Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Kura-Kura Macan: Si Mungil Pemakan Siput
24 Desember 2024 13:28 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Alamsyah Elang Nusa Herlambang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kura-kura pemakan siput ini dikenal dengan nama Latin Malayemys subtrijuga, atau lebih dikenal sebagai Kura Macan. Kura-kura ini memiliki ciri khas dengan pola kulit yang mirip batik, dan ukurannya berkisar antara 200 mm hingga 236 mm. Kura Macan memiliki perbedaan ukuran tubuh antara jantan dan betina. Betina tumbuh lebih besar dari jantan dan makanan utamanya adalah kerang air tawar. Anak-anak kura-kura ini biasanya memakan siput air. Betina akan bertelur hingga 10 butir selama musim kemarau, dan telur-telur tersebut menetas pada awal musim hujan. Mereka hidup di air tawar seperti rawa, persawahan, dan sungai. Di Indonesia, Kura Macan ditemukan di beberapa wilayah di Pantai Utara Jawa dan Sumatera.
Kura Macan memiliki peran penting dalam ekosistem. Mereka membantu mengendalikan populasi siput dan moluska lainnya, yang bisa merusak tanaman pertanian. Namun demikian, semakin bertambahnya jumlah penduduk, habitat alami kura-kura ini semakin terancam. Selain itu, perubahan iklim dan pencemaran dari bahan kimia juga berdampak buruk pada populasi kura-kura Macan. Beberapa spesies reptil, termasuk Kura Macan, juga sering ditangkap untuk dijual sebagai hewan peliharaan.
ADVERTISEMENT
Untuk melindungi spesies ini, perdagangan kura-kura diatur oleh perjanjian internasional CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999. Tujuan aturan ini adalah untuk memastikan bahwa perdagangan tidak membahayakan kelangsungan hidup spesies yang terancam punah.
Namun demikian, pertanyaan besar mengenai Kura Macan adalah asal usulnya. Berdasarkan penelitian, spesies ini dikenal hampir 200 tahun lalu dari spesimen yang dikoleksi di Banten, Jawa Barat. Namun, penelitian molekuler terbaru menunjukkan bahwa populasi Kura Macan di Indonesia bergabung dengan populasi dari Indochina, seperti Myanmar, Laos, Vietnam, dan Thailand. Hasil penelitian genetika menunjukkan bahwa populasi Kura Macan di Indonesia memiliki jarak genetik yang sangat kecil dengan populasi di Indochina.
ADVERTISEMENT
Dari hasil penelitian tersebut spesies ini mungkin diperkenalkan oleh manusia yang berpindah-pindah antara Asia Tenggara dan Jawa, atau bisa dikarenakan karena perdagangan kura-kura untuk kegiatan keagamaan. Namun, penelitian lebih lanjut dengan pendekatan genetika populasi sangat diperlukan untuk mendukung temuan ini. Mengetahui lebih banyak tentang kura macan dapat membantu pengelola untuk menerapkan kebijakan yang paling sesuai untuk Kura Macan, mengingat jenis ini memiliki status hampir terancam menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature).