Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita Hijrah ke kumparan hingga Pria Penyuka Drama Korea
17 Januari 2019 6:32 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aksara edisi kali ini memuat tiga story menarik yang membahas tentang topik yang berbeda. Dua di antaranya bercerita tentang pengalaman yang mereka rasakan bekerja di kumparan. Simak selangkapnya.
ADVERTISEMENT
1. 8 Tahun di Portal Berita No.1, Mengapa Saya Mau Pindah ke kumparan? (Adhie Ichsan)
Memutuskan bergabung dengan kumparan adalah keputusan terbesar pertama saya sebagai orang dewasa. Saya memikirkannya dengan berbagai pertimbangan. Menanyakan pendapat orang tua hingga calon istri saya saat itu.
Sebagai perusahaan rintisan, kumparan tak punya jaminan pasti untuk masa depan. Sementara tempat bekerja saya sebelumnya berada di bahtera yang sanggup bertahan diterjang ombak tinggi.
Tetapi, ada sesuatu dari kumparan yang menggelitik sisi petualangan saya. Sesuatu yang tidak saya ketahui pasti, tapi terus mengusik rasa penasaran. Analisis sederhana saya ketika itu begini: Sudah puluhan media online lahir setelah perusahaan tempat saya bekerja, tetapi saya tidak melihat perbedaan yang signifikan secara konsep maupun teknologi.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa bedanya kumparan? Itu yang saya gali lebih dalam sebelum saya benar-benar yakin untuk bergabung.
2. Sepenggal Cerita dari Aku untuk kumparan (Adisty Putri Utami)
Enggak terasa kumparan akan bertambah umur yang kedua. Mungkin angkanya memang kecil, tapi kalau dilihat lebih luas kantor ini sudah berkembang cukup pesat. Benar-benar di luar dugaan sebagai sebuah media baru. Hebat!
Di sini aku cuma pegawai biasa. Berawal dari seorang reporter lifestyle, food, lalu menetap di social media specialist. Perpindahan yang cukup singkat dalam jangka waktu satu tahun. Tapi gapapa, dengan begitu aku bisa belajar banyak.
Aku merasa perjalananku bersama kantor ini masih sangat panjang. Masih banyak hal yang belum aku explore, belum kusentuh, dan juga kupelajari. Aku percaya dengan niat yang tulus dariku dan teman-teman, kami bisa menjadikan kumparan bukan sekadar 'kantor', tapi rumah kedua yang nyaman.
ADVERTISEMENT
3. Drama Korea dari Persepsi Pria Sangar (Daniel Simanullang)
Dalam kultur budaya dan juga keluarga yang keras, apa yang dicitrakan oleh drama dan acara hiburan yang berkiblat ke Korea Selatan adalah hal yang aneh bagi keluarga saya. Jika ingin mencari hal-hal yang berbau drama, keluarga saya lebih berkiblat pada telenovela ala Latin yang dulu identik dengan Hati Yang Mendua di TVRI.
Padahal jika melihat lebih dalam, kisah dan hal-hal di belakang layar dari industri hiburan Korea Selatan memiliki sisi menarik yang kadang sangat aneh ketika keluarga dan kawan-kawan saya mengetahui akan kegandrungan saya pada KPop atau sejenisnya.
Tidak jarang saya mendengar celetukan yang ditujukan pada diri saya, "aneh pria kok suka Korea" atau "Percuma muka sangar kalo sukanya Korea-Korea". Padahal, jika mereka memberikan waktu kepada saya untuk menjelaskan bagaimana saya memandang drama Korea Selatan dan hiburannya.
ADVERTISEMENT
Apa yang ada dalam pikiran saya tidak sesederhana teriakan oppa, ahjusi, atau sentimen remeh soal operasi plastik, atau bagaimana sekelompok pria yang didandani menjadi seorang wanita akan lebih menarik daripada wanita sebenarnya (Kim Hee Chul adalah contohnya).
Ikuti terus Aksara di sini .