Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menyelami Pengaruh Permukiman Terhadap Kesehatan Sosial
18 Desember 2024 15:44 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Akmal Abdurrahman Saleh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Permukiman Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) telah menjadi solusi perumahan yang semakin populer bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan. Dengan harga sewa yang terjangkau, Rusunawa menawarkan alternatif bagi mereka yang tidak mampu membeli rumah di kota-kota besar. Meskipun Rusunawa memiliki manfaat dalam menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat, dampaknya terhadap kesehatan sosial penghuni seringkali kurang diperhatikan. Dalam konteks sosiologi kesehatan, penting untuk mengeksplorasi bagaimana kondisi fisik dan sosial di Rusunawa mempengaruhi kesehatan sosial penghuninya.
Kondisi Fisik Rusunawa dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Sosial
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek yang paling menonjol dari pemukiman Rusunawa adalah kepadatan penghuni yang tinggi. Dalam satu unit Rusunawa, dapat tinggal lebih dari satu keluarga dengan jumlah anggota yang cukup banyak. Hal ini menyebabkan terbatasnya ruang pribadi dan seringkali berujung pada peningkatan interaksi sosial yang tidak selalu positif. Padatnya penghuni juga berdampak pada kualitas fisik lingkungan, seperti sanitasi, ventilasi, dan ruang terbuka hijau. Dalam banyak kasus, Rusunawa dengan fasilitas terbatas seringkali menghadapi masalah kebersihan, seperti saluran air yang tersumbat, sistem pembuangan yang tidak memadai, atau kebersihan lingkungan yang kurang terjaga.
Masalah ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyebaran penyakit menular. Penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit menjadi lebih mudah menyebar di lingkungan yang padat penduduk dan kurang sanitasi. Penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa lingkungan yang tidak sehat di pemukiman padat penduduk meningkatkan prevalensi penyakit infeksi, terutama pada anak-anak yang rentan. Selain itu, kualitas udara yang buruk di Rusunawa, yang disebabkan oleh kurangnya ventilasi yang memadai, dapat menyebabkan masalah pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya. Misalnya, udara yang terkontaminasi debu atau polusi kendaraan dapat memperburuk kondisi pernapasan bagi penghuni yang memiliki masalah seperti asma atau alergi.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Sosial dari Lingkungan Rusunawa
Kepadatan penghuni di Rusunawa juga dapat mempengaruhi kesehatan sosial penghuninya. Lingkungan yang terbatas dan penuh sesak dapat menciptakan ketegangan antar penghuni. Konflik sosial, baik dalam bentuk perselisihan antar keluarga atau ketegangan antara penghuni yang berbeda latar belakang sosial dan budaya, seringkali muncul. Masalah-masalah ini dapat meningkatkan stres di kalangan penghuni dan memengaruhi kualitas hubungan sosial mereka. Dalam sosiologi kesehatan, ini disebut sebagai social stress, di mana tekanan sosial dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Selain itu, Rusunawa yang tidak memiliki fasilitas sosial yang memadai, seperti ruang terbuka hijau atau tempat berkumpul yang nyaman, membuat penghuni merasa terisolasi secara sosial. Isolasi sosial ini dapat memperburuk kondisi kesehatan mental penghuni. Stres yang berkepanjangan, akibat kurangnya dukungan sosial dan kualitas hidup yang rendah, berisiko menyebabkan depresi atau gangguan mental lainnya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA) mengungkapkan bahwa individu yang tinggal di lingkungan dengan ketegangan sosial yang tinggi lebih cenderung mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
ADVERTISEMENT
Upaya Meningkatkan Kesehatan Sosial di Rusunawa
Untuk meningkatkan kesehatan sosial penghuni Rusunawa, diperlukan pendekatan yang lebih holistik yang mencakup perbaikan fisik lingkungan dan penguatan hubungan sosial antar penghuni. Pertama-tama, perbaikan fasilitas fisik di Rusunawa, seperti sistem sanitasi yang lebih baik, ventilasi yang memadai, dan penyediaan ruang terbuka hijau, dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penghuni. Dengan adanya ruang terbuka hijau yang cukup, penghuni dapat memiliki tempat untuk bersantai, berolahraga, atau berkumpul bersama keluarga dan tetangga. Ruang terbuka hijau juga dapat meningkatkan kualitas udara dan memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental penghuni.
Kedua, program pendidikan kesehatan yang berfokus pada pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan pribadi perlu diperkenalkan kepada penghuni. Melalui pendidikan ini, penghuni akan lebih sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit. Selain itu, penyuluhan tentang pola hidup sehat, seperti pentingnya pola makan bergizi dan olahraga, dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penghuni.
ADVERTISEMENT
Terakhir, pendekatan sosial juga sangat penting. Pemerintah dan pengelola Rusunawa dapat menyediakan program-program yang mendukung integrasi sosial antar penghuni. Program komunitas yang melibatkan penghuni dalam kegiatan bersama, seperti gotong royong, acara kebudayaan, atau pelatihan keterampilan, dapat meningkatkan hubungan antar penghuni dan mengurangi isolasi sosial. Dukungan psikososial, seperti konseling atau pendampingan sosial, juga dapat membantu penghuni yang menghadapi tekanan sosial atau masalah kesehatan mental.
Kesimpulan
Rusunawa, sebagai solusi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan sosial penghuni. Meskipun Rusunawa menawarkan tempat tinggal yang terjangkau, kondisi fisik dan sosial yang kurang mendukung dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi pendekatan yang holistik untuk memperbaiki kondisi Rusunawa, baik dari segi fasilitas fisik maupun sosial. Dengan perbaikan yang tepat, Rusunawa dapat menjadi lingkungan yang lebih sehat dan mendukung kualitas hidup penghuninya.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
American Psychological Association (APA). (2018). Social Stress and Mental Health. APA.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Laporan Status Kesehatan Indonesia 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kompas. (2021). Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan di Permukiman Padat Penduduk. Kompas.com.
Supriyadi, T., & Suryanto, S. (2019). Sosiologi Kesehatan: Perspektif Sosial dalam Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.