesehatan harus memiliki sifat terbuka dan menggunakan komunikasi terapeutik untuk memberikan dukungan emosional terutama dalam masyarakat yang memiliki stigma tinggi pada HIV.
Keluarga juga memiliki peran yang sangat penting dalam proses perawatan paliatif pada pasien, karena keluarga merupakan orang yang terdekat dari pasien. Oleh karena itu, keluarga pasien harus selalu mendukung kondisi emosional pasien dan dapat hadir saat dibutuhkan oleh pasien. Hal ini dapat membantu pasien merasa lebih diterima dan mengurangi rasa terasing yang mereka alami (Pham et al., 2020).
ADVERTISEMENT
Dukungan spiritual membantu pasien menemukan kembali makna hidup mereka melalui kepercayaan atau hubungan dengan kekuatan yang lebih besar, seperti Tuhan atau keyakinan spiritual lainnya. Keyakinan spiritual memberikan rasa aman dan penerimaan atas situasi yang dihadapi pasien, terutama dalam menghadapi ketidakpastian masa depan atau kemungkinan kematian. Hal ini membantu mereka menerima kondisi dan melihat kehidupan dengan lebih optimis (Rohman et al., 2023).
Tantangan, harapan dan masa depan perawatan paliatif pasien HIV/AIDS
Dalam perawatan paliatif, pasien HIV/AIDS menghadapi banyak tantangan, termasuk stigma sosial yang menyebabkan mereka terisolasi secara sosial, kurangnya dukungan spiritual, dan komplikasi yang muncul dari HIV. Situasi ini juga diperburuk oleh kurangnya pendidikan pasien dan keluarga. Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan akses ke layanan kesehatan dan menyebarkan kesadaran akan pentingnya perawatan paliatif. Selain itu, untuk meningkatkan layanan paliatif dan meningkatkan kualitas hidup pasien, kebijakan pemerintah yang mendukung, seperti peningkatan alokasi dana dan regulasi, sangat penting.
ADVERTISEMENT
Perawatan paliatif untuk pasien HIV/AIDS terus berkembang menjadi pendekatan holistik yang mencakup aspek fisik, emosional, psikososial, dan spiritual. Tantangan seperti stigma sosial, kurangnya dukungan spiritual, dan minimnya pengetahuan masyarakat akan HIV/AIDS, namun masa depan perawatan ini akan menjanjikan dengan integrasi pendekatan berbasis spiritual, kolaborasi multidisiplin, dan edukasi pasien hingga masyarakat.
Daftar Pustaka
Alexander, C. S., Raveis, V. H., Karus, D., Carrero-Tagle, M., Lee, M. C., Pappas, G., ... & Selwyn, P. (2021). Early use of the palliative approach to improve patient outcomes in HIV disease: Insights and findings from the Care and Support Access (CASA) study 2013–2019. American Journal of Hospice and Palliative Medicine, 38(4), 332–339. https://doi.org/10.1177/1049909120951129
Islam, J. Y., Nogueira, L., Suneja, G., Coghill, A., & Akinyemiju, T. (2022). Palliative care use among people living with HIV and cancer: An analysis of the National Cancer Database (2004-2018). JCO Oncology Practice, 18(10), e1683–e1693. https://doi.org/10.1200/op.22.00181
ADVERTISEMENT
Pham, V. A., Nguyen, H., Krakauer, E. L., & Harding, R. (2020). “I wish I could die so I would not be in pain”: A qualitative study of palliative care needs among people with cancer or HIV/AIDS in Vietnam and their caregivers. Journal of Pain and Symptom Management, 62(2), 364–372. https://doi.org/10.1016/j.jpainsymman.2020.11.030
Rohman, R., Nursalam, N., Sukartini, T., Hamidah, H., Supatmi, S., Priyantini, D., Ayatulloh, D., & Umeda, M. (2023). Development of a spiritual-based palliative care model for the quality of life of people with HIV/AIDS. Healthcare in Low-resource Settings. https://doi.org/10.4081/hls.2023.11737
Tamsukhin, P. C., Bernardo, R. M., & Eti, S. (2024). Palliative care considerations for the older adults with HIV/AIDS: A clinical practice review. Annals of Palliative Medicine. https://dx.doi.org/10.21037/apm-23-550
ADVERTISEMENT
UNAIDS. (2024). UNAIDS: Joint United Nations Programme on HIV/AIDS. UNAIDS. https://www.unaids.org/en
World Health Organization. (2024). HIV and AIDS. WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids