Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Konservasi Damar Mata Kucing (Shorea Javanica) Di Gunung Rajabasa
20 November 2023 9:59 WIB
Tulisan dari Khairil Fajri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika anda mendengar kata damar mata kucing atau repong damar, mungkin ingatan anda akan tertuju pada Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Kabupaten Pesisir Barat memang memiliki komoditas hasil hutan unggulan yaitu getah damar mata kucing, Damar mata-kucing (Shorea Javanica) adalah nama pohon penghasil resin damar, yang termasuk dalam suku meranti-merantian. Resin ini digunakan dalam industri cat, vernis, linoleum, juga dalam industri farmasi, kosmetika, serta bahan aditif pangan. Namun taukah anda jika sebenarnya dahulu tanaman ini juga dibudidayakan oleh masyarakat di sekitar Hutan Lindung Gunung Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.
Masyakarat yang bermukim di kaki Gunung Rajabasa seperti di desa Sumur Kumbang, desa Kecapi dan desa Kesugihan dahulu membudidayakan tanaman Shorea Javanica untuk diambil getahnya. Tahun 1950 hingga periode 1980 masih banyak masyarakat yang membudidayakan damar mata kucing di desa-desa tersebut. Masyarakat mulai beralih pada komoditas lain ketika harga getah damar anjlok dan tidak dapat lagi diandalkan sebagai pemasukan, hingga kemudian pohon-pohon damar ditebang dan digantikan oleh cengkeh, kakao dan jenis lain yang lebih menguntungkan. Dengan tidak dibudidayakan lagi maka populasi tanaman damar di sekitar Gunung Rajabasa menjadi sedikit, bahkan kini sangat sulit menemukan pohon damar matakucing di Gunung Rajabasa.
Meski kini sulit ditemui, namun jika anda sedang berkunjung ke Kabupaten Lampung Selatan, anda masih bisa melihat beberapa tegakakan Shorea Javanica yang berusia 30 tahun di desa kecapi. Saat ini, diameter tanaman dengan umur 30 tahun ini telah mencapai 70 cm dengan tinggi mencapai 20 m dan kondisi tanaman cukup baik. Masih tampak lubang-lubang bekas penyadapan getah damar matakucing yang dilakukan oleh masyarakat, meski kini tanamann tersebut tidak lagi produktif namun keberadaannya sangat penting bagi keanekaragaman hayati di kaki Gunung Rajabasa. Shorea Javanica merupakan jenis tanaman endemik Sumatera yang perlu dijaga dan dilindungi kelestariannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya konservasi yang telah dilakukan adalah dengan penanaman damar mata kucing yang berlokasi di Hutan Lindung Register 3 Gunung Rajabasa. Lokasinya masuk dalam wilayah pengelolaan KPH Way Pisang. KPH Way Pisang merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bidang Kehutanan yang bertanggungjawab dalam pengelolaan Hutan Lindung Gunung Rajabasa, dan berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 367/Menhut-II/2011 tanggal 7 Juli 2011 memiliki luas 5.200,50 Ha. Lokasi penanaman damar mata kucing ini, masuk kedalam wilayah administrasi desa Banding, kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Jika anda tertarik untuk mengunjunginya, Jarak tempuh yang harus dilalui untuk sampai ke desa Banding adalah kurang lebih 30 menit dari Kalianda, Ibu Kota Kabupaten Lampung Selatan. Dari desa Banding, perjalanan dilanjutkan dengan tracking di dalam kawasan hutan lindung selama kurang lebih 3 jam dengan medan yang menanjak.
Di lokasi tersebut, telah di tanami batang tanaman damar matakucing pada tahun 2016. Penanaman ini merupakan kerjasama antara Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Wilayah Sumatera dengan KPH Way Pisang. Berdasarkan hasil kunjungan lapangan yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Magister Kehutanan Universitas Lampung pada bulan september tahun 2023, diketahui bahwa kondisi tanaman damar mata kucing berumur 7 tahun memiliki rata-rata diameter sebesar 3,25 cm dan tinggi berkisar 3,25 m hingga 10 m. Jenis tanaman damar mata kucing sendiri merupakan tanaman slow growing species atau tanaman yang lambat pertumbuhannya. Saat baru tumbuh, semai damar memerlukan naungan, akan tetapi setelah mencapai tinggi 1 m dapat bertahan ditempat yang kurang-lebih terbuka, kemudian setelah mencapai tinggi 3-4 m tanaman damar mata kucing memerlukan cahaya penuh untuk tumbuh menjadi pohon besar.
Selain tujuan konservasi, penanaman damar mata kucing di wilayah Gunung Rajabasa memiliki tujuan sebagai areal sumber daya genetik dan sumber benih. Dengan penanaman ini, diharapkan kedepannya menjadi pohon-pohon penghasil benih damar mata kucing, yang saat ini semakin sedikit populasinya. Dengan ketersediaan benih yang baik, maka populsai tanaman damar mata kucing bisa ditingkatkan, sehingga generasi yang akan datang masih bisa menjumpai tanaman asli Provinsi Lampung ini di alam.
ADVERTISEMENT
Live Update