A Beautiful Mind : Belajar Berdamai dengan Skizofrenia

Aldi Setiawan
Mahasiswa Agribisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Konten dari Pengguna
24 November 2022 11:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aldi Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cuplikan film A Beautiful Mind (Dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan film A Beautiful Mind (Dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Saat itu John Nash sedang menjalankan tugasnya sebagai agent rahasia Pentagon untuk bisa memecahkan kode-kode rahasia Soviet. Setiap hari dia selalu berkutat dengan majalah-majalah yang ia yakini sebagai media bagi soviet untuk mengirim kode rahasia tersebut. Hingga pada suatu malam John Nash mengirim hasil kerjanya di sebuah bangunan dan tiba-tiba, Wiliam Parcher, yang merupakan rekan kerja dan atasannya dari Pentagon menjemputnya dengan sebuah mobil dan mereka berdua dikejar-kejar oleh pihak Soviet.
ADVERTISEMENT
Tidak berselang lama John Nash mendapat undangan untuk menjadi pembicara di sebuah universitas. Namun, saat menjalankan presentasinya ada beberapa orang yang ia anggap sebagai pihak Soviet datang dan kemudian menangkapnya. John Nash lalu dibawa ke sebuah ruangan untuk diintrogasi dan yang mengejutkan, orang yang mengintrogasinya merupakan seorang dokter jiwa.
Dari sini kemudian kita semua akhirnya tahu bahwa pekerjaan yang selama ini dilakukan John Nash hanyalah khayalan semata, dia tidak bekerja untuk Pentagon dan John Nash didiagnosis mengidap skizofrenia.
A beautiful mind
‘A Beautiful Mind’ sebuah film beautiful bergenre psikologi yang digarap oleh sutradara Ron Howard dan tayang perdana pada tahun 2001. Film ini diangkat dari kisah nyata kehidupan seorang matematikawan asal Amerika, John Forbes Nash. Di dalam film, John Nash yang diperankan oleh Rusell Crowe merupakan seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Princeton. Dia digambarkan sebagai sosok yang ambisius namun juga anti sosial. Di asrama tempat ia menempuh pendidikan, John Nash juga memiliki teman khayalan bernama Charles Herman.
ADVERTISEMENT
Meskipun hanya teman khayalan, namun Charles Herman memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan John Nash itu sendiri. Charles Herman menjelma menjadi sosok sahabat bagi John Nash, tempat ia berbagi dan menjadi pelarian ketika John Nash terjebak dalam kebuntuan.
Di pertengahan film ketika John Nash sudah lulus dan menjadi seorang doktor di Universitas Princeton ia menikah dengan mahasiswinya, Alicia Nash. Alicia Nash menjadi sosok istri yang setia, bahkan ia menerima ketika John Nash didiagnosa skizofrenia. Alicia Nash juga merupakan sosok penting dalam kehidupan John Nash, ia merupakan sosok yang mendampingi John Nash ketika dalam tahap penyembuhan sampai John Nash terlihat seperti orang yang benar-benar normal.
Hingga pada akhirnya terkuaklah bahwa selama tahap penyembuhan, John Nash berhenti meminum obat, dia kembali dengan wahamnya sebagai seorang agent rahasia Pentagon. Hingga pada akhirnya setelah berbagai drama yang terjadi John Nash benar-benar sadar bahwa apa yang terjadi pada dirinya hanyalah sebuah khayalan. Dia meyakini hal tersebut setelah ia sadar bahwa anak angkat dari Charles Herman, Marcee, tidak bertambah tua.
ADVERTISEMENT
Berdamai dengan kepalsuan
Pada akhirnya John Nash menerima keadaanya sebagai manusia yang terganggu kejiwaannya. Meski begitu dalam kesehariannya, ia selalu diikuti oleh teman-teman khayalannya. Namun yang menarik di sini, dia tidak memaksa untuk menghilangkan teman khayalannya tersebut, ia mengakui keberadaan mereka dan tetap menghiraukannya. John Nash bahkan menyadari bahwa ketiga sosok teman khayalannyalah yang membuat ia bisa berdiri sampai hari ini dan puncaknya ia berhasil menerima penghargaan nobel di bidang ekonomi.
Di akhir film momen mengharukan terjadi ketika hari dimana John Nash menerima penghargaan nobel. Kala itu istrinya, Alicia Nash, hadir mendampinginya dan John Nash berpidato.
ADVERTISEMENT
Kisah John Nash dalam film A Beautiful Mind benar-benar membuka kesadaran kita terhadap orang-orang dengan skizofrenia. Penggambaran umum para pengidap skizofrenia benar-benar bisa dilihat dari sosok dan kisah John Nash. Selain itu, ia juga memberikan alternative cara menyikapi waham yang sedang dihadapi dan karakter lain pendampingnya juga memberikan contoh bagaimana berinteraksi dengan orang pengidap skizofrenia.
Cinta, ambisi, dan ketulusan benar-benar tergambarkan dalam Film A Beautiful Mind. Kisah hidup-mati John Nash dan istri, ambisi untuk mendapatkan hal yang kita inginkan, serta ketulusan Alicia Nash yang hidup bersama seorang skizofrenik.
Para pengidap skizofrenia memang benar-benar sudah kehilangan realitanya, namun ia tidak pernah kehilangan mimpi-mimpinya. Seorang pengidap skizofrenia juga sangat mungkin untuk berkarya, namun mereka hanya butuh orang yang tepat untuk berada di sisinya.
ADVERTISEMENT
***
Terkadang aku harus ragu dengan apa yang aku lihat. Kadang aku harus bertanya, “apa aku nyata dan kalian nyata? Dan kadang aku lupa bahwa aku sedang tidak waras.
Untuk diriku dan para pengidap skizofrenia lainnya.