Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Maraknya Populasi Tikus di Lingkungan Perkotaan dan Ancaman bagi Kesehatan
29 Oktober 2024 21:22 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari nurhidayatullah romadhon tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, kota-kota besar di seluruh dunia mengalami lonjakan populasi tikus yang signifikan, yang berdampak langsung pada kesehatan dan lingkungan perkotaan. Faktor utama yang mendorong peningkatan ini meliputi kemudahan adaptasi tikus di area urban, tersedianya sumber makanan berlimpah dari limbah makanan, dan sanitasi perkotaan yang sering kali tidak optimal. Tikus-tikus ini bukan hanya mengotori lingkungan tetapi juga menjadi sumber penularan penyakit zoonosis yang berbahaya bagi manusia, seperti leptospirosis, hantavirus, dan beberapa infeksi bakteri lainnya.
Penelitian yang ditulis oleh Sam A. Z. White dalam artikelya berjudul dalam Journal of Urban Ecology volume 7, isu 1 berjudul "Social and environmental correlates of rat complaints in Chicago" menunjukkan bahwa urbanisasi menciptakan lingkungan yang mendukung proliferasi spesies seperti Rattus rattus ( tikus rumah ) yang umumnya berwarna hitam , Akhir akhir ini semakin banyak ditemukan di area perkotaan dibandingkan dengan lingkungan pedesaan atau semi-urban.
ADVERTISEMENT
Populasi tikus ini dapat tumbuh dengan cepat di kota karena habitat perkotaan menawarkan banyak tempat perlindungan, seperti bangunan, sistem pembuangan limbah, dan ruang-ruang bawah tanah yang lembap dan aman untuk bersarang
Sebagai langkah mitigasi, beberapa kota telah menerapkan strategi pengendalian tikus melalui pemantauan populasi tikus dan peningkatan kualitas sanitasi. Namun, pendekatan ini sering kali menghadapi tantangan seperti resistensi tikus terhadap metode tradisional, vandalism pada perangkap, dan kebutuhan akan intervensi berkelanjutan di area padat penduduk dengan sistem pengelolaan limbah yang belum memadai. Di Kanada, misalnya, penelitian yang dilakukan di kawasan Downtown Eastside, Vancouver, menemukan bahwa tingginya kepadatan populasi tikus berkaitan erat dengan kondisi sosial-ekonomi lingkungan tersebut, di mana kemiskinan dan sanitasi yang buruk menciptakan kondisi yang mendukung bagi pertumbuhan populasi tikus
Faktor Penyebab Ledakan Populasi Tikus
ADVERTISEMENT
Meningkatnya jumlah populasi tikus di perkotaan disebabkan beberapa faktor yakni :
1. Sampah dan Limbah makanan di perkotaan.
Kota besar menghasilkan banyak sampah setiap hari, terutama dari sisa makanan yang berasal dari restoran, pasar, dan rumah tangga. Jika limbah makanan ini tidak dikelola dengan baik, maka akan menjadi sumber makanan utama bagi tikus. Hal ini memudahkan tikus untuk bertahan hidup dan berkembang biak, karena mereka dapat dengan mudah mengakses makanan yang melimpah di sekitar lingkungan perkotaan. Sebagai contoh, sebuah studi menunjukkan bahwa area dengan sanitasi buruk dan pengelolaan sampah yang tidak efisien cenderung memiliki populasi tikus yang lebih tinggi . Dengan kata lain, pengelolaan limbah yang baik sangat penting untuk mengurangi keberadaan tikus dan mencegah risiko kesehatan yang mereka bawa
ADVERTISEMENT
2. Kepadatan Bangunan dan Kurangnya Lahan Hijau
Kepadatan bangunan di kota-kota besar, ditambah dengan sedikitnya ruang terbuka hijau, membuat tikus mencari tempat berlindung di dekat manusia. Lingkungan yang padat ini menyediakan berbagai lokasi ideal bagi tikus untuk bersarang, seperti bangunan, gorong-gorong, dan sistem drainase. Dengan minimnya gangguan dari predator alami, tikus dapat berkembang biak dengan cepat, meningkatkan risiko interaksi dengan manusia. Penelitian menunjukkan bahwa kawasan perkotaan dengan infrastruktur yang padat cenderung memiliki populasi tikus yang lebih tinggi, terutama di daerah yang kurang terjaga kebersihannya
3. Perubahan Iklim
Perubahan iklim yang menyebabkan suhu semakin hangat telah menciptakan kondisi yang sangat mendukung bagi tikus untuk berkembang sepanjang tahun. Suhu yang lebih hangat tidak hanya membuat lingkungan lebih nyaman bagi tikus, tetapi juga memengaruhi pola reproduksi mereka. Dengan meningkatnya suhu, tikus dapat berkembang biak lebih sering, meningkatkan laju pertumbuhan populasi mereka.
ADVERTISEMENT
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat memengaruhi siklus hidup hewan, termasuk tikus, sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki lebih banyak keturunan dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini berpotensi meningkatkan interaksi antara tikus dan manusia, serta memperbesar risiko penularan penyakit yang dibawa oleh tikus
Ancaman - Ancaman yang ditimbulkan oleh Tikus
Tikus bukan hanya sekadar hewan pengerat yang mengganggu; mereka juga merupakan vektor pembawa berbagai penyakit berbahaya bagi manusia. Salah satu penyakit tersebut adalah leptospirosis, yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menyebar melalui kontak dengan urin tikus terinfeksi. Penyakit ini sering muncul saat musim hujan, ketika air yang terkontaminasi meluap, dan dapat menyebabkan demam tinggi serta masalah pada ginjal dan hati. Selain itu, tikus juga dapat menularkan salmonellosis, infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, melalui makanan yang terkontaminasi kotoran atau urin mereka, mengakibatkan gejala seperti diare dan kram perut. Tidak kalah serius, hanta virus dapat menyebabkan penyakit pernapasan parah, menyebar melalui udara yang tercemar kotoran atau urin tikus, dengan gejala yang dapat berujung pada kematian. Terakhir, penyakit pes yang disebabkan oleh Yersinia pestis, meskipun jarang terjadi saat ini, tetap menjadi ancaman di wilayah dengan sanitasi buruk. Oleh karena itu, keberadaan tikus di lingkungan perkotaan bukan hanya masalah kenyamanan, tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi masyarakat
ADVERTISEMENT
Dampak lain yang ditimbulkan oleh keberadaan tikus di lingkungan perkotaan tidak hanya terbatas pada risiko kesehatan, tetapi juga merusak infrastruktur dan barang-barang milik warga. Tikus sering menggerogoti kabel listrik, pipa air, dan bahkan makanan, yang dapat mengakibatkan korsleting, kebocoran, serta kerugian finansial yang signifikan bagi penduduk. Misalnya, kasus kebakaran yang disebabkan oleh tikus menggigit kabel listrik telah dilaporkan di berbagai kota.
Selain itu, tikus juga mengotori ruangan dan area terbuka dengan kotoran dan urin mereka, menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Hal ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup masyarakat serta mengurangi nilai properti di kawasan tersebut
Masalah Tikus termasuk Isu Global
Maraknya populasi tikus di perkotaan merupakan masalah yang mendesak untuk diatasi karena ancaman serius yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia, yang tidak hanya mempengaruhi masyarakat setempat tetapi juga mencerminkan tantangan global dalam manajemen lingkungan dan kesehatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Keberadaan tikus dapat menyebabkan penyebaran penyakit berbahaya seperti leptospirosis, salmonellosis, dan hantavirus. Untuk mengurangi masalah ini, perlu dilakukan manajemen sampah yang lebih baik, penerapan sanitasi yang memadai, serta keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Langkah-langkah seperti peningkatan pengelolaan limbah, perbaikan infrastruktur sanitasi, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dapat membantu mengendalikan populasi tikus.
Keberhasilan dalam mengatasi masalah ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup di lingkungan perkotaan, tetapi juga mencegah penyebaran penyakit yang dapat merugikan kesehatan masyarakat secara keseluruhan