Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mikro Plastik Tantangan Baru dalam Menjaga Lingkungan Indonesia
3 Juli 2024 6:11 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari nurhidayatullah romadhon tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keindahan alam yang tidak perlu diragukan lagi, namun saat ini ada ancaman tak terlihat yang semakin mengkhawatirkan yakni cemaran mikroplastik yang semakin masif. Fenomena ini telah menjadi perhatian serius bagi ilmuwan, aktivis lingkungan, dan masyarakat umum, mengingat dampaknya yang merusak terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Mikroplastik merupakan potongan plastik berukuran sangat kecil, yang terbentuk secara alami dari krofiber pakaian yang terbuat dari bahan sintesis atau terbentuk secara buatan salah satunya hasil degradasi plastik yang lebih besar. Karena ukuran mikroplastik sangat kecil sehingga mampu menyusup ke dalam berbagai ekosistem, mulai dari lautan, tanah hingga udara.
ADVERTISEMENT
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan Indonesia menunjukkan bahwa mikroplastik telah ditemukan di hampir semua ekosistem, bahkan di daerah terpencil sekalipun. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mikroplastik telah mencemari air minum, makanan laut, dan bahkan udara yang kita hirup setiap hari.
Dampak Berbahaya Mikro Plastik
Pencemaran terbesar mikroplastik berada di perairan. Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Plymouth, Inggris, menemukan bahwa mikroplastik dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem laut dengan mengubah perilaku makanan ikan. Ikan-ikan yang terpapar mikroplastik cenderung makan lebih banyak plastik dari pada makanan alami mereka, yang dapat mengganggu pertumbuhan dan reproduksi mereka serta memengaruhi populasi ikan secara keseluruhan.
Selain itu penelitian tersebut menjelaskan jika ikan dimakan oleh manusia, partikel mikroplastik yang terperangkap di dalam tubuh ikan tersebut dapat dilepaskan saat ikan dimasak atau dicerna di dalam tubuh manusia. Partikel-partikel ini dapat merusak saluran pencernaan dan berpotensi menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti peradangan atau iritasi. Dalam jangka Panjang Kandungan Mikroplastik yakni bisfenol A (BPA) dan ftalat, yang dapat terlarut dalam lemak ikan, akan tertimbun di tubuh manusia dan dapat meningkatkan risiko terkena masalah kesehatan seperti gangguan hormonal, gangguan reproduksi, dan kanker.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dampak cemaran mikroplastik yang berada di udara dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan di Universitas Strathclyde, Skotlandia, bahwa mikroplastik telah mencemari lingkungan udara, terutama melalui debu dan partikel udara lainnya. Partikel mikroplastik ini kemudian dapat terhirup oleh manusia dan hewan, berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan dan masalah kardiovaskular
Dari pemaparan diatas mikroplastik mungkin tidak terlihat oleh mata kita, tetapi dampaknya sangat nyata dan merusak. Indonesia, dengan keindahan alam dan kekayaan ekosistemnya, harus mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.
Kesimpulan
Mikroplastik, partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm, telah menjadi ancaman serius bagi lingkungan di Indonesia. Sumber utama mikroplastik termasuk limbah industri, produk konsumen seperti kosmetik dan deterjen, serta degradasi dari sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik. Partikel-partikel ini tersebar luas di ekosistem perairan dan tanah, serta masuk ke rantai makanan, mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan.
ADVERTISEMENT
Tantangan utama dalam mengatasi mikroplastik di Indonesia meliputi:
1. Kurangnya Pengelolaan Sampah yang Efektif
Banyak daerah di Indonesia masih kekurangan sistem pengelolaan sampah yang memadai, sehingga plastik sering berakhir di lingkungan.
2. Kurangnya Kesadaran dan Edukasi
Pengetahuan masyarakat tentang bahaya mikroplastik dan cara mengurangi penggunaan plastik masih minim.
3. Regulasi dan Penegakan Hukum
Meskipun ada beberapa regulasi terkait pengelolaan sampah plastik, implementasinya sering kali kurang efektif.
4. Riset dan Data Terbatas
Penelitian tentang dampak mikroplastik di lingkungan Indonesia masih terbatas, menyulitkan upaya mitigasi yang tepat.
Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, komunitas, dan individu. Langkah-langkah strategis termasuk peningkatan sistem pengelolaan sampah, edukasi publik tentang pengurangan penggunaan plastik, serta penguatan regulasi dan penegakan hukum. Selain itu, investasi dalam penelitian dan teknologi pengolahan sampah plastik sangat diperlukan untuk menemukan solusi yang berkelanjutan. Hanya dengan upaya bersama, Indonesia dapat mengurangi dampak mikroplastik dan menjaga lingkungan bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT