Konten dari Pengguna

Kolaborasi Akademisi dan Warga Mengubah Limbah Menjadi Peluang Ekonomi di Bogor

Nour Muhammad "Akim" Adriani
Mahasiswa tahun kedua program Master Pendidikan di CCU, Taiwan
26 Desember 2024 22:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nour Muhammad "Akim" Adriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kota Bogor, 26 Desember 2024 – Pesatnya urbanisasi dan pola konsumsi masyarakat yang terus meningkat telah memicu lonjakan volume sampah di kawasan metropolitan Jabodetabek, termasuk Kota Bogor. Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi sistem pengelolaan sampah yang ada, mengingat pemerintah belum dapat mengolah limbah masyarakat secara menyeluruh. Sampah yang tidak terangkut oleh dinas terkait sering kali berakhir di sungai, saluran air, atau dibakar secara terbuka, merusak ekosistem vital seperti Sungai Cisadane dan Sungai Cibalok yang membelah Kota Bogor. Namun, di tengah situasi tersebut, Kelompok Kepemudaan RW 12 Pancasan Baru menunjukkan semangat yang layak menjadi contoh untuk lebih peduli kepada lingkungan. Bersama Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mereka mengembangkan solusi berkelanjutan untuk mengubah limbah menjadi sumber daya bernilai ekonomi dengan berbasis kepada manajemen koperatif. Dengan dukungan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM), Kemendikbudristek RI, Tim PkM UPI melakukan pendampingan, pelatihan, dan penerapan teknologi sederhana dalam mengelola sampah plastik lingkungan. Program ini berlangsung antara Juli sampai Desember 2024.
Gambar 1. Gerakan peduli lingkungan berbasis ekonomi hijau melalui kolaborasi Tim Pengabdian Masyarakat UPI dan Kelompok Kepemudaan RW 12 Pancasan Baru, Kota Bogor untuk pengelolaan sampah berbasis manajemen kooperatif.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Gerakan peduli lingkungan berbasis ekonomi hijau melalui kolaborasi Tim Pengabdian Masyarakat UPI dan Kelompok Kepemudaan RW 12 Pancasan Baru, Kota Bogor untuk pengelolaan sampah berbasis manajemen kooperatif.
Membangun Kesadaran Lingkungan melalui Kampanye 3R
ADVERTISEMENT
Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah mengedukasi masyarakat melalui kampanye budaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Kampanye ini dilakukan secara door-to-door oleh anggota Kelompok Kepemudaan Pancasan Baru dengan didampingin oleh Tim PkM yang juga membuat selebaran dan media edukasi kepada warga. Selama satu minggu di akhir September 2024, kampanye ini mencakup empat RT di RW 12 Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat.
Gambar 2. Sosialisasi Budaya 3R dan Peduli Lingkungan kepada warga oleh Kelompok Kepemudaan RW 12 Pancasan Baru, Kota Bogor
“Kami berupaya membangun kesadaran warga tentang pentingnya memilah sampah dari rumah. Warga juga diajak untuk bergabung dalam komunitas pilah sampah,” ujar Dadan Ramdhani selaku ketua Kelompok Kepemudaan. Sebanyak 50 kepala keluarga mendaftar secara sukarela sebagai peserta komunitas pilah sampah dan menerima tong sampah khusus dari Tim PkM untuk memisahkan limbah organik dan non-organik. Kepada para kolektor sampah dari RW disampaikan bahwa ke-50 KK ini agar pengumpulannya dipisahkan untuk memudahkan tim kepemudaan dalam mengelolanya.
ADVERTISEMENT
Pelatihan dan Bimbingan Teknis untuk Pemberdayaan
Dalam rangka mendukung keberlanjutan program, serangkaian pelatihan dan bimbingan teknis (Bimtek) diadakan pada Oktober 2024. Kegiatan ini melibatkan Kepemudaan RW 12 Pancasan Baru khususnya yang nanti akan menjalankan usaha pengolahan sampah plastik ini, selain juga dihadiri oleh pimpinan RW dan RT setempat. Fokus inovasi manajerial pada pengolahan sampah ini menggunakan cooperative management yang bersifat non-profit dan berkekeluargaan. Acara yang dilaksanaka selama dua hari yaitu pada 12 dan 13 Oktober ini termasuk, pentingnya pengelolaan sampah lingkungan, kewirausahaan 3R, dan manajemen keuangan organisasi seperti pembukuan dan arus kas yang baik.
Gambar 3. Materi Pengelolaan Sampah Dari, Oleh, dan Untuk Warga oleh Ketua Tim PkM, Labibatussolihah, M.Pd. (12/10/2024)
Pada hari pertama, narasumber sekaligus ketua Tim PkM, Labibatussolihah, M.Pd., menyampaikan materi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang terintegrasi oleh dari dan untuk masyarakat. Hal ini sehubungan dengan kapasitas pemerintah yang terbatas sehingga perlu adanya kepedulian bersama oleh warga. Di samping sebagai kewajiban sosial, pengelolaan sampah yang baik ternyata juga mampu mendatangkan keuntungan ekonomis dengan berbagai inovasi yang telah ada. "Kami ingin warga tidak hanya sekadar memahami pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga mampu menciptakan peluang ekonomi dari pengelolaan sampah," ujar Labibatussolihah.
ADVERTISEMENT
Gambar 4. Materi Pengelolaan Keuangan Organisasi, disampaikan oleh Dewi P. Novalita, M.M., dosen UPI (12/10/2024)
Narasumber kedua, Dewi Pancawati Novalita, S.Pd., MM., yang juga dosen di Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata FPIPS UPI, memberikan pelatihan manajemen keuangan untuk membantu peserta memahami cara mengelola sumber daya keuangan secara efisien. Melalui pelatihan ini para pemuda khususnya belajar secara langsung bagaimana memperhitungkan berbagai hal, menuliskan pembukuan, dan menilai untung rugi secara cermat guna mencapai pemahaman yang baik dalam pengelolaan keuangan organisasi khususnya terkait dengan pengelolaan sampah nanti. Tentu beban operasional dan perawatan perlu diperhitungkan agar program tersebut berkelanjutan.
Gambar 5. Materi Kewirausahaan 3R dan Industri Kreatif disampaikan oleh Lia S. Arlianty, M.Si., dosen UPI (13/10/2024)
Lia Shafira Arlianty, S.Pd., M.Si., dosen di Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTI UPI sebagai narasumber ketiga turut memberikan materi mengenai inovasi bisnis kreatif berbasis daur ulang sampah. “Kami berharap warga tidak hanya mampu mengelola sampah, tetapi juga menciptakan produk bernilai ekonomi dari bahan daur ulang,” ungkap Lia. Produk seperti kerajinan tangan dari sampah plastik dan kompos dari limbah organik menjadi fokus utama dalam pelatihan ini.
Gambar 6. Tim PkM melibatkan dua mahasiswa dalam program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) dengan rekognisi pembelajaran. Putri Zahra (kiri) dan Dede Juan (kedua dari kiri) mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah UPI, didampingi oleh Labibatussolihah (kanan) sebagai Dosen/ Ketua Tim PkM, berinteraksi dengan Iwan (kedua dari kanan) sebagai pengepul sampah plastik di Pancasan Baru.
Hibah Alat Pencacah Sampah untuk Efisiensi
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk dukungan konkret, Tim PkM UPI memberikan hibah berupa alat pencacah sampah sederhana kepada Kelompok Kepemudaan Pancasan Baru. Alat ini dirancang untuk mengurangi volume sampah, mempermudah proses daur ulang, dan menghasilkan bahan baku untuk produk kerajinan. Dengan teknologi sederhana ini, limbah yang sebelumnya hanya dibuang atau dibakar dapat dimanfaatkan menjadi sumber daya yang bermanfaat. “Kami berterima kasih atas hibah dari Tim PkM. Mesin pencacah dan peralatan-peralatannya ini sangat membantu dalam mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomis. Misalnya, limbah plastik dapat dicacah dan dijual dengan harga relatif lebih tinggi,” jelas Nurderajat, Ketua RW 12 yang hadir dalam acara serah terima. Selain mesin pencacah sampah plastik, hibah yang diserahkan termasuk satu unit gerobak sampah, empat keranjang bank sampah warga, dan timbangan elektrik.
Gambar 7. Hibah alat pencacah plastik sederhana diantara beberapa bentuk aplikasi teknologi sederhana untuk menambah nilai jual produk dari sampah. Hibah juga termasuk sebuah gerobak sampah, empat set keranjang untuk bank sampah, dan timbangan elektrik.
Rencana Keberlanjutan Program
ADVERTISEMENT
Evaluasi berkala menjadi bagian penting dari program ini untuk menilai efektivitas dan mengidentifikasi kendala dalam implementasi. Ke depan, rencana jangka panjang mencakup pengembangan TPS 3R mandiri di RW 12 Pancasan Baru. Fasilitas ini tidak hanya akan mengelola limbah domestik tetapi juga membantu wilayah sekitar seperti Kelurahan Pasir Jaya dan area aliran Sungai Cisadane.
Gambar 8. Lokasi pengolahan sampah dilakukan atas kerjasama dengan warga pengelola lahan kosong di wilayah RW 12 Kel. Pasir Jaya, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor. Tampak, Ketua RW 12, Nurderajat (bertopi) mendampingi para pemuda.
Tim PkM UPI juga berencana menjajaki kerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta untuk mendukung pengadaan alat tambahan, seperti mesin press hidrolik dan alat cetak bata/ paving berbahan sampah serta mesin dekomposer. Dengan alat ini, limbah non-organik maupun organik dapat diolah lebih lanjut menjadi produk guna bernilai tinggi seperi bahan bangunan dan kompos berkualitas, yang dapat dimanfaatkan untuk penataan lingkungan maupun pengembangan taman apotek hidup. Lahan kosong di wilayah RW 12 direncanakan akan diubah menjadi taman produktif, yang tidak hanya mendukung lingkungan hijau tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, RW 12 Pancasan Baru menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang berkelanjutan tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
Gambar 9. Semangat para pemuda/i di lingkungan RW 12, Kel. Pasir Jaya, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor untuk berperan dalam gerakan kepedulian lingkungan perlu didukung dan ditularkan di wilayah lain khususnya kawasan perkotaan.
“Kami berharap program ini tidak hanya menjadi solusi lokal, tetapi juga dapat menjadi model yang direplikasi di daerah lain. Dengan sinergi yang baik antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” tutup Labibatussolihah.
ADVERTISEMENT