Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Kisah Samolin, Memulai Bisnis dari Iseng dan Bahan Sisa
6 April 2018 0:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Albert Agung Bagus Prasetiyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Caroline Rumiris Samosir awalnya tak menyangka kalau hobi memasaknya bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. Bukan sekadar cuan, bahkan Oline, panggilan akrabnya, sampai bisa mendirikan sebuah kafe di kawasan Cijantung, Jakarta Timur segala. Kafe yang diberi nama Samolin & Kaltivar ini menjadikan lasagna dan es kopi susu sebagai dagangannya.
ADVERTISEMENT
Ukuran kafe milik Oline ini memang tak besar, hanya 9 x 3 meter saja. Namun, kisah di balik pendirian kafe ini menarik untuk disimak. Pasalnya, Oline memulai usahanya dari tindakan iseng di polling Instagram Story akibat sebuah 'kesialan'.
Oline mengisahkan, kala itu ia mengikuti bazaar sekolah sepupunya. Barang yang didagangkan adalah susu dan spageti. Namun sial, lokasi stan miliknya yang berdekatan dengan stan thai tea membuat pembeli lebih memilih ke stan minuman ala Thailand tersebut ketimbang lapak milik Oline.
Bukan cuma tak untung, bahan baku dagangan Oline pun banyak sisa. “Susu yang saya beli saja sisa 10 liter," ujar Oline saat ditemui pada Rabu, 4 April 2018. Akhirnya ia untuk membuat makanan agar bahan yang ia punya cepat habis. “Saya lalu mencari resep yang tak butuh banyak bahan dan tentunya memakai susu sebagai bahannya. Akhirnya ketemulah lasagna.”
ADVERTISEMENT
Gadis berusia 25 tahun ini pun kemudian membuka polling, kalau bahan sisa ini dibikin lasagna beef dan dijual, apakah ada yang mau membeli. Tak disangka, respons yang didapat positif. Saat itu, ada 31 orang yang pesan. Untuk harganya, Oline mematok harga Rp 55 ribu per porsi. “Soal harga, saya asal sebut. Yang penting susu saya yang sepuluh liter itu habis,” kata dia.
Namun ternyata, setiap orang yang pesan tak melulu seporsi. Sebab, Oline harus membuat 78 porsi lasagna dari total 31 orang tersebut. Bahan yang tadinya sisa, kini malah kurang karena 10 liter susu hanya bisa membuat 35 porsi lasagna saja. Oline harus membeli bahan tambahan lagi.
Usai asal mematok harga, dara kelahiran 30 Oktober 1992 ini pun kewalahan lantaran bingung bagaimana mengirim 78 porsi lasagna buatannya. Namun, dari sinilah ide berbisnis kuliner yang satu ini datang.
ADVERTISEMENT
“Karena tidak bisa mengirimkannya semua di hari Senin, terpaksa beberapa konsumen saya mundurin jadi Selasa. Nah, karena yang Selasa ini cuma beberapa, akhirnya saya buka pre-order lagi di Insta Story buat ngabisin bahan yang baru saya bei. Eh, ternyata yang minat masih banyak,” tutur Oline mengenang.
Order yang terus berdatangan ini membuat Oline jadi serius di lahan menekuni Samoline. Ia kemudian menggandeng teman dekatnya, Kriston, yang pernah sekolah kopi untuk bergabung. Di order berikutnya, Oline tak lagi hanya menawarkan lasagna, tapi juga es kopi susu. Bahkan, ia juga mencoba peruntungan dengan menu baru di menu nasi. “Ada popay (pop ayam) dan popi (pop ikan), terus juga ada yang pakai salted egg,” ucapnya.
Order pun terus berdatangan, begitu juga dengan keuntungan. Saat ditanya perihal perihal profit, Oline menjawab, “Untuk es kopi susu untungnya 100 persen, sementara lasagna 120 persen.”
ADVERTISEMENT
Meski terkesan untung terus, tapi Oline mengaku mengelola bisnis kuliner ini tidaklah mudah. Karena berawal dari online, ia pun harus pintar-pintar ‘merawat’ postingan. Pernah sekali waktu ia tengah disibukkan dengan side job, alhasil Samolin tak terurus. “Pas saya buka pre-order lagi usai dari rehat panjang, eh, yang minat sedikit. Dari situ saya belajar untuk maintain dan update soal postingan.”
Tujuh bulan berjualan via online, antusias konsumen makin besar. Dapur rumahnya tak lagi bisa menampung pesanan. Terlebih, ibunya kerap marah akibat dapur yang kotor. Untunglah Oline punya ruko bekas salon miliknya dulu yang tak terpakai. Sudah sebulan bekas salon itu diubah jadi kafe Samolin & Kaltivar.
Adapun keuntungan yang didapat dari berjualan Samolin dipakai untuk membiayai serta menata kafe, seperti membeli meja, kursi, serta alat memasak. Ia mengatakan, kini Samolin sudah ada dan bisa dipesan via Go-Food.
ADVERTISEMENT