Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Curhat Mahasiswa: Dipaksa Presentasi, Tapi Tak Pernah Diajar Cara Bicara
18 April 2025 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Aldi Afronando tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Penulis: Aldi Afronando
Kamu pasti pernah ada di situasi ini
ADVERTISEMENT
“Silakan presentasi minggu depan.”
Kalimat itu sering terdengar di ruang kelas. Tapi tidak semua mahasiswa menyambutnya dengan percaya diri sebagian justru dengan panik, keringat dingin, dan perasaan ingin menghilang.
“Seorang teman bahkan pernah izin ke toilet sebelum presentasi dan tak kembali sampai kelas bubar.”
Public speaking, bagi sebagian orang, bukan cuma soal latihan, tapi trauma. Dan yang lebih ironis, kita dipaksa untuk bisa presentasi sejak awal kuliah, tapi tak pernah diajarkan caranya.
Presentasi Bukan Sekadar Baca Slide
Yang sering terjadi di ruang kelas adalah parade "membaca PowerPoint." Mahasiswa bergantian bicara tanpa ekspresi, menatap layar, dan berharap waktu cepat habis.
Kenapa? Karena dari awal, public speaking dianggap sesuatu yang “harus bisa sendiri.”
ADVERTISEMENT
Padahal, berbicara di depan umum itu skill bukan bakat. Sama seperti menulis atau berhitung, ia perlu dibimbing.
Ketakutan yang Tak Pernah Dikenali
Takut salah ngomong. Takut ditertawakan. Takut dinilai bodoh. Itu bukan cuma kekhawatiran biasa. Ada mahasiswa yang benar-benar mengalami serangan panik sebelum presentasi.
Sayangnya, ketakutan ini sering dianggap lebay. Dosen tak punya waktu untuk mengajarkan cara bicara. Teman sekelas sibuk dengan diri masing-masing. Alhasil, banyak mahasiswa yang “bertahan” tanpa pernah berkembang.
Seharusnya, Kita Diajar Cara Bicara
Bayangkan kalau sejak semester awal, kita dapat mata kuliah singkat: “Pengantar Ilmu Komunikasi”
Kita belajar:
ADVERTISEMENT
Itu bukan hanya akan membantu saat presentasi, tapi juga ketika wawancara kerja, magang, bahkan berbicara dengan orang tua atau atasan.
Bukan Soal Suara Lantang, Tapi Pesan yang Nyata
Public speaking tak harus tentang suara keras atau gaya panggung seperti motivator.
Ia bisa jadi momen paling jujur untuk menyampaikan kegelisahan, ide, dan sudut pandang yang mungkin belum pernah didengar.
Dan semua itu seharusnya bisa dipelajari, bukan dipaksa.
Mahasiswa Juga Ingin Didengar
Mungkin sudah saatnya kampus melihat public speaking bukan sebagai “kewajiban,” tapi kebutuhan.
Bukan sekadar menilai nilai presentasi, tapi juga menyiapkan mahasiswa untuk bicara. Dengan arah. Dengan keberanian. Dengan hati.
Kalau kamu setuju bahwa public speaking perlu diajarkan sejak awal kuliah, kamu tidak sendiri.
ADVERTISEMENT
Pernah merasa kayak gini juga? Tulis di kolom komentar atau share ke temanmu yang relate.
#Salamkomunikasi