Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kisah Menjadi 'Penjaga Gawang' hingga 'Pacaran' dengan kumparan
18 Januari 2019 6:43 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semua user story terpilih dalam Aksara edisi ini ditulis oleh 'penjaga gawang' hingga 'superhero' yang bercerita tentang pengalaman mereka bekerja di kumparan; dari mereka yang mengawalinya dengan keraguan hingga yang kini SemaQueen YaQueen. Berikut nukilannya.
ADVERTISEMENT
1. Keluar dari Zona Nyaman Demi Bergabung di kumparan
Beruntungnya saya saat itu ditelepon kumparan. Mereka meminta saya untuk datang ke Jatipadang, Pasar Minggu. Setelah melalui proses yang panjang, saya akhirnya diterima menjadi anggota kumparan. Meski senang dan bangga, jujur, saat itu saya juga dilema. Sebab harus meninggalkan teman-teman di kantor lama yang selama ini selalu ada di saat saya senang dan duka.
2. Sulitnya Menjadi 'Penjaga Gawang' Informasi
Di tulisan ini saya ingin bercerita sedikit pengalaman bekerja di kumparan hingga saat ini. Meski saat ini saya tidak lagi ‘turun lapangan’, kesulitan menjadi gatekeeper masih saja dialami. Apalagi bekerja di ‘belakang layar’ sebagai asisten editor harus memastikan laporan yang didapatkan dari reporter merupakan sebuah kebenaran yang layak dipublikasikan.
ADVERTISEMENT
3. Hangat di Hati yang Membuat Saya #Percayakumparan dan Ada di Sini
Saat akal menimbang nama kumparan belum besar dibanding perusahaan tempat saya bekerja selama 15 tahun sebelumnya, hati menegur bahwa justru di sini saya bisa banyak belajar sekaligus membuat perubahan. Saat akal mengusik bukan seperti ini media yang selama ini saya kenal, hati berbisik tak seharusnya kita terlena dengan apa yang sudah biasa tapi tak lagi sesuai dengan zaman.
4. Pindah ke kumparan, Apakah Menjadi Keputusan yang Tepat?
Berat enggak kerja di kumparan? Berat. Menyesal enggak pindah ke kumparan? Enggak. Pernah kepikiran mau resign? Pernah (di awal-awal kerja). Tapi enggak pernah mau merealisasikannya. Malu. Masa sih saya enggak bisa? Masa sih saya secupu itu? Orang lain aja bisa, masa saya enggak? Kali ini saya bangga sih dengan gengsi yang ada di diri saya, gengsi untuk sebuah pencapaian yang baik.
ADVERTISEMENT
5. Universitas kumparan Indonesia
Ekspektasi tidak berbanding lurus dengan kenyataan. Satu-satunya yang bisa saya lakukan tentu saja beradaptasi. Memaafkan diri sendiri. Kemudian membuat rencana lagi. Rencana yang saya buat tidak jauh-jauh dari pendidikan. Kalau saya tidak bisa mengikuti pendidikan formal di kampus, maka kampusnya yang saya bawa ke pekerjaan. Dengan kata lain, saya menjadikan arena pekerjaan sebagai laboratorium pendidikan. Universitas kumparan Indonesia.
6. Kenapa Banyak Superhero yang Berprofesi Wartawan?
Dari kecil, gue adalah penggemar cerita-cerita superhero (meski selalu memilih berada di kubu antiheroes-nya, sih). Bukan cuma ceritanya yang seru, gue juga menikmati pengembangan karakter masing-masing tokoh. Lalu, gue baru kepikiran, kenapa banyak superhero yang 'pekerjaan aslinya' wartawan? Dan jawabannya ditemukan setelah gue bekerja sebagai wartawan di kumparan sejak dua tahun lalu.
ADVERTISEMENT
7. Karya Raya bersama kumparanSTUDIO
Apa sebenarnya yang kamu cari saat bekerja? Penghasilan, sudah pasti. Lalu, apa lagi? Kalau bagiku, jawabannya karya. Yah kadang kerja memang membosankan dan yang bisa membuat kerjaan itu tidak membosankan adalah diri kita sendiri yang tentu saja didukung oleh lingkungan kerja yang nyaman. Begitulah secara garis besar apa yang saya rasakan selama bekerja di kumparan.
8. SemaQueen YaQueen Kerja di kumparan
Kenangan terindah pertama di kumparan diingatkan pagi tadi oleh salah satu Chief kami, Ine Yordenaya. Hati udah deg-degan kan, pagi hari dapat chat dari beliau itu cuma foto. Ternyata, setelah dibuka isi pesannya begini, "Bikin tulisan dong 2 tahun kumparan. Ini foto ilustrasinya".
ADVERTISEMENT
9. Setahun di kumparan: Pekerjaan Berkualitas di Media Berkualitas
Awalnya, tak ada sepintas pun aku berpikir bakal berkarier menjadi staf media sosial. Saat aku masuk kumparan dulu, niatku, ya menjadi jurnalis. Tapi, di awal perjalananku bersama kumparan, aku sadar bahwa aku punya kelemahan besar jika aku ditempatkan di lapangan. Sedih, iya, mulanya pasti. Menjadi jurnalis adalah impian yang sudah kupendam sejak lama. Tapi ternyata, ketika mulai berkarier, aku malah sadar, bahwa menjadi reporter bukan keahlianku.
10. Percayalah, kumparan Itu Biasa-biasa Saja
Masuk malam lima hari tiap tiga minggu sekali. Gitu aja terus dari dua tahun lalu. Jadi, harap maklum bila saya sering kehilangan momentum untuk, ehem, malam mingguan. Itu belum dengan wabah masuk angin, pegel linu, dan ngelu-ngelu yang bertalu-talu. Duka-duka, eh, suka-duka inilah yang menghiasi hari-hari saya di sini, di bilangan Jati Murni. Capek? Absolutely.
ADVERTISEMENT
11. Begini Rasanya 'Pacaran' sama kumparan Selama 2 Tahun
Bisa dibilang, aku dan kumparan kayak pacaran. Aku yang moody-an kadang suka kesal, kadang sebal, dan kadang kangen. Misalnya, aku lagi kesal sama kerjaanku, tapi kumparan tahu gimana cara nge-treat karyawannya. Kadang ada makanan gratis, kadang bikin pesta di kantor, karokean akustikan, kadang tiba-tiba suka ada buah atau es krim gratis. Kadang juga suka kasih games berhadiah di akun @lifeatkumparan.
-------------------
Baca user story terpilih lainnya dengan mengikuti Aksara di sini .