Konten dari Pengguna

Menghadapi Kenaikan PPN: Cara gen Z tetap menabung dari The Psychology Of Money

Aldy Hermansyah
Mahasiswa tingkat 2 Akuntansi Sektor Publik Sarjana Terapan Politeknik Keuangan Negara STAN.
24 Desember 2024 14:22 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aldy Hermansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi beban gaji akibat PPN 12% (AI-generated image by ChatGPT, OpenAI)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi beban gaji akibat PPN 12% (AI-generated image by ChatGPT, OpenAI)
ADVERTISEMENT
Ketika berbicara tentang gen Z, di pikiran kita akan terlintas gaya hidup yang unik, dinamis, dan melek teknologi. Generasi ini seringkali memimpin berbagai tren kehidupan, mulai dari fashion, makanan, hingga tren hiburan. Selain itu, Gen Z dikenal sangat peduli akan diri sendiri yang terbukti dari populernya isu-isu kesehatan mental di tengah mereka. Cara cara mereka menjaga kesehatan mental dengan berbagai gaya hidup yang unik membuat generasi ini memiliki ciri khas yang membedakan dengan generasi lain. Generasi ini juga peduli dengan #Uangkita yang terbukti dengan tingginya minat akan organisasi yang tertarik dengan pengelolaan keuangan Negara seperti Komunita.
ADVERTISEMENT
Namun, ada cerita lain yang jarang terdengar—kesadaran finansial yang mulai tumbuh di kalangan anak muda ini, terutama terkait pentingnya menabung dan mengelola pengeluaran di tengah berbagai tantangan ekonomi. Oleh karena itu, isu ekonomi seperti naiknya tarif PPN pun seketika menyita perhatian generasi ini. Bukan tanpa sebab, kenaikan PPN ini berpengaruh langsung terhadap berbagai lifestyle gen Z yang dinilai akan menganggu kesehatan finansial mereka.
Di sinilah pentingnya memiliki strategi mengelola keuangan khususnya menabung yang tepat. Dalam sebuah buku keuangan popular berjudul The Psychology of money disajikan berbagai tips menabung walaupun mengalami berbagai tantangan. Dengan strategi dan pendekatan yang tepat, Gen Z dapat membangun stabilitas keuangan sambil tetap menikmati gaya hidup yang seimbang, meski di tengah tantangan seperti kenaikan PPN.
ADVERTISEMENT

PPN 12% Pukulan Telak bagi Gen Z?

Baru-baru ini, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% menjadi perbincangan hangat. Kebijakan ini menuai pro dan kontra karena dinilai dapat memperberat daya beli masyarakat yang masih lemah. Tarif baru, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025, berpotensi menekan konsumsi rumah tangga. Data BPS dan BI menunjukkan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91% secara tahunan, tetapi menurun -0,48% secara triwulanan.
Selain itu, kenaikan PPN bisa memicu inflasi, seperti pada 2022 ketika tarif naik dari 10% ke 11% yang menyebabkan inflasi naik 2,65%. Efek domino ini dapat berdampak pada konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Walaupun pemerintah mengklaim bahwa PPN 12% hanya dikenakan pada barang mewah saja, tampaknya terdapat perbedaan definisi “Barang Mewah” antara pemerintah dengan masyarakat – khususnya gen Z. Beberapa produk barang mewah yang mengalami kenaikan PPN ini sejatinya masuk dalam konsumsi primer mayoritas generasi Z seperti langganan Netflix, Spotify, hingga voucher game online yang berkaitan erat dengan gaya hidup gen Z. Akibat dari kenaikan PPN ini, gen Z harus membayar 1,75 juta lebih mahal dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT

Bisakah Gen Z tetap Menabung?

Secara teoritis, tabungan masyarakat dapat dihitung dengan melihat pendapatan disposibel yang diperoleh. Pendapatan disposibel adalah pendapatan dikurangi pajak kemudian ditambah dengan subsidi. Dari sini terlihat adanya hubungan negatif antara pajak dengan pendapatan disposibel masyarakat, kenaikan pajak seperti PPN 12% akan berdampak pada penurunan pendapatan disposibel begitupun sebaliknya. Selanjutnya, berdasarkan pendapatan disposibel tersebut kita dapat menghitung tingkat tabungan masyarakat dengan menghitung proporsi menabung dari pendapatan disposibel yang diperoleh, lalu dikurangi dengan konsumsi otonom. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kenaikan PPN ini akan menyebabkan turunnya tabungan masyarakat mengacu pada berkurangnya pendapatan disposibel karena kenaikan pajak.
Dalam konteks ini, kenaikan PPN akan berdampak langsung pada berkurangnya tabungan, khususnya di kalangan generasi muda seperti Gen Z. Menghadapi tantangan seperti ini tentunya memunculkan pertanyaan, “Bisakah gen Z tetap menabung?” Oleh karena itu,dibutuhkan sebuah strategi menabung yang efektif untuk memastikan generasi muda tetap mampu mempersiapkan keuangan masa depan di tengah tantangan ekonomi tersebut.
ADVERTISEMENT

Tips Menabung ala Buku The Psychology of Money

Untuk memastikan generasi Z tetap bisa menabung menghadapi kenaikan PPN ini, Morgan Housel – penulis buku The Psychology of Money – memberikan beberapa strategi menabung yang efektif bagi gen Z. Berikut adalah beberapa strategi kunci yang dapat dilakukan:
1. Turunkan Egomu!
Dalam buku ini didefinisikan bahwa tabungan bukan selisih antara pendapatan dan pengeluaran, melainkan pendapatan dan ego. Pada dasarnya semua orang mempunyai kebutuhan dasar, yang membedakan pengeluaran setiap individu adalah ego yang berbeda-beda. Pengeluaran yang berada di luar kebutuhan dasar, sejatinya dipengaruhi ego untuk aktualisasi diri – menunjukan bahwa Anda punya uang – dengan membelanjakannya. Oleh karena itu dengan menurunkan ego, Anda dapat menghindari pengeluaran yang tidak perlu sehingga tabungan dapat tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
2. Tidak perlu alasan untuk menabung
Ketika mengamati perilaku menabung, masyarakat memiliki kecenderungan menabung hanya untuk tujuan tertentu seperti membeli rumah, kendaraan, liburan, dan sebagainya. Namun sejatinya Anda tidak memerlukan alasan spesifik seperti itu untuk menabung. Buku ini mengajarkan bahwa menabung harus dilakukan setiap orang dalam keadaan apapun. Untuk menghadapi dunia yang tidak bisa diprediksi, menabung adalah alat untuk berjaga-jaga ketika terjadi hal-hal di luar kendali. Selain itu dengan adanya tabungan, kita memiliki kelebihan fleksibilitas keuangan yang siap menghadapi berbagai tantangan seperti kenaikan PPN ini.
3. Beri ruang untuk kesalahan
Dalam upaya pengelolaan keuangan seperti menabung, keadaan tidak selalu berjalan seperti apa yang direncanakan. Beberapa hal mungkin saja dapat berjalan di luar prediksi yang mengganggu keuangan Anda. Dalam hal inilah, ruang untuk kesalahan berperan penting. Dengan adanya hal tersebut, kita memiliki perkiraan yang lebih luas dalam perencanaan kita. Tidak hanya berfokus pada proyeksi terbaik, kita juga mempertimbangkan proyeksi terburuk yang mungkin terjadi. Pertimbangan tersebut akan secara langsung mempengaruhi cara Anda berpikir saat proyeksi tersebut benar-benar terjadi. Hal ini dapat membantu mengurangi kecemasan dan kegelisahan, sehingga memungkinkan Anda mengambil keputusan dengan lebih bijak.
ADVERTISEMENT
4. Berhati-hatilah mengambil saran keuangan
Berbeda dengan berbagai ilmu pasti seperti matematika, keuangan seringkali memiliki penyelesaian yang berbeda bahkan untuk masalah yang sama. Seperti yang kita tahu, terdapat berbagai artikel keuangan di internet yang menyajikan berbagai tips meyakinkan dalam mengelola uang. Namun yang perlu diketahui bahwa pengelolaan keuangan selalu berbeda bagi setiap orang. Terdapat berbagai kemungkinan kesesuaian tips tersebut dengan masalah yang Anda hadapi. Beberapa tips yang sesuai mungkin berhasil untuk diterapkan, tetapi beberapa yang lain bisa jadi memperburuk keadaan. Oleh karena itu, evaluasi sumber informasi keuangan, terutama dari media sosial. Jangan langsung mengikuti saran tanpa memahami konteks pribadi Anda.
Selain itu, untuk menunjang strategi tersebut Anda dapat mengikuti beberapa tips-tips praktis menabung berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Gunakan rekening terpisah
Pada kenyataannya kita seringkali membelanjakan uang untuk produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Perilaku seperti ini seringkali disebut belanja impulsif yang dipengaruhi oleh dorongan emosional. Untuk membatasi atau bahkan mencegah hal tersebut, apalagi hingga menggunakan uang tabungan Anda dapat menggunakan rekening terpisah antara rekening konsumsi dengan rekening tabungan. Pemisahan rekening ini akan menciptakan batasan yang jelas antara uang yang boleh digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan uang yang dialokasikan untuk tujuan keuangan jangka panjang Dengan adanya pemisahan, Anda secara otomatis akan berpikir dua kali sebelum menggunakan uang dari rekening tabungan untuk belanja impulsif.
2. Buatlah rencana dan evaluasi periodik
Pada dasarnya inti dari pengelolaan keuangan adalah rencana dan evaluasi. Hal tersebut juga berlaku ketika menabung. Untuk membantu proses pengelolaan tabungan, sebaiknya Anda merencanakan dengan cukup mengenai tabungan seperti nominal menabung, waktu menabung, periode tabungan, hingga toleransi penggunaan uang tabungan yang akan membantu nantinya. Di lain sisi, evaluasi memainkan peran penting untuk memperbaiki dan meningkatkan perencanaan Anda di periode selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kenaikan PPN memang menjadi tantangan, tetapi dengan strategi yang tepat, Gen Z tetap dapat menjaga kesehatan finansial mereka. Menabung bukan hanya tentang berapa banyak yang Anda sisihkan, tetapi juga tentang bagaimana Anda mengelola gaya hidup dan menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Dengan menerapkan prinsip dari The Psychology of Money serta tips praktis di atas, Gen Z dapat menemukan keseimbangan antara menikmati hidup dan membangun masa depan finansial yang lebih stabil. Dengan finansial yang stabil kita dapat
#Uangkita untuk Masa Depan Indonesia