Konten dari Pengguna

Nasib Pilu Guru Honorer

Alan Andrian
Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta
24 Februari 2025 12:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alan Andrian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Foto Sekolah PAUD Miftahul Ulum oleh Alan Andrian
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Foto Sekolah PAUD Miftahul Ulum oleh Alan Andrian
ADVERTISEMENT
Sejak Penghapusan tenaga honorer resmi dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara. Peraturan tersebut tertuang di dalam Surat Edaran No. B/185/M.SM.02.03/2022 tentang Status kepegawaian di Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Disitulah harapan Guru pupus. Nasib pilu yang saat ini mereka jalani mempengaruhi kehidupan ekonomi mereka, tak besar memang honor yang mereka dapatkan, tetapi sangat membantu untuk hanya sekedar pengganjal perut keluarga dirumah. Seperti yang dialami oleh Supandi asal Sukabumi yang harus menempuh perjalanan 11km untuk bisa bekerja ke sekolah tempat ia mengajar. Berbekal sepatu lusuhnya dan tas gendong yang ia gunakan, dengan sabar Supandi berjalan kaki sejauh 11km untuk bisa menempuh perjalanan ke sekolah. 200rb yang ia dapatkan setiap bulan dari hasil jerih payahnya mengajar di sekolah tersebut. Tak cukup memang, tapi semua itu ia syukuri dan jalani dengan ikhlas.
ADVERTISEMENT
Bagaimana nasib para honorer saat ini? Tak sedikit yang sudah mengabdi puluhan tahun yang tak kunjung diangkat jadi PNS, tak sedikit juga yang sudah tua renta. Bagaimana nasib mereka saat ini? Pilu bukan? Miris memang apa yang terjadi saat ini.
Guru adalah orang yang sangat tulus membantu mencerdaskan anak bangsa. Guru tanpa tanda jasa memang benar adanya, tak jarang sekarang guru banyak yang tidak mendapatkan kehidupan yang layak, tidak seperti halnya murid yang telah mendapatkan pengajaran yang layak dan ilmu yang layak.
Mereka sudah renta yang tak jarang kebanyakan dari mereka yang gagap teknologi, mereka sudah berusaha keras untuk bisa menyesuaikan perkembangan teknologi saat ini, tapi apa daya mereka selalu terkalahkan oleh Anak Muda yang melek teknologi. Seperti yang berseliweran di media sosial banyak guru honorer yang ikut bersaing dalam seleksi PNS/PPPK tapi dengan mudahnya mereka terkalahkan oleh Anak Muda yang baru lulus kemarin sore. Miris bukan? Seharusnya Guru Honorer yang sudah mengabdi puluhan tahun langsung di angkat jadi PPPK tanpa tes dan bersaing dengan anak muda.
ADVERTISEMENT