Agama dan Kesehatan Mental

Nofi Andriyani
Mahasiswi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2023 17:08 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nofi Andriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Simbol Kesadaran Kesehatan Mental. Foto: EAK MOTO/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Simbol Kesadaran Kesehatan Mental. Foto: EAK MOTO/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa kaitan Agama dengan Kesehatan Mental? Dan bagaimana keterkaitan dua hal yang berbeda itu dapat terjadi? Sebenarnya Kesehatan mental dan agama adalah dua bidang yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa keyakinan agama dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental seseorang, baik secara positif maupun negatif.
ADVERTISEMENT
Sebelum itu, penting untuk memahami dan menghormati perbedaan keyakinan agama dalam konteks kesehatan mental. Berbeda dengan agama yang satu dengan agama yang lain maka praktik atau metode yang digunakan dalam konteks kesehatan mental itu sendiri. Karena setiap agama memiliki pandangan dan praktik yang berbeda terkait dengan kesehatan mental dan penyembuhan.
Antara agama dan kesehatan mental dapat membantu para praktisi kesehatan mental dalam memberikan dukungan yang tepat dan efektif pada pasien mereka, serta membantu masyarakat dalam memahami pentingnya menghormati perbedaan keyakinan agama dalam konteks kesehatan mental. Dari sini dapat dipahami bahwa dalam agama maupun kesehatan mental memiliki hubungan yang cukup berpengaruh di dalam individu maupun kehidupan bermasyarakat.
Adapun efek negatif dan positif antara agama dan kesehatan mental, sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

Efek Negatif:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keyakinan agama yang sangat kuat dapat menyebabkan stres dan konflik internal yang signifikan pada individu. Hal ini dapat terjadi ketika keyakinan agama tersebut bertentangan dengan nilai dan kepercayaan pribadi, atau ketika keyakinan tersebut menghasilkan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan.

Efek Positif:

ADVERTISEMENT
Itulah beberapa efek yang ditimbulkan jika kita mengaitkan antara agama dan kesehatan mental. Di mana pasti ada efek negatif dan positif tergantung dari kita untuk memandang konteks tersebut dan bagaimana kita menyikapi dan menggunakan metode itu. Tak jarang dari kita melakukan dengan berlebihan sehingga efek negatif yang dirasakan.
Disimpulkan bahwa agama dapat digunakan dalam terapi kesehatan mental dengan memanfaatkan terapi kognitif spiritual dan terapi berbasis nilai. Penggunaan agama dalam terapi kesehatan mental dapat memberikan manfaat bagi individu dalam proses penyembuhan mereka.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan agama dalam terapi kesehatan mental juga dapat memiliki potensi risiko jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan sensitif terhadap perbedaan keyakinan agama dan kepercayaan individu. Oleh karena itu, praktisi kesehatan mental perlu mempertimbangkan dengan hati-hati penggunaan agama dalam terapi, dan selalu menghormati prinsip-prinsip etika dan kepercayaan individu dalam praktik kesehatan mental.
ADVERTISEMENT