news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melangkah di Tengah Multikrisis

aldi bintang
Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
2 September 2021 20:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari aldi bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari satu tahun pandemi COVID-19 telah mengguncang kehidupan masyarakat global. Virus yang awalnya muncul di Wuhan, Tiongkok, kini telah menyebar dan menginfeksi 224 negara. Pandemi COVID-19 adalah bencana kemanusiaan terbesar di abad ini. Berbagai dimensi sektor kehidupan telah terdampak dan mengakibatkan multikrisis.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, pandemi COVID-19 masih terus menginfeksi masyarakat di berbagai penjuru dunia. Melansir Worldometers, sampai Selasa (31/08/2021), total kasus COVID-19 di seluruh dunia terkonfirmasi lebih dari 217 juta kasus. Sebanyak 194 juta pasien telah sembuh, dan sekitar 4.524.212 orang meninggal dunia.
Di Indonesia sendiri, penyebaran COVID-19 meningkat signifikan. Bahkan, pada bulan Juli 2021 lalu Indonesia menjadi episentrum COVID-19 dengan angka kematian tertinggi di dunia, sebanyak 2.069 orang pada 27 Juli lalu. Sehingga, kasus kematian di Indonesia berjumlah lebih dari 132 ribu kasus. Angka-angka statistik ini tentu akan terus meningkat. Apabila diabaikan, ke depan akan menjadi ancaman yang membahayakan bagi kehidupan global maupun bangsa Indonesia.
Multikrisis akibat pandemi sangat jelas kita rasakan. Selain kesehatan, beberapa bidang yang terdampak di antaranya adalah sosial, pendidikan, politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Ancaman meningkatnya jumlah orang miskin, ancaman kesejahteraan, maupun ketertinggalan dalam pembelajaran (learning loss) saat ini tengah berlangsung. Menjadi ikhtiar dan upaya bersama sebagai masyarakat global untuk membangun solidaritas dalam menanggulangi dan memutus rantai penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Solidaritas Global
World Health Organization (WHO) sebagai organisasi kesehatan dunia telah menyuarakan agar terbentuknya kerja sama multilateral khususnya terhadap vaksinasi sebagai komitmen solidaritas global. Indonesia sebagai negara dengan kasus yang cukup tinggi tentu mengapresiasi serta ikut berpartisipasi dalam memperjuangkan solidaritas global. Mengingat, solidaritas, kolaborasi, dan kerja sama antarnegara merupakan hal penting dalam menangani pandemi COVID-19.
Tercatat, lebih dari 10 negara yang telah membantu Indonesia dalam penanganan COVID-19. Dukungan tersebut dalam wujud dosis vaksin, ventilator, tabung oksigen, alat pelindung diri, dan lain sebagainya.
Jepang pada awal juli telah memberikan 1 juta dosis vaksin AstraZeneca kepada Indonesia. Ada juga Singapura yang memberikan bantuan berupa 200 ventilator, 256 tabung oksigen kosong ukuran 40 liter, serta 30 unit oksigen konsentrator dari total 10.000 unit pembelian mandiri dari pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada Amerika Serikat yang memberikan empat juta dosis vaksin Moderna, Australia yang akan memberikan oksigen dan alat kesehatan senilai $12 juta atau setara Rp 130 miliar dan 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca, dan bantuan berupa alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dan alat semprot disinfektan senilai Rp 7,8 miliar datang dari pemerintah Korea Selatan.
Indonesia juga telah mengirimkan dukungan kemanusiaan kepada negara-negara sahabat untuk membantu penanganan COVID-19. Bantuan itu berupa perlengkapan untuk tempat isolasi pasien COVID-19 di Singapura dan bantuan tabung oksigen ke India. Melalui Coalication for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI), Indonesia juga turut berkontribusi dalam mendukung kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.
Perang melawan pandemi sudah seharusnya dihadapi bersama-sama oleh berbagai pihak baik dalam tataran global maupun lokal. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), sebagai organisasi terbesar yang menghimpun banyak negara harus menginisiasi terwujudnya solidaritas global dalam skala yang lebih besar lagi. Hal ini sudah semestinya dilakukan agar tidak ada disparitas dalam mengatasi bencana kemanusiaan akibat pandemi baik di negara maju maupun negara yang masih terbelakang.
ADVERTISEMENT
Langkah ke Depan
Dunia masih terus mencari cara untuk dapat membasmi dan memusnahkan COVID-19. Namun, virus adalah makhluk dengan spesifikasi tertentu, yang juga mempunyai mekanisme bermutasi untuk mempertahankan hidup. Terbukti dengan adanya varian Delta yang saat ini muncul dan terkenal ganas ketika menginfeksi manusia. Oleh sebab itu, dalam situasi seperti ini, pilihan yang tepat adalah berdampingan hidup dengan pandemi.
Beberapa negara terlihat berhasil dalam mengendalikan laju penyebaran COVID-19. Di benua biru, ada Islandia dan Selandia Baru yang saat ini berhasil mengendalikan sementara. Tentu, upaya-upaya tersebut haruslah menjadi role model untuk negara dengan kasus yang saat ini masih cukup tinggi. Tak terkecuali Indonesia, langkah-langkah strategis tersebut harus segera dirumuskan secara matang. Kontrol penyebaran, imbauan untuk selalu menaati protokol kesehatan, mengadakan vaksinasi, dan perbanyak tes adalah faktor utama yang harus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Sudah saatnya peta jalan untuk berdampingan dengan pandemi dirumuskan dan ditempuh baik dalam tataran lokal maupun global. Seperti yang diserukan oleh WHO, bahwa pandemi yang saat ini berlangsung kemungkinan besar akan menjadi endemik. Maka dari itu, sudah saatnya dunia menyiapkan dirinya untuk berdampingan dengan Covid-19.
Sebagai bagian dari masyarakat global, menghadapi multikrisis seperti ini jelas tidak semudah mengucapkannya. Namun, rasa optimisme harus senantiasa tumbuh. Pandemi yang saat ini kita hadapi, apabila dilakukan dengan penanganan yang strategis dan optimal maka akan memberikan dampak yang baik. Kini, sudah saatnya kita melangkah bersama, mengarusutamakan, dan mewujudkan itu sebagai upaya untuk bangkit dari multikrisis.
Oleh: (Aldi Bintang Hanafiah (Mahasiswa Ekonomi Syariah UMM)