Saatnya Marcelo Gallardo Goes to Europe

Albertus Dio Sukma
to love is to learn, that's why i never stop learning about football.
Konten dari Pengguna
29 Februari 2020 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Albertus Dio Sukma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Namanya harum ketika didengar di El Monumental Stadium yang mana sebagai markas kebanggaan River Plate, setelah 2 musim berturut – turut membawa Los millonarios tampil di ajang Final Copa Libertadores meskipun mereka hanya menjuarai difinal pertama yakni pada tahun 2018 sebelum akhirnya di final musim berikutnya pasukan Gabriel Barbosa cs yaitu Flamengo mengagalkan niat Gallardo merengkuh trofi tersebut secara berturut - turut.
ADVERTISEMENT
Menurut laman twitter @CARP_English Marcelo Gallardo ialah pelatih tersukses sepanjang masa bagi River Plate dengan koleksi 10 trofi yang beliau dapatkan hanya dengan kurun waktu 6 tahun sejak 2014 lalu. Tak cuman itu dirinya pun mencatatkan poin per pertandingan sebanyak 1.84 menurut data yang diambil dari SofaScore, memang ketika kita membicarakan kualitas liga yang mungkin menurut beberapa orang tak sebanding jika disejajarkan dengan liga – liga top eropa tapi inilah sesuatu achievement yang beliau raih selama 6 tahun melatih di River Plate yang tidak dapat dicapai oleh pelatih – pelatih sebelumnya.
Beberapa media diluar pun melabeli Gallardo sebagai pelatih Wonderkid di usia beliau yang baru menginjak 44 tahun, lantas sebenarnya taktik apa yang digunakan Gallardo di River Plate? Gallardo yang mendambakan seorang Pep Guardiola dan Marcelo Bielsa menerapkan sepakbola intensitas tinggi dengan memaksimalkan penguasaan bola. Bisa dibilang ia menerapkan tiki-taka versinya sendiri di Argentina, sepakbola dengan umpan-umpan pendek yang menghibur. Dirinya pun sering berganti formasi dengan melihat siapa yang akan dilawan, menurut whoscored.com River telah bermain dengan 4 formasi berbeda pada musim lalu yaitu 4-1-3-2, 4-2-2-2, 4-3-3 dan 4-4-2.
ADVERTISEMENT
Layaknya Pep Guardiola, Gallardo selalu memotivasi pemainnya dengan menambahkan sesuatu yang terkait dengan mental, latihan visual, dan antisipasi. Para pemain yang bisa berpikir lebih baik, lebih cepat, yang dapat menciptakan perubahan. Gallardo yang merupakan mantan pemain PSG, Monaco dan River Plate sempat digadang-gadang sebagai titisan Diego Maradona. Dianggap gagal sebagai reinkarnasi sang legenda, Gallardo kini mulai melambungkan namanya sebagai salah satu calon pelatih top di dunia.
Sempat santer diisukan untuk menggantikan Ernesto Valverde di Barca, Blaugrana justru menunjuk Setien sebagai penggantinya. Alasan tidak dipilihnya Gallardo untuk menjadi penerus Valverde merupakan kebijakan manajemen Barcelona yang mungkin dinilai sebagian orang sebagai keputusan yang lagi –lagi dapat dikatakan aneh. Padahal jika Gallardo ditunjuk untuk menukangi Blaugrana diyakini gaya permainan yang diperlihatkan beliau di River Plate akan menunjukkan perpaduan yang cocok karna Gallardo sendiripun penganut permainan tiki-taka ditambah satu kompatriot dengan sang kapten yakni Leo Messi.
ADVERTISEMENT
Sebagai penikmat sepakbola, tak sabar rasanya melihat Gallardo berkiprah di luar benua Amerika khususnya benua Eropa yang mana sebagai parameter kedigdayaan sepakbola. Memang statistik yang disebutkan diatas hanyalah angka yang sewaktu – waktu dapat berubah diatas lapangan, tapi sekali lagi Marcelo Gallardo dengan usia yang baru 44 tahun dan raihan sejumlah trofi yang telah beliau dapatkan adalah pelatih tersukses dalam sejarah tim River Plate yang sudah berdiri sejak 118 tahun silam itu.