Konten dari Pengguna

BioCNG Bahan Bakar Pengganti LPG

Safii
Pranata Humas Kementerian ESDM
19 Oktober 2022 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Safii tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 28 September 2022 di Langkat, Sumatera Utara, telah dimulai pembangunan proyek "Transisi dan Dekarbonisasi Energi Terbesar di Indonesia & Asia Tenggara". Pembangunan ini merupakan tahap I dari pembangunan sebanyak 25 (dua puluh lima) Pabrik Bio-CNG masing-masing dengan kapasitas 15.500 M3 BioCNG/hari, dengan total 387.000 M3 Bio-CNG yang dapat menggantikan LPG sebagai bahan bakar. Pemanfaatan Bio-CNG sebagai bahan bakar saat pabrik ini beroperasi diperkirakan akan menghasilkan pengurangan 3,7 Juta ton Co2 per tahun .
ADVERTISEMENT
Pemerintah dalam hal ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung penuh pembangunan pabrik Bio-CNG ini dan mengapresiasi upaya yang dilakukan PT KIS Group dalam mendukung transisi energi di Indonesia, khususnya dalam rangka peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) menjadi sumber energi.
Peletakan batu pertama pembangunan pabrik Bio-CNG terbesar di Indonesia di Langkat, Sumatera Utara (Sumber : Kementerian ESDM)
zoom-in-whitePerbesar
Peletakan batu pertama pembangunan pabrik Bio-CNG terbesar di Indonesia di Langkat, Sumatera Utara (Sumber : Kementerian ESDM)
"Pada kesempatan yang berharga ini, saya mewakili Kementerian ESDM menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada KIS Group bekerja sama dengan Anglo-Eastern Plantations PLC dan PT Unilever melaksanakan upacara peletakan batu pertama pembangunan pabrik BioCNG. Pembangunan proyek BioCNG diharapkan dapat menjadi salah satu upaya baik dari KIS Group untuk ikut serta menyukseskan program peningkatan pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional," demikian dikatakan Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Edi Wibowo dalam sambutannya di kegiatan itu.
ADVERTISEMENT
PT KIS Group merupakan salah satu stakeholder yang melakukan pengembangan biogas skala industri. Melalui PT KIS Indonesia telah terbangun lebih dari 20 pabrik biogas di Indonesia sejak tahun 2012 dan menetapkannya menjadi yang terdepan dalam pengembangan biogas skala industri.
Pembangunan pabrik BioCNG tahap I ditargetkan akan commissioning pada bulan April hingga November 2023. Ketiga proyek ini akan menghasilkan volume BioCNG yang mencapai 1.230 MMBtu/hari, dengan nilai investasi sekitar USD 15 juta.
Unilever Oleochemical Indonesia akan membeli Bio-Compressed Natural Gas (CNG) produksi dari pabrik ini untuk menggantikan bahan bakar fosil yang selama ini digunakan demi mempercepat tercapainya target Net Zero Emission (NZE). PT Unilever akan menjadi yang pertama di Asia khususnya Indonesia yang menggunakan BioCNG untuk menggantikan bahan bakar fosil dalam skala besar.
ADVERTISEMENT
BioCNG ini adalah hasil pemurnian biogas (pute methane), dimana senyawa gas pengotor dibuang untuk menghasilkan lebih besar dari 95% pure methane gas. Compressed biogas memiliki nilai kalor dan properti lainnya yang mirip dengan compressed natural gas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar otomotif, pembangkit listrik, serta untuk kepentingan industri dan komersial. BioCNG dapat diaplikasikan sebagai pengganti LPG, feeding ke jaringan gas kota, dan transportasi.
Pengembangan biometan dengan skala komersil dapat digunakan sebagai bahan bakar non listrik, seperti sektor transportasi dan juga sebagai substitusi LPG yang dapat digunakan untuk industri. Manfaatnya cukup signifikan, penyebabnya karena saat ini Indonesia masih mengimpor LPG dalam jumlah besar. Sumber bahan baku untuk memproduksi BioCNG cukup beragam. Sebagai negara penghasil minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terbesar dan kaya hasil sumber daya alam, Indonesia mempunyai potensi besar untuk memanfaatkan limbah CPO dan juga limbah pertanian serta limbah peternakan lainnya untuk menjadi biogas maupun biometan.
ADVERTISEMENT
Pengembangan proyek BioCNG di industri kelapa sawit juga akan membantu perkebunan atau pabrik kelapa sawit untuk mengurangi emisi karbon, mengatasi masalah limbah serta membantu industri terdekat untuk lebih memanfaatkan EBT sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan dekarbonisasi. Selain itu, langkah pengembangan dan pembangunan proyek BioCNG ini tentunya akan membantu membuka lapangan kerja hijau bagi masyarakat sekitar yang kemudian memberikan multiplier effect bagi pembangunan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan.