Konten dari Pengguna

PROFIL PELAJAR PANCASILA: Kolaborasi Tim PkM UPI dan MGMP Sejarah se-Bogor 2024

Nour Muhammad "Akim" Adriani
Mahasiswa tahun kedua program Master Pendidikan di CCU, Taiwan
31 Agustus 2024 20:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nour Muhammad "Akim" Adriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mata pelajaran Sejarah memiliki peran yang besar dalam penanaman nilai-nilai bagi generasi muda dan pe;ajar khususnya di era Kurikulum Merdeka. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan pendekatan yang berorientasi pada konsep belajar sepanjang hayat mendorong siswa untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri, sehingga diperlukan upaya sistematis untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap masa lalu, kini dan yang akan datang. Mata pelajaran Sejarah dengan demikian berperan dalam memperkuat identitas nasional, penanaman karakter moral, sikap sosial dan empati melalui narasi-narasi sejarah yang beragam. Di wilayah Bogor Raya khususnya, pendalaman P5 dalam kerangka Kurikulum Merdeka ini diperlukan guna menghadapi tantangan abad ke-21 di masyarakat peralihan antara budaya rural dan urban metropolitan Jabodetabek. Melalui kesadaran ini, peningkatan kapasitas guru-guru mata pelajaran Sejarah di Kota dan Kabupaten Bogor perlu dioptimalkan, salah satunya melalui pembinaan berkala dalam aspek teoretis maupun praksis pembelajaran sebagaimana dikembangkan di perguruan tinggi.
Gambar 1. Ketua Tim PkM, Labibatussolihah, M.Pd. (kanan) mewakili Prodi Pendidikan Sejarah FPIPS UPI mengikuti penandatanganan SPK bersama Ketua MGMP Sejarah Kota Bogor, Dra. Retno Susilowati (kiri) (30/8/24)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Ketua Tim PkM, Labibatussolihah, M.Pd. (kanan) mewakili Prodi Pendidikan Sejarah FPIPS UPI mengikuti penandatanganan SPK bersama Ketua MGMP Sejarah Kota Bogor, Dra. Retno Susilowati (kiri) (30/8/24)
Sehubungan dengan peran dosen dan dunia kampus terhadap pengembangan kualitas pendidikan nasional, pada Jumat (30/8/24) telah ditandatangani perjanjian kerja sama antara Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Program Studi Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah (MGMP) Kota Bogor dalam rangka kolaborasi peningkatan SDM pendidik sejarah jangka menengah dan panjang. Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian PkM yang telah dimulai pada Mei 2024 dengan Workshop yang diikuti oleh guru-guru sejarah di Kabupaten dan Kota Bogor yaitu secara daring pada 13-15 Mei dan luring pada 27 Mei bertempat di Aula SMA Negeri 1 Bogor. Tim PkM yang diketuai oleh Labibatussolihah, M.Pd., dosen di Prodi Pendidikan Sejarah FPIPS UPI mengusung tema besar Pelatihan dan Bimbingan Pembuatan Modul Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk Mata Pelajaran Sejarah yang Interaktif, Kreatif, dan Inovatif Bagi Guru-guru SMA se-Kota dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan mendapatkan pendanaan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPI. Turut hadir dalam kegiatan luring, Ketua MGMP Kota Bogor Dra. Retno Susilowati, Ketua MGMP Kabupaten Bogor Nur Hajar Ma’ruf, S.Pd., Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor, Drs. Atip Suherman, M.Si., serta Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah sekaligus mewakili UPI, Dr. Tarunasena, M.Pd.
ADVERTISEMENT
Gambar 2. Ketua Tim PkM (kedua kanan), Ketua Prodi Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (kanan), bersama Ketua MGMP Sejarah Kota Bogor (ketiga kanan) dan Kabupaten Bogor (kedua kiri), serta Kepala SMA Negeri 1 Kota Bogor (kiri) (27/5/24)
Penandatanganan surat perjanjian kerja sama ini sendiri mencakup kesepakatan pada aspek pendampingan dan pelatihan sumber daya manusia, kegiatan penelitian kolaboratif, dan kesempatan untuk kolaborasi kelembagaan untuk studi lanjut bagi para guru Sejarah. Payung kerja sama ini adalah juga sebagai tindak lanjut dari kegiatan di bulan Mei, yaitu workshop luring dengan penyampaian materi oleh Dra. Retno Susilowati yang membahas Praktik-praktik Baik (Best Practices) Pembelajaran Sejarah di Kota Bogor, Labibatussolihah, M.Pd., mengenai Diferensiasi Belajar dan Review Modul P5, dan presentasi dari peserta terpilih, yakni Robi Maulana Jayanegara, S.Hum., guru dari Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Ummul Quro Bogor, berupa hasil modul yang telah dibuat dengan tema Kearifan Lokal dan topik bertajuk Identitasku, Jatidiri ku. Dari hasil brainstorming didapati harapan dari para guru peserta kegiatan agar pelatihan dan pendampingan seperti ini tidak hanya bersifat insidental tetapi juga terprogram dan berkala.
Gambar 3. Tim PkM beserta Guru-guru Sejarah SMA se-Kota dan Kabupaten Bogor pada kegiatan Workshop luring di Aula SMA Negeri 1 Kota Bogor (27/5/24)
Secara umum, kegiatan workshop baik luring maupun daring dihadiri oleh sekitar 400 orang peserta guru dalam empat sesi yang berbeda. Pemateri yang dihadirkan adalah dosen-dosen di Program Studi Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan praktek baik dari MGMP Kota dan Kabupaten Bogor. Di antara pemateri tersebut antara lain Prof. Dr. Nana Supriatna, M.Ed., guru besar di FPIPS UPI; Dr. Tarunasena, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Sejarah; Dra. Yani Kusmarni, M.Pd.; Labibatussolihah, M.Pd.; Nurdiani Fathiraini, M.A.; dan Dimas Aldi Pangestu, M.Pd. Pemateri dari MGMP yaitu Dra. Emi Rosmiami, M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Sukaraja Kab. Bogor dan Guru Sejarah. Adapun materi-materi PkM yang diangkat antara lain bertemakan, Pembelajaran Sejarah dan Profil Pelajar Pancasila sebagai Pendidikan Berkelanjutan: Memahami dan Mengimplementasikan P5, Inovasi Perencanaan Modul dan Asesmen P5 dalam Pembelajaran Sejarah, serta Bimtek: Peluang dan Tantangan Implementasi P5 dalam Pembelajaran Sejarah.
Gambar 4. Kegiatan Workshop daring Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Modul P5 Mata Pelajaran Sejarah 13-15 Mei 2024
Melalui kegiatan ini, guru dibekali dengan kemampuan menyusun pembelajaran berbasis keterampilan. Peserta yang terdiri dari guru-guru Sejarah SMA se-Kota dan Kabupaten Bogor ini diberi bimbingan terkait cara merancang modul yang mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, dan berkreasi dalam pembelajaran Sejarah. Selain itu, peserta diberi pengetahuan materi serta kiat-kiat mengatasi tantangan dalam pembelajaran Sejarah, dimana pada dewasa ini guru dituntut untuk mampu menyusun pembelajaran yang interaktif, kreatif, dan inovatif. Guru-guru didorong untuk mencari cara baru dalam menyampaikan materi, memanfaatkan sumber daya yang tersedia, dan terus mengembangkan keterampilan sebagai pendidik yang mana akan meningkatkan kualitas belajar di tingkat daerah. Dengan demikian, peserta yang terlatih dan terbimbing ini akan menjadi agen perubahan dalam menghadirkan pembelajaran yang lebih baik dan membantu pencapaian tujuan pendidikan nasional dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT