Mengubah Cara Pandang: Dari Game hingga Zinédine Zidane

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
5 Mei 2018 6:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
zoom-in-whitePerbesar
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
ADVERTISEMENT
Tunda dulu pandangan jamak yang ceroboh menyatakan game tidak memiliki manfaat dan cenderung merusak waktu belajar anak. Beberapa contoh kasus telah membuktikan, game justru dapat menjadi media belajar yang efektif diterapkan di sekolah, seperti yang diuraikan Eko Nugroho dalam artikelnya.
ADVERTISEMENT
Nah, omong-omong perihal cara pandang, ulasan Nicolas Flamel atas pertandingan Bayern Munchen kontra Real Madrid pada Rabu (2/5) lalu menarik disimak. Analisanya mengalir pada simpulan, "Mengubah cara pandang adalah salah satu kunci mengubah kekurangan". Mengapa demikian? Silakan simak artikel mereka dan dua artikel #UserStory lainnya yang telah Aksara pilih untuk kamu.
Mungkin dengan membaca keempat artikel berikut ini kamu akan tertarik untuk menulis di kumparan. Artikelmu punya kesempatan untuk nongol di timeline kumparan dan dipromosikan di berbagai sosial media. Siapa tahu, artikel kamu juga dipilih Aksara edisi berikutnya. Cheers!
1. Ini Kenapa Sekolah Harus Peduli dengan Game - #ngobrolgame
Sekitar tahun 1906, seorang penulis yang merangkap sebagai wartawan dan aktivis sosial, Elizabeth Magie, membuat sebuah board game yang dinamakan Landlord Game. Game yang didesain untuk memberi gambaran Geonomics ini kemudian digunakan sebagai media pendidikan di Wharton School of Finance and Commerce, Princeton University, dan MIT.
ADVERTISEMENT
Lalu pada akhir dekade 1950, sebuah game bertajuk Beer Game diciptakan oleh seorang ahli komputasi dan profesor di MIT, Jay Forrester. Game itu sukses mensimulasikan dinamika rantai pasokan dan hingga saat ini tetap digunakan untuk menjelaskan konsep dasar rantai suplai.
2. Rainbirds, Lorong Sunyi Clarissa Goenawan
Sunyi dan sedih. Demikian perjalanan membuka lembar demi lembar Rainbirds. Karakter-karakter di dalamnya disatukan oleh hal serupa: rasa sepi dan tragedi.
Aku berupaya tak terlalu banyak cakap soal isi cerita, karena itu sama saja dengan mengisahkannya untukmu. Yang jelas, kentara sekali sejumlah tokoh dalam novel ini ‘dikutuk’ oleh garis nasib yang sama. Macam ada benang paralel di antara mereka.
3. Menyoal Taktik dan Strategi pada Laga Real Madrid vs Bayern Muenchen
ADVERTISEMENT
Pelatih Bayern Munchen Jupp Heynckes berupaya membaca jalan pikiran Zinédine Zidane. Jupp berasumsi, pelatih Real Madrid itu akan memainkan Nacho untuk mengisi slot Cavajal. Namun diam-diam, voila plot twist, ternyata Zidane yang justru berhasil membaca pikiran Jupp. “Biarkan musuhmu seolah-olah tahu keadaanmu, namun berikan kejutan yang bahkan khalayak pun tidak akan pernah memperkirakannya,” begitu kira-kira yang ada dalam pikiran Zidane.
Zidane membiarkan Jupp menelaah dan membaca kemungkinan permainannya, namun memberi sentuhan kejutan lewat Vazquez dan Modric untuk menghadapi Alaba dan Ribery di posisi core taktik Jupp. Asumsi Jupp berjalan dengan baik seolah-olah dia mengetahui apa yang Zidane pikirkan. Namun, Jupp tidak pernah menyangka bahwa ternyata ada satu poin yang menjadi titik kritis asumsinya jauh dari jangkauan.
ADVERTISEMENT
4. Mendeklarasikan 'Bogor Message' dan Perdamaian Semesta
Para cendekiawan muslim dunia berkumpul dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam Wasathiyah untuk mendeklarasikan "Bogor Message". Pertemuan itu hendak menegaskan sebuah pesan bahwa Islam adalah agama damai dan rahmat yang di dalamnya termuat ajaran yang mengajarkan cinta, harmoni, kesetaraan, dan perdamaian.
Di tengah kondisi global yang riuh dengan konflik horizontal yang mengatasnamakan agama, "Bogor Message" menjadi "oase di tengah gurun yang tandus". Melalui "Bogor Message", kita menegaskan semangat persaudaraan yang harus dibangun negara. Semangat persaudaraan sesama Islam (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan sebangsa dan setanah air (ukhuwah wathoniyah), dan persaudaraan sesama manusia (ukhuwah bashariyah).