Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Juru Bahasa Merupakan Bentuk dari Diplomasi
8 April 2018 23:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Alex Rudini Sulaiman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Foto: Foter.com)
ADVERTISEMENT
Seorang diplomat interpreter (juru bahasa) dibutuhkan karena penjurubahasaan itu sendiri merupakan bentuk dari diplomasi.
Lalu kita dapat bertanya, apakah terdapat perbedaan antara diplomat juru bahasa dengan seorang juru bahasa profesional? Pada dasarnya keduanya mempunyai persamaan karena sama-sama memiliki tugas untuk menyampaikan pesan dari orator kepada lawan bicaranya. Perbedaannya adalah seorang diplomat juru bahasa fokus bekerja pada isu-isu diplomatik dan memiliki akses terhadap informasi tertentu. Sedangkan juru bahasa biasa pada umumnya seperti bunglon dalam arti mereka harus dapat beradaptasi dengan variasi topik yang dialihbahasakan, bisa dari bidang kedokteran, pendidikan, arkeologi, kuliner, hingga bidang teknik, dan seterusnya.
Keunggulan dari seorang diplomat interpreter adalah ia bekerja di bidang diplomatik sehingga mempunyai kelebihan pengetahuan dalam peristiwa politik, sosial, dan budaya dunia. Selain itu seorang diplomat juga mengetahui sensitifitas dalam menterjemahkan suatu pembicaraan di tingkat menteri ataupun kepala negara.
ADVERTISEMENT
Penjurubahasaan Bukan Penerjemahan
Juru bahasa bukan penerjemah. Pekerjaan juru bahasa pun sangat berbeda dengan penerjemah. Kedua bidang tersebut mempunyai dinamika kerja masing-masing. Seorang penerjemah umumnya bekerja sendiri dan tugasnya adalah menyusun ulang serta menerjemahkan suatu teks dari bahasa tertentu ke dalam bahasa lain. Penerjemah dituntut untuk memiliki keterampilan menulis yang baik dan memahami gaya serta ekspresi dalam tulisan. Penerjemah lebih memiliki waktu untuk melakukan pekerjaannya sehingga hasil kerjanya harus akurat. Sedangkan seorang juru bahasa bekerja bersama dengan orang lain, ada orator yang didampingi. Juru bahasa harus dapat melakukan alih bahasa secara instan pada saat orator menyampaikan pesannya, dan tidak boleh ragu-ragu. Karena sifat pekerjaannya yang instan tersebut maka juru bahasa tidak dituntut untuk akurat, yang penting inti pesan yang ingin disampaikan orator dapat dimengerti oleh lawan bicaranya.
ADVERTISEMENT
Simultaneous dan Consecutive
Ada dua jenis interpretation (pengalibahsaan) yang sering digunakan yakni simultaneous interpretation (simultan/langsung) dan consecutive interpretation (konsekutif/berurutan). Dalam consecutive interpretation juru bahasa lebih mengandalkan kemampuan untuk merangkum. Juru bahasa yang baik dapat mengingat apa yang dikatakan dan harus memiliki kemampuan untuk meringkas poin-poin penting yang diangkat dalam pembicaraan.
Dalam simultaneous interpretation dibutuhkan refleks yang cepat, konsentrasi yang kuat, dan pengetahuan yang baik mengenai topik atau isu yang sedang dibahas. Selain itu, juru bahasa tidak hanya harus menguasai bahasa yang mereka gunakan, tetapi juga harus dapat memilih padanan kata yang tepat atau mengerti ungkapan yang dilontarkan oleh orator pada saat berbicara. Oleh karena faktor-faktor inilah maka simultaneous interpreting lebih memacu adrenalin juru bahasa.
ADVERTISEMENT
Kiat untuk Menjadi Juru Bahasa yang Baik
Untuk menjadi juru bahasa (interpreter) yang baik, baik bagi seorang diplomat interpreter atau juru bahasa pada umumnya harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, baik untuk jenis pengalihbahasaan simultan ataupun konsekutif.
1. Juru bahasa harus fokus pada kata-kata kunci
Misalnya dalam dunia diplomasi kerap muncul istilah atau kata seperti pembangunan berkelanjutan, globalisasi, networking, kerangka kerja, penegakan hukum, stakeholders, dan sebagainya. Lupa untuk menerjemahkan kata kunci maka akan menimbulkan kebingungan para pendengar dan juru bahasa akan dianggap tidak kompeten. Oleh karena itu, penting bagi seorang juru bahasa untuk mengenal dan terbiasa dengan kata-kata kunci yang digunakan.
2. Mencari berbagai informasi
Dalam mempersiapkan diri sebelum melakukan penjurubahasaan, penting untuk membaca sumber informasi seperti surat kabar nasional dan asing, jurnal, mendengar siaran berita, serta menambah pengetahuan umum yang terkait dengan isu yang akan dibahas. Memiliki catatan mengenai informasi yang relevan akan membantu pekerjaan si juru bahasa. Idealnya interpreter memiliki pidato yang akan disampaikan beberapa hari sebelumnya, untuk mempersiapkan kosakata dan ekspresi.
ADVERTISEMENT
3. Percaya diri
Kepercayaan diri seorang juru bahasa sangatlah esensial. Sikap percaya diri akan memastikan bahwa juru bahasa (interpreter) merupakan orang yang berkaliber dan memiliki pengalaman yang memadai.
4. Kerja sama tim
Dalam melakukan simultaneous interpretation para juru bahasa sebaiknya bekerja dalam tim untuk menghindari kesalahan dalam menerjemahkan dan juga agar terdapat waktu jeda untuk istirahat. Selain itu juga menjalin kerjasama yang baik dengan pihak penyelenggara ataupun delegasi agar tercipta kondisi yang kondusif agar para juru bahasa dapat bekerja dengan efektif.