Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Perubahan Makna Sumpah dalam Generasi Milenial
11 Desember 2020 13:16 WIB
Tulisan dari aldikaranis24 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di era milenial, dalam penggunaan media sosial seseorang dapat bebas dalam menulis postinganya di media sosial. Seperti Kata “sumpah” sering sekali dikalangan milenial digunakan sebagai bahan candaan dalam perbincangan anak muda, baik perbincangan secara langsung atau tatap muka, maupun perbincangan di media sosial.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, Kata sumpah dalam KBBI edisi ke-5, yaitu pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap suci atau dapat dikatakan sebagai janji atau ikrar. (KBBI Online edisi V, 2020).
Berikut contoh penggunaan kata sumpah pada makna sebenarnya.
Kata sumpah pada data di atas, mengindikasikan makna kata sumpah sesuai dengan makna leksikalnya, yaitu janji atau ikrar. Ikrar atau janji mengindikasikan ada tindakan atau kewajiban yang harus dilaksanakan setelah mengucap sumpah.
ADVERTISEMENT
Pada data di atas berkaitan dengan kata sumpah jabatan. Hal ini membuktikan bahwa kata sumpah selalu diikuti oleh kesetiaan sumpah dengan cara berbakti pada undang-undang dasar dan mengamalkanya.
Pada data di atas, bahwa kata sumpah pada makna sebenarnya bersifat sakral untuk menyatakan suatu janji dan kata sumpah dapat ditemukan di pengadilan, seperti pengadilan agama, pengadilan negri, mahkahamh Agung, dan lain-lain.
Namun, Pada pekembangan di generasi milineal. kata sumpah dapat ditemukan di media sosial dan berganti menjadi suatu candaan dikalangan anak muda dan mengalami perluasan, sehingga kata sumpah menunjukan beragam makna baru. Ketidaksadaran pengguna dalam menggunakan kata sumpah menjadikan adanya variasi yang menjadi gejala semantik, yaitu pergeseran makna.
ADVERTISEMENT
Bahasa bersifat dinamis yang berarti bahasa dengan seiring perkembangan zaman selalu mengalami perkembangan dan bisa jadi mengalami perubahan makna. Perubahan dan perkembangan dalam bahasa merupakan hal yang umum terjadi. Perkembangan dan perubahan kata dapat terjadi pada berbagai tataran, seperti pada tataran fonologis, sintaksisi, morfologis, semantik dan pragmatik.
Seperti yang dikatakan oleh Djajasudrama bahwa antara bahasa dan manusia akan selalu berkembang dan berjalan selaras. (Djajasudrama, 2013). Dengan kata lain, manusia menggunakan bahasa, maka bahasa akan berkembang dan makna pada bahasa ikut berkembang.
Makyun Subuki dalam bukunya yang berjudul Semantik Pengantar Memahami makna Bahasa mengungkapkan faktor terjadinya perubahan arti atau pergeseran, diklasifikasikan terdapat dua faktor yaitu bersifat kebahasaan dan sifat non-kebahasaan.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan sebab kebahasaan, Breal menyebutkan istilah penularan (contagion), yaitu perubahan arti yang disebabkan oleh penyandingan suatu kata dengan kata lainya dalam derajat yang terlapau tinggi, dan perubahan bentuk tertentu menjadi bagian dari elemen gramatikal sebuah bahasa atau gramatikalisasi.
Terkait dengan sebab Non- Kebahasaan terdapat 6 faktor yaitu:
ADVERTISEMENT
Konsekuensi yang diakibatkan oleh perubahan arti ada dua macam, yaitu evaluasi denotatif dan evaluasi konotatif. Evaluasi denotatif terkait dengan evaluasi wilayah arti dari sebuah ungkapan yang bisa menjadi meluas (generelisasi) atau menyempit (spesifikasi). Adapun evaluasi konotatif terkait dengan evaluasi nilai emotif dalam arti sebuah ungkapan yang bisa jadi membaik (amariolisasi) atau memburuk (peyorasi). (Subuki, 2011)
Contoh pergeseran makan sumpah yang terdapat di media sosial Twitter
Dari data tersebut kata sumpah dapat diidentikasikan bahwa telah bergeser maknanya. Kata sumpah pada teks di atas memiliki makna meyakinkan kepada orang lain bahwa makanan tersebut rasanya enak atau benar-benar enak dan menegaskan bahwa makanan yang dimakanya benar-benar enak.
ADVERTISEMENT
Kata sumpah pada data di atas mengalami generelisasi, awalnya memiliki makna resmi untuk mengungkapkan janji atau ikrar yang teguh, kata tersebut berganti menjadi makna yang lebih luas untuk meyakinkan kepada orang lain.
Pergeseran kata sumpah ini kearah positif atau yang lebih baik dapat disebut Ameliorasi. Penjelasan dari data tersebut menjadi “serius ini enak banget, ditambah telur, kobis dan bakso”.
Contoh Kedua Pergeseran Makna.
Data diatas pada kata sumpah telah mengalami pergeseran makna. Kata sumpah diatas merupakan pengungkapan perasaan penutur terhadap yang dirasakan pada dirinya, hal tersebut yaitu rasa lapar.
Dengan data tersebut kata sumpah mengalami generelisasi, yang awalnya kata serius memiliki makna yang serius untuk mengungkapkan janji atau ikrar yang teguh lalu mengalami perubahan makna yang lebih luas seperti data di atas untuk mengungkapkan perasaan penutur yang sedang diarasakanya.
ADVERTISEMENT
Kata tersebut berubah menjadi kata “serius” yang artinya sungguh-sungguh. Kata sumpah cenderung bergeser kearah lebih postif atau lebih baik yang disebut Ameliorasi. Kata sumpah Penjelasan dari data tersebut menjadi “ Serius Woe, Malem-Malem Gue Lapar Banget".
Pengaruh pergeseran makna pada kata sumpah, terdapat dua pengaruh yaitu pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi dan pengaruh bahasa asing.
Pengaruh ilmu dan Teknologi pada kata sumpah, dahulu kata sumpah mengandung makna yang sangat sakral dan tidak bisa dipermainkan begitu saja. Sedangkan pada masa sekarang, kata sumpah bergeser maknanya kata tersebut digunakan untuk meyakinkan orang lain atau menegaskan sesuatu dan untuk mengungkapkan persaan.
Seperti yang dikatakan oleh Chaer bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan pergeseran makna.(Chaer, 1990). Salah satu yang mendukung perluasan makan adalah kecenderungan masyarakat Indonesia membuat generelisasi, sehingga yang berperan besar dalam perluasan makna yaitu pemakai bahasa itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa Internasional, sehingga pengaruh bahasa Inggris sangat signifikan terhadap Bahasa Indonesia. Pada bahasa Inggris, kata sumpah memiliki beragam makna.
Mulai dari kata oath yang berarti sumpah dalam penggunaanya untuk makna paling serius, seperti di dalam pengadilan. Berbeda lagi dengan kata swear yang dalam penggunanaya paling umum dalam kehidupan sehari-hari dan pada kata Vow yang merupakan kata sumpah dalam situasi formal, misalnya dalam perjanjian dalam pernikahan. (Hornby, 2005)
Sementara itu, dalam bahasa Indonesia, makna sumpah hanya memiliki satu makna, karena ada pengaruh bahasa asing atau bahasa inggris yang masuk sehingga kata sumpah yang dipakai generasi milenial menjadi memiliki makna beragam atau makna yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Kata sumpah dalam kamus bahasa Indonesia sampai sekarang masih memiliki satu makna yaitu pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhanya) atau dapat dikatakan sebagai janji atau ikrar.
Tetapi seiring dengan perkembangan zaman kata tersebut bergeser maknanya. Makna sumpah menunjukan perluasan atau generelisasi dan berdasarkan tanggapan pemakai bahasa menenjukan kecenderungan perubahan yang positif atau Ameriolasi.
Makna tersebut bergeser menjadi menegaskan sesuatu atau meyakini orang lain dan digunakan dalam mengungkapakan sesuatu. Jadi, Makna sumpah dalam kamus bahasa Indonesia bukan memiliki dua arti tetapi terjadinya pergeseran makna, disebabkan perkembangan teknologi dan pengaruh bahasa asing.
References
Badan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]
ADVERTISEMENT
Chaer, A. (1990). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudrama, F. (2013). Semantik 2. Bandung: PT Rafika Aditama.
Erdianto, K. (2019, Oktober 22). Ini Bunyi Sumpah Pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'aruf Amin. Retrieved from Kompas.com.
Hornby, A. (2005). Oxford Advanced Learner's dictionary. Oxford: International Student's Edition.
Subuki, M. (2011). Semantik Pengantar Memhami Makna Bahasa. Jakarta: Transpustaka.