Masa Depan Dunia Pangan di Indonesia

Al Haya Nurjanah Afifah Salsa Billah
Mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
9 Januari 2023 21:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Al Haya Nurjanah Afifah Salsa Billah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Isi Sego Goreng Kampung. Foto: Monika Febriana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Isi Sego Goreng Kampung. Foto: Monika Febriana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah melewati masa pandemi sekitar 2 tahun lamanya. Akhirnya kita sudah dapat menjalani hari-hari dengan tidak dihantui ketakutan akan bahayanya penularan penyakit, walaupun saat ini kita tetap harus menggunakan masker di ruangan tertutup ataupun di tempat keramaian. Saat dunia dilanda oleh pandemi, banyak bisnis ataupun start-up yang mengalami gulung tikar. Semua pihak merasakan kerugian atas terjadinya pandemi.
ADVERTISEMENT
Setelah pandemi mulai mereda, kita dituntut untuk bangkit kembali membangun perekonomian dunia. Anak muda saat ini diharapkan mampu membuat inovasi-inovasi baru yang out of the box, yang sebelumnya inovasi itu tidak terpikirkan oleh orang-orang pada umumnya. Dengan mulai bangkitnya usaha-usaha baru yang sebelumnya pernah tutup sementara, para pengusaha harus membuat strategi yang matang dan terencana. Contohnya dalam dunia pangan, banyak anak muda yang membuat perubahan sedikit demi sedikit, seperti membuat penampilan makanan menjadi lebih unik ataupun menggemaskan, membuat packaging yang estetik. Semua itu demi menarik peminat masyarakat.
Pemberian nama yang unik dalam menu makanan pun sangat berpengaruh, makin unik nama menunya maka makin banyak orang-orang yang penasaran untuk membelinya. Misalnya saja nama molen yang diubah menggunakan bahasa inggris menjadi croissant with banana filling. Penggunaan bahasa yang berbeda seperti itu pun target pasarnya akan berbeda pula dan harganya pun lebih mahal.
Pisang Molen, Sumber: pixabay.com
Semenjak sekolah dan universitas sudah menjalani pembelajaran tatap offline, banyaknya warung makan yang menyediakan menu ayam terutama ayam geprek sehingga banyak keluhan dari mahasiswa yang bosan dengan menu ayam yang begitu-begitu saja. Dengan itu, sebenarnya ada jalan bagi masyarakat untuk membuat inovasi dengan menu ayam yang unik dari segi rasa tetapi dengan harga yang masih aman bagi kantung para mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bisa saja berjualan dengan menu selain ayam, carilah menu yang belum terdapat di kantin pada umumnya, misalnya saja gado-gado, soto, mi ayam, dan masih banyak lagi. makin bervariasi menu di suatu kantin, dipastikan banyak mahasiswa yang tertarik untuk membelinya.
Industri pangan pun sekarang mulai melakukan inovasi-inovasi baru yang tentunya menjadi peluang besar pasar. Saat ini banyak olahan makanan atau minuman instan yang dibuat untuk mempermudah konsumen mengonsumsinya. Inovasi pangan dapat berasal dari ide-ide kreatif, konsep, nutrisi, analisis ekonomi, mutu, sensoris, dan kelayakan produk. Contoh makanan instan yang baru-baru ini muncul yaitu olahan bubuk brownis. Dengan olahan terbarukan itu dapat mempermudah konsumen untuk membuat brownis.
Brownies, Sumber: pixabay.com
Dengan melihat kondisi saat ini yang merupakan waktu yang tepat untuk membuat inovasi yang baru dan unik untuk kehidupan manusia. Terutama anak muda saat ini tentunya mempunyai pemikiran dan ide-ide yang terdepan dan ter-update. Apalagi saat ini teknologi makin canggih, yang dapat memudahkan kita berjualan melalui media sosial.
ADVERTISEMENT