Konten dari Pengguna

Kerokan: Pengobatan Kuno yang Menjadi Simbol Kebudayaan dan Kehidupan Sosial

Akmal Maulana Ridho
Saya Akmal Maulana Ridho, mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang bersemangat dan memiliki dedikasi tinggi.
16 Desember 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akmal Maulana Ridho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kerokan adalah salah satu praktik pengobatan tradisional yang telah ada di Indonesia selama berabad-abad. Meskipun sering dianggap sebagai metode sederhana untuk meredakan gejala flu atau masuk angin, kerokan lebih dari sekadar teknik penyembuhan fisik, ia juga merupakan simbol kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna kerokan dalam konteks budaya, kesehatan, dan interaksi sosial.
ADVERTISEMENT
Kerokan adalah suatu kegiatan menggesekan benda pipih yang ujung permukaannya tumpul di atas permukaan kulit yang telah diolesi oleh minyak hangat biasanya pada bagian tubuh terutama punggung, untuk menyembuhkan suatu keluhan atau penyakit di tubuh. Kerokan menjadi salah satu metode pengobatan alternatif yang kerap dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, apabila sedang mengalami suatu keluhan yang dikenal dengan masuk angin. Istilah masuk angin sendiri tidak ada didalam dunia kedokteran atau medis, kondisi ini berhubungan dengan gejala tidak enak badan seperti, pegal linu, nyeri otot, perut kembung, sakit kepala, dan lain-lain.
Sumber: Foto Sendiri (Alat yang biasa digunakan untuk kerokan)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Foto Sendiri (Alat yang biasa digunakan untuk kerokan)
Masyarakat desa di Jawa khususnya kelompok miskin seperti petani, nelayan dalam kehidupan sehari-hari masih mempraktikkan medis tradisional dalam mengatasi penyakit. Hal ini karena pengobatan modern dirasa mahal biayanya (Triratnawati, 2010). Mereka percaya bahwa metode ini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengeluarkan "angin" dari dalam tubuh. Meskipun efek fisiknya masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan, tidak dapat dipungkiri bahwa kerokan memiliki dampak psikologis yang signifikan. Bagi banyak orang, kerokan bukan hanya tentang penyembuhan, itu adalah pengalaman yang menghubungkan mereka dengan tradisi nenek moyang mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks kebudayaan, kerokan mencerminkan nilai-nilai kolektivitas dan solidaritas dalam masyarakat. Proses kerokan sering dilakukan oleh anggota keluarga atau teman dekat, menciptakan momen kebersamaan yang intim. Saat seseorang merasa tidak enak badan, biasanya mereka akan meminta bantuan orang terdekat untuk melakukan kerokan. Ini bukan hanya tentang mengatasi rasa sakit fisik, ini juga tentang dukungan emosional dan sosial. Dalam masyarakat yang sering kali mengedepankan hubungan interpersonal, kerokan menjadi ritual yang memperkuat ikatan antar individu.
Namun, meskipun kerokan memiliki tempat penting dalam budaya Indonesia, praktik ini tidak lepas dari kritik. Beberapa ahli kesehatan menyoroti kurangnya bukti ilmiah yang mendukung efektivitas kerokan dalam mengobati penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun kerokan dapat memberikan efek relaksasi dan mengurangi rasa sakit sementara, tidak ada bukti kuat bahwa praktik ini dapat menyembuhkan penyakit atau mengeluarkan racun dari tubuh. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa meskipun kerokan adalah tradisi yang kaya, ia harus dipandang sebagai pelengkap, bukan pengganti pengobatan medis modern.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, risiko kesehatan juga perlu diperhatikan. Kerokan yang dilakukan dengan alat yang tidak bersih dapat menyebabkan infeksi kulit. Selain itu, tekanan berlebihan saat mengerok bisa menyebabkan memar atau luka pada kulit. Oleh karena itu, penting untuk melakukan praktik ini dengan hati-hati dan memastikan kebersihan alat yang digunakan.
Dalam era modern ini, di mana informasi kesehatan mudah diakses melalui internet dan media sosial, generasi muda semakin kritis terhadap praktik-praktik tradisional seperti kerokan. Mereka cenderung mencari informasi berbasis bukti tentang kesehatan dan pengobatan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa nilai-nilai budaya harus ditinggalkan. Sebaliknya, ada peluang untuk menggabungkan pengetahuan tradisional dengan pendekatan medis modern untuk menciptakan solusi kesehatan yang lebih holistik.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, kerokan adalah lebih dari sekadar teknik pengobatan,
ia merupakan simbol kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Meskipun terdapat kritik mengenai efektivitasnya dalam konteks medis, nilai-nilai kolektivitas dan dukungan emosional yang terkandung dalam praktik ini tetap relevan. Untuk menjaga warisan budaya ini sambil memastikan kesehatan masyarakat, penting bagi kita untuk menghargai tradisi sambil tetap mengedepankan pengetahuan medis berbasis bukti. Dengan cara ini, kita dapat mengenalkan kekayaan budaya kita tanpa mengabaikan kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan.
Dentha Additya, D. P. (2023, Juni 5). ANALISIS EFEKTIVITAS KEROKAN (COINING) UNTUK MEREDAKAN. SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPER HUBISINTEK 2023, 178-193.
Triratnawati, A. (2010, Juni 02). PENGOBATAN TRADISIONAL, UPAYA MEMINIMALKAN BIAYA KESEHATAN. JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN, 69-73.
ADVERTISEMENT