Konten dari Pengguna

5 Hal Menarik Tentang Kota Ponorogo

Alex Rudini Sulaiman
Aparatur Sipil Negara yang berpindah-pindah tempat kerja ke luar negeri untuk membela kepentingan bangsa.
29 April 2018 21:06 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alex Rudini Sulaiman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seniman reog unjuk rasa (Foto: Siswowidodo/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Seniman reog unjuk rasa (Foto: Siswowidodo/ANTARA)
ADVERTISEMENT
Beberapa minggu lalu kumparan dihebohkan dengan adanya kegiatan kunjungan dan tukar pikiran para diplomat muda Kementerian Luar Negeri ke Pondok Pesantren Modern Gontor. Berbagai cerita telah dibahas mengenai program pengabdian masyarakat oleh para peserta pendidikan dan latihan (diklat) Sesdilu tersebut. Namun ada satu hal yang sepertinya terlewatkan, yaitu pembahasan mengenai kota di mana Gontor berada, yakni Kota Ponorogo. Mari kita simak apa saja yang menarik dari kota ini.
ADVERTISEMENT
Ponorogo merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki penduduk sebanyak 1,13 juta jiwa. Nama Ponorogo sendiri menurut sejarah berasal dari kata “Pramana” yang berarti daya kekuatan, rahasia hidup, dan “Raga” yang berarti badan, jasmani. Kedua kata tersebut dapat ditafsirkan bahwa di balik jasmani manusia tersimpan suatu rahasia hidup berupa olah batin yang mantap berkaitan dengan pengendalian diri.
Mari mengenal lebih jauh tentang kota ini:
1. Reog
Ponorogo identik dengan kesenian khas bernama Reog Ponorogo. Reog ini terdiri dari penampilan topeng kepala singa dengan hiasan bulu merak yang dikenal dengan nama Singabarong, Jatilan, yaitu sekelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan dan warok, yang berada di balik topeng merah.
Topeng Singabarong mempunyai berat 50 hingga 60 kilogram dan keistimewaannya topeng ini dibawa oleh penarinya hanya dengan kekuatan giginya.
ADVERTISEMENT
Reog Ponorogo hanya dipentaskan di waktu waktu tertentu saja seperti pernikahan, khitanan, dan hari-hari besar nasional. Tiap pertunjukan Reog didasari oleh skenario yang berbeda-beda tergantung acaranya dan terdapat interaksi antara pemain dengan dalang dan juga para penontonnya.
2. Kota Santri
Kota Ponorogo dikenal luas sebagai 'Kota Santri' karena di Kabupaten Ponorogo terdapat pondok pesantren yang dikenal dengan nama Pondok Modern Darussalam Gontor.
Pondok ini didirikan pada tahun 1926 yang bercikal bakal dari Pondok Tegalsari di Desa Jetis Ponorogo. Pondok Tegalsari sangat termashur pada masanya sehingga didatangi ribuan santri dari berbagai daerah di pelosok Nusantara, namun pada pertengahan abad ke-19 mengalami kemunduran. Berbekal 40 santri yang dibawa dari Pondok Tegalsari, Kyai RM Sulaiman Djamaluddin bersama istrinya mendirikan Pondok Gontor Lama di sebuah tempat yang terletak 3 kilometer dari Tegalsari.
ADVERTISEMENT
Pada 20 September 1926 putra dari Generasi ketiga kepemimpinan Pondok Gontor Lama resmi mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor.
Hingga kini Pondok Gontor mendidik para santri dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (Tsanawiyah) hingga Universitas, baik untuk Putra dan Putri. Keunikan Pondok ini adalah bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Inggris dan Arab, dan pemakaian Bahasa Indonesia atau bahasa daerah di sini dilarang dan dapat dikenakan hukuman.
Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor menekankan pada pembentukan pribadi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas yang merupakan moto pendidikan di sini.
3. Sate Ponorogo
Berbicara tentang kekhasan kuliner Ponorogo tidak lepas dari sate. Berbeda dengan sate Madura yang dagingnya dipotong kecil-kecil, sate khas Ponorogo ini disajikan dengan daging yang dipotong pipih memanjang sehingga lebuh lembut dan mudah dikunyah.
ADVERTISEMENT
Sebelum dibakar, daging sate Ponorogo direndam dengan bumbu bacem sehingga bumbu meresap ke dalam daging. Setelah itu dibakar, dicelup bumbu, dan dibakar lagi. Bumbu satenya pun juga berbeda karena dibuat dari kacang yang ditumbuk, kemudian dicampur air tanpa ditambahkan kecap. Warung sate paling terkenal di Ponorogo adalah Tukri Sobikun yang terletak di Gang Sate Kota Ponorogo, sekitar 500 meter dari Pasar Legi Songgolangit. Untuk oleh-oleh sate ini akan dikemas dalam besek dan bisa awet dalam waktu 2 hari, sehingga tidak usah khawatir sate akan basi dalam perjalanan.
4. Penghasil TKI Terbesar di Jawa Timur
Siapa yang menyangka bahwa Kabupaten Ponorogo mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terbanyak ke luar negeri dari Provinsi Jawa Timur. Menurut data resmi BNP2TKI pada 2018 hingga bulan Maret ini, Kabupaten Ponorogo telah mengirimkan sebanyak 1.782 orang TKI di luar negeri setelah sebelumnya pada tahun 2016 mengirimkan 6.597 orang TKI dan 9.075 orang di tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Di Ponorogo bahkan terdapat perumahan TKI yang pembangunannya diresmikan pada Desember 2017 oleh Menteri ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri. Perumahan khusus untuk para TKI ini terletak di Kecamatan Cokromenggalan yang merupakan inisiatif dari kelompok TKI purna yang awalnya akan membangun 50 rumah untuk para TKI.
Menjadi TKI sudah menjadi tren bagi penduduk Ponorogo sejak tahun 2006 dan didominasi oleh para wanita. Dampak positif bagi Kabupaten Ponorogo tentunya adalah perputaran ekonomi yang semakin meningkat, namun dampak sosial yang negatif seperti meningkatnya perceraian dan terlantarnya anak-anak juga turut meningkat.
5. Telaga Ngebel
Ponorogo menawarkan keindahan alamnya sebagai tempat kunjungan wisata. Berbagai tempat wisata alam tersebar di Kabutaen Ponorogo, salah satunya yang terkenal adalah sebuah telaga di Desa Ngebel, Kecamatan Jenangan, yang dikenal dengan Telaga Ngebel.
ADVERTISEMENT
Telaga ini terbentuk secara alami dari aliran sumber air Kanal Santen dan air terjun Toyo Marto dan mempunyai luas 5 kilometer persegi. Air telaganya jernih kehijauan akibat aktifitas biota air di bawah telaga. Posisinya di bawah kaki Gunung Wilis membuat hawa sekitar telaga sejuk khas dataran tinggi sekitar 20 hingga 26 derajat celcius. Untuk mengunjungi Telaga ini tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam, cukup membayar Rp 5.000 per orang dan membayar parkir Rp 3.000 untuk mobil dan Rp 2.000 untuk motor.