Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Kisah Cinta yang Terhalang Perjodohan pada Novel "Gadis Garut" Abad XX
25 Mei 2022 21:34 WIB
Tulisan dari Aldi Tia Prayoga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Gadis Garut
ADVERTISEMENT
Mungkin jarang sekali orang mengenal novel roman multientik abad XX ini, dan siapa itu Sayid Ahmad bin Abdullah Assegaf. Beliau adalah seorang Ulama, Sastrawan, dan Pendidik terkemuka yang lahir di Kota Syihr pada tahun 1299 H (1882 M), dan wafat tahun 1369 (1950 M). Tulisan-tulisannya dalam novel Gadis Garut sangat menarik, sehingga kita sebagai pembaca terbawa langsung dalam cerita yang terdapat dalam novel ini. Dari pengenalan tentang kota Garut pada saat itu, kisah cinta seorang perempuan berintelektual yang bernama Neng dalam mengejar takdir cintanya bernama Abdullah. Awalnya novel ini berjudul Fatat Garut dalam bahasa Arab, dan di cetak serta diterjemahkan oleh Ali Yahya, Psi dalam bahasa Indonesia sebanyak dua kali. Cetakan pertama itu di Solo 1929 M, dan cetakan kedua di Jakarta 1929 M.
ADVERTISEMENT
Novel ini pernah memenangkan beberapa penghargaan pada masanya. Tetapi sebenarnya buku ini masih jarang sekali diketahui, karena di-era seperti ini orang-orang lebih mementingkan eksistensi si penulis dibandingkan karyanya. Dalam artikata orang-orang lebih tertarik dengan karya yang penulisnya sudah lama terkenal. Bagi kamu yang ingin mengetauhi lebih dalam mengenai kota Garut, dan kisah cinta sepasang insan antara Neng, dan Abdullah. Artikel Novel Gadis Garut ini bisa menjadi bahan referensi dalam membuat resensi buku-buku lain.
Resensi Novel Gadis Garut Karya Sayid Ahmad bin Abdullah Assegaf
Mengutip buku Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra (2004). Novel adalah karya sastra yang dihasilkan dari imajinasi pengarang. Novel juga mengisahkan tentang permasalahan kehidupan seseorang atau beberapa tokoh. Adapun contoh novel Gadis Garut yaitu sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Judul: Gadis Garut
Penulis: Sayid Ahmad Abdullah Assegaf
Penerjemah: Ali Yahya
Penyunting: Muhammad Syarif
Penerbit: Lentera
Tahun Terbit: 2008
Jumlah Halaman: 370
Gadis Garut merupakan novel yang mengisahkan perjalanan cinta seorang pemuda keturunan Arab yang berintelektual tinggi. Pemuda Arab tersebut adalah Abdullah. Dalam kisahnya Abdullah bertemu dengan seorang wanita yang bernama Neng di kota Garut. Pada pandangan pertamanya saat berjumpa dengan Neng, Abdullah langsung jatuh cinta, karena sosok Neng begitu cantik dan pintar dalam berbicara. Tetapi perjalanan untuk memperjuangan cintanya ini tidak semudah yang dibayangkan, Abdullah harus melewati lika-liku peristiwa untuk bisa bertemu dengan Neng. Mulai dari Neng yang di jodohkan dengan pria berbangsa Eropa bernama Van Ridijk, Neng yang kabur dari rumah karena perjodohan orangtuanya, sampai-sampai Abdullah mengira bahwa Neng sudah tidak meninggal, dan masih banyak peristiwa-peristiwa yang disajikan dengan sangat apik sehingga kita sebagai pembaca bisa merasakan langsung apa yang dirasakan tokoh saat itu. Novel ini memiliki 20 judul yaitu; Garut, Pandangan Pertama, Teman Setia, Gadis Impian, Diam Itu Emas, Antara Ilmu dan Harta, Mendapat Informasi, Siasat Haji Mukhthi, Mendapat Kabar, Haji Mukhthi Terpedaya, Pengorbanan Cinta, Perjuangan Sitrun, Jodoh dan Mati Rahasia Allah, Di Kereta Api, Setelah Abdullah Pergi, Pertemuan dengan Paman, Perkawinan Semu, Harapan Telah Kembali, Perjumpaan yang Dinanti, Kebahagiaan yang Lengkap.
ADVERTISEMENT
Gadis Garut mengajak pembaca supaya mau berpikir sekaligus merenung karena dalam tiap judul atau bab terdapat kejadian kejadian yang terjadi diwaktu yang sama tapi diceritakan dibab atau judul yang berbeda. Meskipun setting ceritanya dimasa abad XX, namun pembaca tetap dapat merasakan kisah ini karena menceritakan perjodohan, perkawinan, kesetiaan dan kejelekan sifat-sifat manusia.
Tokoh novel Gadis Garut yaitu Abdullah, Neng, Minah, Rusna, Rosidah, Haji Mukhthi, Van Ridijk, Sitrun, dan lain-lain. Setiap toko memiliki karakter masing-masing, baik protagonis maupun antagonis.
Dengan membaca karya ini, pembaca seolah diajak untuk terlibat secara langsung dalam perjalanan kisah cinta Abdullah dan Neng di abad XX.
Novel ini juga menyajikan keindahan-keindahan yang ada di kota Garut pada abad XX, dalam narasi si penulis kita tahu bagaimana keadaan Garut pada saat itu. Novel ini sangat humanis karena melihat manusia sebagai subjek dengan segala pembawaannya. Selain alur, penokohan, dan gaya bercerita yang apik, novel ini mengandung pesan moral yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Maka tidak heran jika novel Gadis Garut berhasil mendapatkan penghargaan . Saya sarankan untuk generasi sekarang yang sangat senang dengan novel yang bertemakan roman, harus membaca novel Gadis Garut ini, karena sudah sepatutnya kita sebagai generasi bangsa mengapresiasi karya bangsa sendiri.
Demikian contoh resensi novel Gadis Garut Karya Sayid Ahmad Abdullah Assegaf yang bisa dijadikan acuan dalam mebuat resensi buku-buku berkualitas anak bangsa lainnya. Ada banyak kata-kata menarik yang bisa kita kutip dalam novel Gadis Garut, dan yang paling berkesan buat saya adalah